Friday, June 15, 2018

Berkenalan dengan Sang Pikiran


Berkenalan dengan Sang Pikiran
Oleh Aryavamsa Frengky, M.A.
Arahkan pikiran anda maka anda mengarahkan hidup anda



BERKENALAN DENGAN SANG PIKIRAN

Bentuk kehidupan di peradaban manusia sangat erat dengan cara manusia berpikir. Dimulai dari peradaban nomaden di abad prasejarah dimana manusia masih mengandalkan lingkungan tempat mereka hidup tanpa mampu berkreasi hingga akhirnya manusia mengenal api sebagai alat untuk berkreasi dan inilah membuat mereka akhirnya menetap dan berikutnya terbentuklah sebuah masyarakat atau kelompok orang yang menetap. Kemudian dibentuklah hukum, aturan main yang mengikat sang masyarakat serta sistem administrasi kemasyarakatan yang tujuannya mengatur agar sistem kehidupan bermasyarakat menjadi teratur dan saling menghormati.

Inilah secuill cerita singkat bagaimana peradaban manusia diubah dari cara berpikir manusia  yang juga berkembang. Cara kita berpikir sebagai insan pribadi saat ini juga menentukan cara kita hidup. Psikologi humanistik menguatkan dalam penjelasan ini. Sebelum psikologi humanistik berkembang, psikologi behavioristik lebih awal berkembang. Perbedaannya sangat terlihat antara dua pandangan psikologi ini. Behavioristik melihat bahwa manusia lebih banyak dibentuk oleh lingkungan pengaruh dari stimulus yang direspon berkali-kali sehingga membentuk psikologis manusia. Sedangkan humanistik melihat bahwa manusia memiliki andil untuk membentuk psikologis dirinya sendiri, dengan akal yang dimilikinya. Bahkan tokoh pendidikan Nusantara - Ki Hajar Dewantara telah menuliskan tentang daya cipta, rasa, dan karsa yang ada pada manusia.

Hal ini semua berkaitan erat dengan pikiran. Salah satu indera yang tidak dibahas dalam segala pembelajaran biologi sekolah.

Mengarahkan pikiran bukanlah perkara yang mudah dan cepat. Anda perlu proses untuk berkenalan dengan sang pikiran. Kenalkan pikiran anda sendiri dengan melihat hidup anda. Bagaimana anda memilih dan merencanakan untuk memilih? Ini dapat anda lihat sendiri. Saat anda melihat tulisan di buku ini, dan diminta untuk mengamati pikiran anda sendiri tentu ada pikiran yang sedang mengamati pikiran lain.

Pikiran itu layaknya sebuah potongan kue lapis, yang memiliki lapis-lapis yang saling melengkapi. Begitulah pikiran, mereka dapat saling mengamati satu sama lainnya. Dunia yang terbentuk di sekeliling kita pun adalah karya pikiran kita. Ketika anda memimpin dengan cara yang anda pilih pun itu karena pikiran anda.

Cara anda memilih pakaian, memilih makanan, memilih pasangan, memilih profesi pekerjaan itu semua pikiran anda yang memutuskan, namun tidak semua yang kita putuskan adalah diperoleh dari pikiran yang kuat dan sehat serta sadar, sebagian dikarenakan oleh pikiran yang tidak sadar atau bawah sadar. Mengapa? Ketika anda siap atas segala resiko (bukan resiko atas bunuh diri) di dalam hidup yang anda pilih itu menunjukkan anda memahami putusan anