Berkenalan
dengan Sang Pikiran
Oleh Aryavamsa
Frengky, M.A.
Arahkan pikiran anda maka anda mengarahkan
hidup anda
BERKENALAN DENGAN SANG PIKIRAN
Bentuk kehidupan di peradaban
manusia sangat erat dengan cara manusia berpikir. Dimulai dari peradaban
nomaden di abad prasejarah dimana manusia masih mengandalkan lingkungan tempat
mereka hidup tanpa mampu berkreasi hingga akhirnya manusia mengenal api sebagai
alat untuk berkreasi dan inilah membuat mereka akhirnya menetap dan berikutnya terbentuklah
sebuah masyarakat atau kelompok orang yang menetap. Kemudian dibentuklah hukum,
aturan main yang mengikat sang masyarakat serta sistem administrasi kemasyarakatan
yang tujuannya mengatur agar sistem kehidupan bermasyarakat menjadi teratur dan
saling menghormati.
Inilah secuill cerita singkat bagaimana peradaban manusia diubah dari cara
berpikir manusia yang juga berkembang.
Cara kita berpikir sebagai insan pribadi saat ini juga menentukan cara kita
hidup. Psikologi humanistik menguatkan dalam penjelasan ini. Sebelum psikologi
humanistik berkembang, psikologi behavioristik lebih awal berkembang.
Perbedaannya sangat terlihat antara dua pandangan psikologi ini. Behavioristik
melihat bahwa manusia lebih banyak dibentuk oleh lingkungan pengaruh dari
stimulus yang direspon berkali-kali sehingga membentuk psikologis manusia.
Sedangkan humanistik melihat bahwa manusia memiliki andil untuk membentuk
psikologis dirinya sendiri, dengan akal yang dimilikinya. Bahkan tokoh
pendidikan Nusantara - Ki Hajar Dewantara telah menuliskan tentang daya cipta,
rasa, dan karsa yang ada pada manusia.
Hal ini semua berkaitan erat dengan
pikiran. Salah satu indera yang tidak dibahas dalam segala pembelajaran biologi
sekolah.
Mengarahkan pikiran bukanlah perkara
yang mudah dan cepat. Anda perlu proses untuk berkenalan dengan sang pikiran.
Kenalkan pikiran anda sendiri dengan melihat hidup anda. Bagaimana anda memilih
dan merencanakan untuk memilih? Ini dapat anda lihat sendiri. Saat anda melihat
tulisan di buku ini, dan diminta untuk mengamati pikiran anda sendiri tentu ada
pikiran yang sedang mengamati pikiran lain.
Pikiran itu layaknya sebuah potongan
kue lapis, yang memiliki lapis-lapis yang saling melengkapi. Begitulah pikiran,
mereka dapat saling mengamati satu sama lainnya. Dunia yang terbentuk di
sekeliling kita pun adalah karya pikiran kita. Ketika anda memimpin dengan cara
yang anda pilih pun itu karena pikiran anda.
Cara anda memilih pakaian, memilih
makanan, memilih pasangan, memilih profesi pekerjaan itu semua pikiran anda
yang memutuskan, namun tidak semua yang kita putuskan adalah diperoleh dari
pikiran yang kuat dan sehat serta sadar, sebagian dikarenakan oleh pikiran yang
tidak sadar atau bawah sadar. Mengapa? Ketika anda siap atas segala resiko
(bukan resiko atas bunuh diri) di dalam hidup yang anda pilih itu menunjukkan
anda memahami putusan anda secara sadar. Namun ketika anda menjadi menyesal,
sedih, putus asa atas pilihan hidup anda, ini mungkin anda tidak menyadari di
awal atas cara anda berpikir.
Berkenalanlah dengan pikiran anda
maka anda akan mengenal hidup anda, mengarahkannya, membahagiakannya,
mengkaryakannya sehingga dapat membahagiaan banyak orang. Pikiran ini dapat
menjadi sangat lembut jika anda merawatnya dengan sehat, namun pikiran pun
dapat menjadi sangat liar, keji, kejam dan menghancurkan jika ia tidak dirawat
dengan tepat.
Pikiran manusia bisa bekerja
layaknya pikiran nabi-orang yang luhur, namun juga dapat bekerja lebih dari
binatang buas. Kita perlu sebuah pemahaman yang kuat bahwa pikiran yang sehat
itu layaknya sebuah pohon besar yang rindang, yang menjaga tanah agar tidak
longsor, menjaga kandungan air yang bersih, memberikan tempat untuk
burung-burung bersarang, memberikan buah untuk makan para hewan atau manusia,
menyumbangkan oksigen kehidupan, serta juga menumbuhkan tunas untuk
keberlangsungan kebaikan. Pikiran sehat yang kuat di kondisi apapun ia akan
memberikan kesejukan, kebaikan dan keluhuran.
Sebaliknya pikiran yang liar, sakit
dan lemah, ia layaknya tanaman parasit yang hidup menumpang namun merusak
inang, kehadirannya merusak kehidupan lain, menjatuhkan, menghancurkan semua
dilakukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok, tidak peduli orang lain,
atau makhluk lain.
Berkenalan dengan sang pikiran perlu
dilatih dengan memulai untuk menghentikan pikiran-pikiran yang buruk. Lihatlah
hidup kita, tentu hidup kita dihiasi dengan berbagai bentuk pikiran di
antaranya adalah pikiran yang buruk. Pikiran yang buruk bercirikan pikiran yang
tidak terkendalikan. Anda tidak sadarkan diri untuk melihat dampak dari pikiran
yang telah muncul dan berkembang. Terkadang anda hanya berpikir ini baik untuk
ku, namun anda lupa untuk berpikir apakah ini baik untuk dia, mereka atau
banyak orang. Apakah cara ini membuat saya dan mereka hidup lebih baik?
Perhatikanlah pikiran mereka pelaku bom bunuh diri. Mereka meyakini dengan
kematian mereka di antara orang-orang di sekitarnya, bahkan mereka melakukan
bom bunuh diri tidak pernah ditemukan dilakukan di tengah samudra yang kosong
tidak ada orang lain, atau di tengah hutan yang sunyi, hampir 100% pelaku bom
bunuh diri melakukan tindakannya di tempat keramaian. Apa yang membuat mereka
berpikir seperti ini? Mereka tentu menyakini sebuah kebaikan atas perbuatan
mereka. Namun dunia ini menjadi rusak jika kebaikan dinilai hanya dalam
melakukan pembunuhan atas diri sendiri dan orang lain. Pembunuhan dalam bentuk
apapun dalam pencapaian kebahagiaan adalah malapetaka atas peradaban manusia. Pengertian
pikiran yang buruk perlu sekali kita pahami sebagai awal yang baik untuk
mengenal sang pikiran. Untuk itu perlu kita tegaskan bahwa pikiran yang buruk
adalah pikiran yang menyakiti, menyiksa, melukai, merusak kehidupan dirinya dan
orang banyak. Kata-kata menyakiti, merusak, melukai dapat diterjemahkan dalam
arti yang lebih sempit seperti pikiran yang malas mengembangkan diri untuk
lebih baik, malas membuka diri untuk mengetahui pengetahuan yang luas di dunia
ini dan berpikiran paling benar, malas untuk belajar mengamati diri sendiri
namun lebih senang mencela, mencaci, hingga menghina orang lain.
Pikiran-pikiran buruk yang anda
pahami dan kenali melalui penjelasan di atas akan membantu untuk memunculkan
pikiran-pikiran baik. Pikiran baik bercirikan dengan pikiran yang selalu
tumbuh, segar, memberikan kesejukan, perhatian, kasih sayang, simpati kepada
diri sendiri dan juga orang banyak. Pikiran ini senang mencintai kehidupan
dirinya dan orang banyak. Mereka sang pikiran baik senantiasa membentuk pribadi
yang peduli, perhatian, penuh kasih sayang, simpati. Berdekatan dengan mereka
yang memiliki pikiran baik senantiasa menumbuhkan semangat, motivasi,
kegembiraan, kebahagiaan dan kekuatan untuk terus berkarya.
Bentuk pikiran berikutnya adalah
pikiran yang tenang, pikiran yang luhur. Pikiran ini pikiran yang kaya akan
kebaikan, yang terlepas dari ikatan dunia yang tidak pasti. Pikiran ini sangat
kuat, tidak goyah, penuh keteguhan dalam keluhuran. Pikiran ini memiliki ciri
khas kesadaran atas kehidupan saat ini, tidak ada kekhawatiran akan masa depan,
serta bebas dari kenangan-kenangan masa lalu. Pikiran luhur memberikan
ketegaran dalam hidup, tidak ada putus asa, kesedihan, kegelisahan, ketakutan
atau bentuk pikiran negatif lainnya. Pikiran luhur ini membuka jalan menuju
kebahagiaan sejati yang bebas dari ketergantungan akan kondisi, sehingga
dimanapun, kapanpun, suasana apapun tidak mengoyahkan kebahagiaan sang pikiran
luhur ini.
Berkenalan dengan sang pikiran lebih
mudah daripada berkenalan dengan sang teman baru. Lihatlah saat anda membaca
buku saku ini tentu indera mata anda menangkap cahaya yang terpantulkan melalui
media buku ini, namun sang mata hanya mengenal simbol, mungkin ia memahami
huruf per huruf namun sang mata tidak memahami makna kaitan antara huruf yang
membentuk kata, rangkaian kata yang membentuk kalimat serta kalimat yang
membentuk paragraf. Siapa yang memahami makna ini semua? Tentu itulah pikiran.
Begitu juga indera lain ketika sedang bekerja, misalnya telinga anda. Di saat
anda mendengarkan musik kesayangan anda, anda dapat memahami ini adalah musik
kesayangan anda, dan yang lain bukan, serta di saat anda dapat merasakan isi
lagu tersebut anda dapat terbawa suasana lagu tersebut, ini pun kerja sang pikiran.
Di saat anda makan, merasakan makanan enak atau tidak itu adalah tugas pikiran,
anda memutuskan untuk menolak, menelan, serta memuntahkannya itu pun anda
tentukan melalui pikiran anda.
Hampir 100% keputusan yang kita
ambil ditentukan melalui cara kita berpikir. Kenapa tidak 100%? Ya karena dunia
ini sangat luas, tentu ada faktor Alam Semesta yang juga berperan untuk
membantu atau menghalau apa yang kita putuskan, salah satu contoh adalah
bencana alam.
Pikiran bekerja tidak hanya atas
kerja pikiran saja. Namun pikiran bekerja dibantu oleh indera lain yang sudah
lama kita kenal yang dikenal dengan panca indera. Panca indera menjadi pintu
masuknya stimulus-stimulus yang dapat mempengaruhi sebuah pemikiran. Sebagai
contoh ketika anda kurang sehat, maka indera anda akan merespon stimulus
menjadi kurang baik, sehingga pikiran anda tentu menjadi lemah dan cenderung
tidak mood alias kurang fit untuk
berinteraksi dengan lingkungan. Sebaliknya jika tubuh anda sehat, indera anda
sehat, maka respon terhadap stimulus menjadi baik sehingga pikiran anda menjadi
mudah untuk berpikir jernih dan lebih in
alias lebih bisa berinteraksi dengan lingkungan dengan tepat.
Suatu ketika penulis berhadapan
dengan klien yang membutuhkan terapi pikiran. Sang klien mengalami sebuah
gangguan pikiran yang membuat dirinya sulit untuk berinteraksi dengan
lingkungan sekitar, dan cenderung menjadi murung, malas, serta tidak memiliki
semangat untuk melakukan aktivitas. Setelah digali, ternyata sang klien ini
memiliki pengalaman jauh sebelumnya dengan situasi perlakuan yang tidak pantas
yang dilakukan teman-teman klien. Waktu itu klien dikucilkan, diasingkan, dan
diberi sangsi sosial berupa dijauhkan dalam pergaulan. Situasi ini kemudian
digeneralisasikan oleh klien ketika masuk ke lingkungan baru dengan sebuah
asosiasi jika ada yang tidak menegur maka ini berarti sama dengan situasi di
pengalaman terdahulu. Walau kenyataannya bahwa lingkungan baru tidak melakukan
pengucilan, pengasingan terhadap klien, tetapi pikiran klien yang lemah membuat
klien tak berdaya untuk melihat kenyataan yang sesungguhnya. Terapis pikiran
melihat hal ini perlu memfasilitasi klien untuk membangkitkan pikiran lain yang
membendung pikiran lemah yang sudah terjadi. Pikiran yang membendung ini perlu
dibentuk dengan berbagai strategi agar lebih kuat, lebih memiliki pengaruh
serta lebih memiliki kemampuan mengendalikan.
Pikiran yang lemah yang muncul dalam
hidup kita dicirikan dengan pikiran yang sering terbawa ke arus masa lalu dan
ke arus masa depan. Pikiran yang bergerak ke masa lalu dan masa depan umumnya
memunculkan kegelisahan, kekhawatiran, ketakutan, kecemasan yang semuanya
berlebihan. Pikiran ini tidak melihat kenyataan hari ini sebagai hari ini, saat
ini sebagai saat ini, sekarang sebagai sekarang. Pikiran ini tidak terkendali,
mereka muncul dikarenakan adanya kondisi, situasi yang digeneralkan oleh bawah
sadar yang berikutnya memberi efek ke pikiran sadar yang lemah untuk
mempengaruhi kehidupan mental kita menjadi negatif. Ada juga bentuk pikiran
lain yang efeknya membuat kita terlena dengan keadaan, sombong, minder, malas,
menunda-nunda, tidak produktif, diam di tempat, hanya puas dengan kualitas yang
ada sekarang, tidak ingin berkembang lebih baik. Ini pun bentuk pikiran yang
kurang sehat, mengapa? Bentuk pikiran ini sebut saja pikiran terlena, juga
merupakan pikiran yang dikendalikan oleh keadaan walau efeknya tidak senegatif
pikiran yang terbawa ke arus masa lalu dan masa depan. Kedua pikiran ini adalah
pikiran yang membuat kita menjadi budak atas pikiran kita sendiri. Hidup kita
dibudaki oleh pikiran kita sendiri yang dibudaki oleh keadaan. Selama kita
dibudaki oleh pikiran kita selama itu kita sulit menemukan kebahagiaan sejati
dari kehidupan kita. Persis layaknya seorang budak, yang bekerja dan berkarya
kalau dimintai oleh majikannya, disiksa kalau tidak melakukannya, kehidupan
terasa kosong, tidak ada kebebasan sejati, yang ada hanya ketakutan,
kekhawatiran, kepuasan sesaat, kecemasan, kelelahan karena sepanjang hayat
hanya menjadi budak.
Stephen Covey dalam bukunya 7th
Habits of Highly Effective People sebagian orang tidak atau jarang sekali
menggunakan bagian dari dirinya yang disebut sebagai free will, atau kebebasan keinginan mereka. Stephen menggambarkan
bahwa setelah stimulus atau rangsangan diterima sering kali kita langsung
merespon tanpa pernah memberikan kesempatan pikiran kita untuk mencerna,
merenung, mengkalkulasi. Inilah bagian dari upaya agar kita menjadi majikan
atas pikiran kita sendiri, atas hidup kita sendiri. Saat ini juga kita terbiasa
melihat ketika terjadi kesalahan atau kegagalan dalam upaya kita, kita
menyalahkan keadaan, lingkungan, dan orang lain. Ini pun salah satu bentuk
betapa kita dibudaki oleh pikiran kita sendiri. Ada pula di antara kita, jarang
sekali bangga atas keberhasilan kita dan sering kali keberhasilan itu dijawab
sebagai kebetulan atau sudah diatur dan ini pun bentuk pikiran yang dibudaki
oleh keadaan, kita tidak benar-benar merdeka atas diri kita sendiri. Gagal atau
bangga itu adalah bagian kehidupan yang perlu ditemukan, dirasakan, diambil
sebagai bagian dari proses kehidupan. Pikiran yang kuat, selalu menerima kedua
kondisi sebagai sebuah proses kehidupan dan bukan mengalihkan mereka, dengan
berpikir kalau gagal itu karena mereka dan kalau berhasil juga karena mereka,
bukan demikian. Anda perlu menerima kegagalan sebagai kesalahan anda, dan
keberhasilan sebagai upaya anda. Dengan penerimaan ini tentu membuat pikiran
anda lebih kuat untuk hadapi kegagalan dan juga terus berupaya untuk lebih
berhasil lagi.
Stop menjadi budak atas pikiran anda
sendiri, mulailah dengan menjadi majikan atas pikiran anda sendiri. Anda tentu
perlu latihan untuk menjadi majikan atas pikiran anda sendiri. Penulis pun
masih terus belajar, berlatih untuk menjinakan pikiran yang terus bergerak dan
memberi pengaruh atas kehidupan ini.
Melatih pikiran dimulai dari melatih
fisik anda. Ketika fisik anda yang tampak tidak dapat anda latih dengan baik
tentu sulit mengharapkan pikiran anda menjadi jinak atau terlatih karena
pikiran bentuknya tidak dapat anda lihat dengan mata, pikiran adalah energi
yang dapat disebut juga sebagai metafisika. Untuk itu mulailah dengan melatih
fisik anda dengan menjaga pintu indera anda. Lihatlah indera anda, apakah
mereka sangat tergantung dengan hal-hal yang menyenangkan saja, apakah mereka
saat ini dalam keadaan terlena? Pernah kah indera anda berpuasa? Beranikah anda
melepaskan kebiasaan menonton, mendengarkan musik yang keseringan, mengendalikan
makanan yang anda makan, serta latihan indera lain. Kendalikan indera anda,
inilah latihan fisik yang mampu membuat pikiran anda lebih tenang. Kendalikan
mata anda untuk melihat hal-hal yang membuat anda lebih terkendali, kendalikan
telinga anda untuk mendengar yang membuat anda waspada, kendalikan lidah anda
untuk makan yang memberikan kesadaran pada anda, kendalikan kulit anda untuk
merasakan sentuhan yang menguatkan kendali anda serta kendalikan objek hidu
anda agar anda dapat menghidu energi yang baik untuk kesadaran diri anda.
Indera yang anda latih sehingga anda
dapat mendapatkan sensasi kesadaran, merupakan tahap awal yang dapat anda lakukan
agar anda menjadikan pikiran anda sebagai majikan, bukan lagi budak dari
keadaan. Latihan ini terasa sulit di awal, dan ini adalah hal yang wajar, semua
bentuk latihan di awal akan terasa sulit, anda cukup belajar dari seorang bayi
yang terus melatih dirinya hingga bisa berdiri, berjalan dan berlari. Mereka
–sang bayi tidak pernah berhenti untuk berlatih, walau mereka sudah sering
terjatuh, luka, dan segala sakit yang mereka alami, namun mereka tidak berhenti
untuk terus dan terus mencoba hingga mereka bisa mencapai kemandirian dalam
berdiri, berjalan dan berlari.
Latihan berikutnya untuk membuat
pikiran kita menjadi majikan adalah pemilihan kosa kata. Perhatikanlah ketika
anda diminta untuk melakukan suatu tindakan sebagai berikut,”Pikirkanlah buah
yang bukan tomat, maka anda dapat melihat betapa tomat itu ada dipikiran anda,
padahal intruksinya adalah jangan pikirkan tomat. Mengapa tomat yang muncul?
Dari contoh sederhana ini, anda dapat memahami bahwa kosa kata yang digunakan
dengan kata tidak sulit diterjemahkan secara langsung oleh sang pikiran.
Sekarang jika intruksi diubah menjadi, “Pikirkanlah pisang sekarang”, maka tentu
anda tidak akan berpikir tomat, namun langsung berpikir pisang. Pemilihan kata
yang tepat mampu mengarahkan pikiran ke arah yang tepat. Pikiran menjadi tajam
ketika anda memberikan asupan kata-kata yang kuat, langsung dan rutin. Sebagai
contoh lain, ketika anda sering memberikan asupan kata-kata yang membangkitkan
diri anda, seperti,”Ayo saya bisa, semakin hari saya bisa mencapai impian
saya”, kalimat ini tentu memberikan kekuatan kepada pikiran anda untuk terus
mencoba dan melakukan tindakan yang mengarah ke impian anda. Namun jika anda
sering menggunakan kalimat melemahkan seperti,”Sudahlah, aku sudah mencoba tapi
gagal dan gagal, mungkin aku tidak digariskan untuk hidup gagal”, kalimat ini
merusak pikiran anda untuk berkembang, yang ada hanyalah keputusasaan, tiada
kesempatan untuk membuat diri anda untuk bangkit, dan tentu anda semakin jauh
dari harapan anda sendiri.
Pilihan kata-kata sangat berarti
bagi sang pikiran. Pikiran memiliki algoritma atau susunan bahasa pemograman
yang memahami arti kata per kata yang dipahami dengan aturan sederhana.
Kata-kata yang kita gunakan perlu menggunakan kalimat yang langsung, dan
kalimat aktif. Seperti contoh,”sekarang hidupkanlah saklar warna merah itu!”
ini contoh kalimat langsung dan aktif. Berbeda dengan kalimat berikut,”Saya
kira, mungkin nanti boleh kamu coba tidak matikan saklar yang merah itu!”, ini
contoh kalimat yang tidak langsung, tidak pasti dan tidak aktif. Seringkali
kita menggunakan kalimat dalam pembicaraan menggunakan kalimat-kalimat yang
tidak langsung, serta menunjukkan ketidakpastian. Kata-kata mungkin,
barangkali, kira-kira. Keraguan kita banyak sekali untuk menggunakan kata-kata
tersebut, sehingga kita menjadi pribadi ragu-ragu, serta akhirnya memiliki
kebiasaan penunda kesuksesan kita sendiri. Memang hidup ini tidak pasti, namun
hidup ini patut diperjuangkan menuju kepastian rencana dan kepastian tindakan
yang kita lakukan.
Latihan berikutnya untuk menguatkan
pikiran kita adalah dengan melakukan pelatihan mengajak sang pikiran untuk
fokus ke satu titik dan mengabaikan lainnya. Seperti berlatih mengamati program
pekerjaan, mengamati objek pekerjaan, mengamati satu hal atau jika sulit
silakan untuk melatih pikiran untuk mengamati nafas anda sendiri yang diawali
dengan berlatih meditasi. Untuk awal, kita perlu melatih mengamati nafas kita
dalam kondisi yang kita buat dengan menciptakan kondisi yang tenang, tanpa
keramaian, cukup sunyi. Anda dapat lakukan pengamatan nafas dalam posisi duduk
bermeditasi. Anda dapat memilih posisi duduk yang nyaman dan waspada, mata anda
dapat anda tutup dengan bola mata mengarah ke bawah, punggung anda tegak lurus
dengan alas anda duduk, kaki dan tangan anda dalam posisi relaks dan waspada,
lidah anda menempel ke langit rongga mulut. Anda dapat memulai meditasi dengan
sederhana cukup di suatu tempat yang tenang, tidak terlalu terang dan tidak
terlalu gelap, pastikan anda memilih waktu, tempat dan kondisi yang tepat untuk
anda sendiri. Latihlah meditasi dengan memulai menetapkan posisi duduk anda,
atau posisi lainnya (setelah anda mahir). Lakukan secara kontinyu atau
berlanjut hingga anda mendapatkan sense atau pengalaman mengamati nafas secara
natural.
Hampir semua pemula dalam
bermeditasi di awal tentu mengalami hal yang sama yaitu sulit untuk duduk secara diam 100%, ada saja
gerakan yang dilakukan sebagai respon reaksi tubuh yang tidak nyaman dan belum
tenang, seperti kesemutan, gatal-gatal, kepanasan, kedinginan, perasaan
membesar, mengecil, perasaan tertusuk-tusuk, apapun reaksi tubuh ini akan
muncul sebagai hal yang wajar ketika kita memutuskan untuk duduk diam
bermeditasi. Belum lagi godaan lainnya muncul dari sang pikiran sendiri yang
memikirkan hal lain seperti memikirkan pekerjaan, keamanan rumah, rencana untuk
besok, terkenang atas masa lalu, mengasosiasikan segala bentuk bunyi dengan
hal-hal yang menakutkan, teringat-ingat wajah kekasih, atau musuh, dan bentuk
pikiran lainnya. Ini semua adalah hal yang wajar dialami oleh mereka yang
memulai untuk bermeditasi.
Mulailah bermeditasi dengan
persiapan yang baik, pastikan anda telah merencanakan untuk bermeditasi secara
rutin, di waktu yang tepat, dan di kondisi yang mendukung anda. Anda tidak
perlu memaksa diri anda untuk bermeditasi dan juga anda tidak perlu meminta
sesuatu perubahan atau mengharapkan mujijat terjadi ketika anda bermeditasi.
Tugas anda hanya berlatih untuk mengamati nafas saja. Itu saja.
Ketika anda bermeditasi untuk
mengamati nafas, anda dapat memulai dengan mengamati poster tubuh anda dari
kepala hingga ujung kaki, amatilah keadaan mereka yang relaks dan waspada.
Kemudian anda dapat memulai untuk mengalihkan pikiran anda kepada nafas yang
masuk dan keluar dengan memulai menarik nafas yang panjang, dan mengeluarkan
nafas yang panjang juga agar pikiran anda terpusat ke nafas. Lakukan hal ini
(penarikan dan pengeluaran nafas yang panjang) dalam beberapa menit dengan
tujuan agar pikiran anda mulai terarah untuk mengamati nafas. Setelah pikiran
terarah, anda dapat memulai dengan mengamati nafas secara alami, natural.
Bernafaslah secara alami dan mulailah untuk mengamati nafas alami ini, anda
cukup tahu nafas yang masuk, nafas yang keluar. Segala jenis nafas ini tidak
perlu anda label atau beri nama, baik itu nafas panjang, nafas pendek, nafas
tergesa-gesa atau apapun bentuk nafas, tugas anda hanya mengamati saja, lakukan
hal ini secara terus menerus.
Suatu ketika dalam perjalanan
meditasi, pikiran anda tentu akan bergerak ke sana kemari, mengarah ke masa
lalu atau masa depan, tidak ajeg, terus bergerak. Ini adalah sifat alami
pikiran yang tidak terlatih. Untuk itu anda cukup sadari, dan ajak kembali
pikiran untuk fokus ke nafas yang masuk dan nafas yang keluar. Kemudian, ada
saat-saat ketika anda merasakan tubuh anda seperti berat sekali atau ringan
sekali atau anda merasa ada orang lain atau apapun rasa yang muncul, anda cukup
waspada dan kembalilah ke nafas masuk dan nafas keluar. Lakukanlah latihan ini
terus menerus hingga minimal 15 menit, atau 30 menit hingga 1 jam. Latihan ini
sangat baik untuk menguatkan pikiran anda agar dapat dikendalikan dengan baik.
Kesulitan awal dalam bermeditasi
pasti terjadi, dan membuat anda berhenti bermeditasi. Inilah bagian dari
pikiran yang membudaki kita untuk membiarkan mereka liar. Persis seekor monyet
hutan yang liar, sebelum anda jinakan tentu anda akan memberikan kandang yang
kuat agar sang monyet paham siapa majikannya, juga anda mungkin saja memberikan
rantai besi yang kuat untuk membuat sang monyet tidak bergerak terlalu rutin.
Meditasi seperti kandang atau rantai besi tersebut yang membuat sang pikiran
tidak berkelana tanpa arah. Tentu pikiran yang berkelana yang dikandang dan
dirantai emasi tersebut akan berontak, loncat-loncat, marah, teriak-teriak dan
segala reaksi penolakan. Inilah yang akan anda hadapi ketika anda memulai
meditasi. Andalah majikan atas hidup anda sendiri, anda yang tentukan jalan
yang terbaik untuk hidup anda.
Bapak Psikologi dunia Sigmund Freud
yang menyatakan dalam teori tentang pikiran atau mental bahwa pikiran terbagi
menjadi tiga yaitu pikiran sadar (conscious
mind), pikiran prasadar (preconscious)
dan pikiran tak sadar (unconcious).
Beliau menambahkan bahwa pikiran bawah sadar memiliki potensi yang besar
layaknya sebuah gunung es yang ada di lautan luas, pikiran bawah sadar adalah
bagian di bawah permukaan laut yang memiliki volume yang lebih besar daripada
pikiran sadar dan prasadar yang berada di atas permukaan laut yang tampak.
Volume yang besar dari pikiran tak sadar atau bawah sadar ini menunjukkan bawah
pikiran bawah sadar memiliki pengaruh yang besar atas kehidupan seseorang dalam
menjalankan kehidupannya.
Pikiran bawah sadar memuat
kebiasaan, emosi, memori jangka panjang, serta sistem keyakinan. Ketika pikiran
bawah sadar ini tidak pernah disadari maka kita tidak pernah keluar dari
rangkaian masa lalu dan terus terlilit menjadi pribadi yang terus menerus mengalami
hal yang sama di masa lalu. Jika masa lalu adalah kebaikan atau prestasi atau
kesuksesan maka hal baik kita terus berlanjut dengan taraf yang tidak melebihi
lebih dari yang dahulu, namun jika masa lalu kita adalah hal yang buruk,
traumatis yang menyedihkan maka kita sulit untuk keluar dari keterpurukan
tersebut dan terkesan hidup seperti selalu mendapatkan kesialan yang berulang,
kesedihan yang tak berujung.
Pikiran bawah sadar perlu kita
tembus, kita sadari dengan kekuatan pikiran sadar yang melewati pikiran
prasadar. Pikiran bawah sadar dapat kita tembus dengan cara menguatkan pikiran
sadar dan melatih pikiran sadar untuk menyadari setiap tindakan yang kita
lakukan dengan cara membiasakan diri dengan membuat rencana, melaksanakan
rencana, memonitoring tindakan atas rencana yang dibuat dan mengevaluasi
tindakan yang sudah dilakukan sebagai bahan untuk membuat rencana berikutnya.
Sebagai terapis pikiran, kami
belajar untuk mengenal pikiran bawah sadar dengan mengajak pikiran sadar
memahami kondisi yang diterima saat ini dan membangun jembatan menuju ke bawah
sadar dengan pendekatan perasaan yang muncul saat ini. Perasaan menjadi pintu
yang baik untuk mengenal pikiran bawah sadar. Perasaan yang intens baik
mendukung atau mengganggu kehidupan kita, memiliki koneksi yang baik terhadap
pikiran bawah sadar. Jika kita mengenal dengan baik perasaan kita saat ini,
perasaan tersebut bisa menjadi guide
yang dapat menuntun kita menuju pikiran bawah sadar.
Pikiran bekerja lebih mudah ke arah SMART way. Apa itu SMART way? SMART
adalah kependekan dari Specific, Measurable, Achievable, Realistic,
dan Timely.
Pikiran lebih mudah bekerja untuk
hal yang spesifik atau ke satu titik bukan ke luasan yang menyebar. Ketika anda
memilih cita-cita hidup anda, tentu anda perlu memastikan cita-cita anda itu
mungkin untuk dicapai dan bukan seperti ungkapan yang perlu di ralat,
“Gantunglah cita-cita mu setinggi langit”, dahulu mungkin orang memperkirakan
bahwa langit dapat dicapai, namun kini sains sudah membuktikan bahwa langit itu
tak terjangkau sangat sulit dicapai dan tidak berbatas. Untuk itu gunakan
ungkapan yang terupdate yaitu,”Capailah cita-cita mu setinggi mungkin”. Kata
mungkin adalah probabilitas yang memastikan ada kesempatan untuk mencapai sang
cita-cita, kata gantung diganti dengan capai karena ketika kita mengantung
cita-cita kita terkesan kita enggan untuk mencapainya, dan kata tersebut
membuat pikiran kita sulit untuk langsung mengarah ke satu kegiatan pencapaian
cita-cita, untuk itu langsung kita ganti kata gantung dengan capai agar
mengarahkan pikiran kita langsung untuk sebuah tindakan mencapai cita-cita.
Pikiran yang tertuju ke satu titik
sangat membantu kita untuk mengerahkan segala upaya menuju titik tersebut.
Persis ketika anda ingin menghabiskan waktu anda untuk berlibur, tentu anda
akan memilih tempat yang spesifik di antara ribuan tempat lainnya, sehingga
membantu anda untuk mengarahkan langkah anda untuk mencapai tempat tersebut.
Stop menggunakan kalimat umum untuk merangkai impian anda. Contoh kalimat umum
yang sering penulis jumpai saat memberikan workshop mindset ke beberapa peserta di antaranya, “Aku ingin menjadi orang
yang berguna untuk keluarga, bangsa dan negara”, “Aku ingin membahagiakan orang
tua ku”,”Aku ingin menjadi orang kaya”,”Aku ingin jadi pengusaha sukses”,”Aku
ingin menjadi istri yang membahagiakan suami”,”Aku ingin setia kepada Tuhan”,
dan lainnya. Kalimat ini sulit sekali mengarahkan pikiran untuk mengkaryakan
tindakan yang kongkrit. Pikiran perlu ekstra waktu dan mengira-ngira arah dari
kalimat tersebut. Buatlah kalimat hidup anda lebih spesifik dengan menggunakan
kata kunci kongkritkan kalimat tersebut ke arah tindakan yang khusus. Contoh
untuk kalimat, “Aku ingin menjadi orang yang berguna untuk keluarga, bangsa dan
negara”, kalimat ini dapat kita kongkritkan menjadi, “Aku ingin menjadi kepala
desa di sebuah desa tempat aku dilahirkan”. Menjadi kepala desa tentu anda
memiliki peluang yang lebar untuk menjadi orang yang berguna bagi keluarga
anda, bangsa dan negara. Sekarang anda dapat gunakan pikiran anda untuk
menganalisa kedua kalimat di atas, anda tentu akan menemukan hal yang mudah
untuk anda lakukan ketika anda memilih kalimat kedua, “Aku ingin menjadi kepala
desa di sebuah desa tempat aku dilahirkan”. Kalimat ini langsung mengarahkan
anda untuk belajar bagaimana menjadi seorang kepala desa, dan tentu anda akan
memilih sikap, informasi, nara sumber dan bahan-bahan lainnya yang mengarahkan
anda untuk menjadi kepala desa. Spesifikan cara anda berpikir, arahkan pikiran
anda ke bagian yang spesifik, sehingga memudahkan anda untuk membentuk pikiran
berikutnya dalam merencanakan, hingga merealisasikan yang anda pikirkan. Metode
menspesifikan pikiran dapat dilakukan dengan belajar mencari kekhususan dari
sesuatu yang umum. Anda dapat berlatih dengan membuat pertanyaan kepada pikiran
anda sendiri, apakah kalimat yang anda katakan ini dipahami dalam bentuk
tindakan yang terarah? Apakah kalimat tersebut melahirkan rencana yang jelas?
Apakah kalimat tersebut memastikan anda untuk memilih?
Pikiran yang spesifik perlu
dikuatkan dengan ukuran-ukuran yang mungkin. Measurable bermakna dapat diukur atau dapat dikalkulasi secara
ukuran yang pasti. Pikiran spesifik dan memiliki ukuran yang pasti membuat anda
lebih terang dalam melangkah dan juga membuat anda lebih mengevaluasi pikiran
anda. Saat anda ingin menjadi kepala desa di desa tempat anda dilahirkan, anda
dapat menambahkan ukuran di kalimat ini menjadi, “Aku ingin menjadi kepala desa
di desa kelahiran ku pada saat aku lulus kuliah sarjana nanti”. Ukuran dapat
berupa waktu, angka/jumlah, bobot/volume, jenis kegiatan, lokasi suatu tempat, jarak
dan lainnya. Anda dapat menanyakan kalimat berikut untuk memastikan pilihan
kalimat pikiran anda memiliki ukuran atau tidak, “Seberapa besar yang ingin
kucapai?”, “Berapa lama aku dapat capai?”,”Apa saja yang perlu ku siapkan untuk
mencapainya?”, ”Bagaimana aku mencapainya? ”. Ukuran yang tepat membantu
pikiran kita lebih fokus untuk memastikan pencapaian apa yang direncanakan pikiran.
Ukuran yang kita buat tentu bukan
ukuran yang tidak pasti, tidak sesuai dengan kemampuan kita di masa depan, juga
bukan ukuran yang asal buat tanpa pertimbangan situasi dan kondisi di masa
depan. Ukuran harus memenuhi syarat untuk dapat dicapai atau achievable. Ukuran yang dapat dicapai tentu
bukan yang dapat dicapai sekarang saja, namun jika kita memikirkan untuk masa
depan, anda perlu membuat prediksi ukuran yang mungkin untuk dicapai di masa
depan. Gunakanlah parameter yang tepat untuk melihat kemungkinan pencapaian
ukuran yang anda harapkan. Beberapa parameter seperti kondisi lingkungan,
perkembangan teknologi, peradaban yang ada, kebiasaan manusia pada umumnya,
regulasi negara, kondisi rumah tangga, potensi anda saat ini, upaya anda saat
ini, dan lainnya. Sebagai contoh kalimat pikiran di atas, “Aku ingin menjadi
kepala desa di sebuah desa tempat aku dilahirkan setelah aku lulus kuliah
tepatnya pada tahun 2020”. Kalimat ini menjadi kalimat yang kuat sekali
mendorong anda untuk mengapai atau merealisasikannya. Ukuran dari kalimat ini
telah disempurkan dengan menambahkan ukuran yang mungkin dicapai yaitu 2020.
Kenapa tidak 2017, 2018? Tentu kita membuat angka terukur yang mungkin untuk
dicapai dengan melakukan pertimbangan. Mungkin di tahun 2017, anda baru selesai
kuliah belum ada pengalaman berorganisasi di desa anda, juga anda belum dikenal
banyak oleh masyarakat anda, untuk itu anda perlu untuk menyesuaikan diri,
mempromosikan diri dengan terlibat dengan kegiatan desa. Dengan pilihan ukuran
yang mungkin dicapai menguatkan anda untuk lebih dekat dengan apa yang anda
rencanakan.
Pikiran anda saat ini telah belajar
agar spesifik, memiliki ukuran, ukuran yang dapat dicapai berikutnya yang juga
tidak kalah penting adalah apakah nyata atau maya-kah pikiran anda yang anda buat? Bentuk pikiran
realistik atau nyata perlu dikembangkan dalam memastikan untuk memperbesar
peluang kesuksesan cara kita berpikir. Ingat bahwa hidup ini tidak ada yang
pasti, namun hidup ini hadir dengan segala macam pengetahuan dan ajaran yang
fungsinya untuk memperbesar peluang kesuksesan anda. Kalimat di atas, “Aku
ingin menjadi kepala desa di sebuah desa tempat aku dilahirkan setelah aku
lulus kuliah tepatnya pada tahun 2020” perlu dikaji atas kenyataanya.
Tanyakanlah dalam pikiran anda, “Apakah di tahun 2020 desa ku masih ada?”,
Apakah pekerjaan sebagai kepala desa adalah pekerjaan yang memang ada di tahun
2020?”. Tanyakan kerealistikan atas bentuk pikiran anda, sehingga anda
terhindari dari sesuatu yang maya atau yang tidak nyata di kehidupan anda.
Kenyataan sangat dekat dengan kekiniann yang ada. Misal dahulu Wright brothers
penemu pesawat terbang yang bermimpi ingin melayang di udara, mungkin sebagian
orang yang mendengar mimpi tersebut mengatakan bahwa mimpi mereka tidak
realistik atau maya. Bagi Wright mereka melihat bahwa dengan berkembang
pesatnya mesin di abad revolusi mesin, membuat mereka yakin kerealistikan mimpi
mereka dengan memadukan segala mesin yang ada untuk membuat sebuah benda
melayang di udara. Steve Jobs dengan Applenya pun memiliki imajinasi yang
realistik walau terkesan oleh banyak orang bahwa imajinasi Steve jauh dari
realita. Namun steve piawai dalam memadukan segala teknologi yang berkembang
untuk mewujudkan imajinasinya dalam membuat smartphone Iphone generasi pertama
yang menghebohkan dunia. Realistik bukan melulu harus nyata saat ini, realistik
dapat nyata di kemudian hari, namun dengan dukungan segala hal yang ada saat
ini.
Pikiran yang spesifik, dapat diukur,
dapat dicapai, realistik perlu untuk dituntaskan dengan agenda perencanaan yang
sistematis. Untuk itu kita perlu menerapkan timely – ketepatan waktu
pencapaian. Agendakan segala hal yang anda pikirkan dengan waktu yang tersusun
dengan baik. Sebagai contoh dari kalimat di atas, “Aku ingin menjadi kepala
desa di sebuah desa tempat aku dilahirkan setelah aku lulus kuliah tepatnya
pada tahun 2020”, tahun saat ini adalah 2017, maka anda memiliki 3 tahun untuk
mencapai kalimat pikiran tersebut. Untuk pencapainya tentu anda akan membuat
agenda mundur dari tahun 2020, apa yang akan anda lakukan di tahun 2019, 2018
hingga di tahun ini. Anda juga dapat mendetailkan sampai ke satuan waktu
terkecil, misal bulan, minggu, hingga hari atau jam. Agenda ini menguatkan
bentuk pikiran anda untuk lebih disiplin dan tekun dalam pencapaian yang anda
pikirkan. Susunlah agenda hidup anda, cermatlah agar anda benar-benar
memanfaatkan waktu anda untuk hidup dan berkehidupan.
Pikiran layaknya magnet dalam
kehidupan kita. Perhatikanlah jika anda sering berpikir yang baik tentu
kehidupan anda akan menjadi baik, sebaliknya jika anda berpikiran tidak, tentu
hidup anda cenderung menjadi tidak baik. Penulis menuliskan pikiran baik tidak
sama dengan berpikir positif, kedua hal ini sangat berbeda. Berpikir baik tidak
selalu positif, namun berpikir positif bukan pikiran yang baik selalu. Hm....
sedikit membingungkan ya?.. berpikir positif itu baik, namun sering kali
berpikir positif itu melupakan realita yang ada, sebagai contoh ketika anda
ditolak bekerja di sebuah perusahaan yang anda tuju, maka berpikir positif akan
mengatakan penolakan ini sebagai hal yang baik untuk belajar ditolak agar anda
tidak putus asa. Namun kadang kala pikiran positif ini lemah dalam mengkaji
lebih dalam mengenai faktor-faktor lain yang menyumbang kegagalan anda. Pikiran
positif lebih sering menekan perasaan anda untuk merasakan kekecewaan, dan
sekutunya. Jika terus dilakukan, anda akan sulit melihat kenyataan diri anda,
dan bahkan anda akan menjauh dari pribadi anda yang sesungguhnya sehingga dapat
berdampak kepada ilusi diri atau sederhananya anda menjadi orang yang tidak
tahu diri sendiri dan anda rentan untuk melakukan pengabaian atas diri anda
sendiri.
Untuk itu perlu anda pahami berpikir
positif itu baik namun adalah lebih baik anda berpikir yang baik yang melihat
hidup kenyataan secara hampir utuh. Ketika anda mendapat kegagalan lihatlah
kegagalan ini anda ikut menyumbang dengan porsi yang besar, pelajari kegagalan
tersebut, gali segala faktor yang menyebabkan anda gagal, di saat itulah anda
siap untuk tidak gagal dalam hal yang sama namun mungkin berhasil di kondisi
yang sama atau gagal di kondisi yang berbeda.
Kenali sang pikiran yang senatiasa
bersama anda. Beri ia waktu untuk dilatih, dikuatkan dan dikelola agar hidup
anda lebih baik dan berkualitas. Semoga tulisan di buku saku ini memberikan
manfaat untuk persahabatan anda dengan pikiran anda, semoga pikiran anda sudah
anda temukan, dan berikutnya dapat anda arahkan sehingga menguatkan anda untuk
berani hidup dalam penghidupan yang senantiasa menantang. Mohon maaf jika ada
kata yang tidak berkenan dalam tulisan ini, mohon dibagikan jika ada hal baik
dalam tulisan ini, semoga saya, anda, kita semua berbahagia selalu. Jika ada
pesan dan kesan dapat disampaikan ke facebook:aryavamsa.frengky, atau frengky.goodwill@gmail.com
atau wa 082180696939. Terima kasih.
No comments:
Post a Comment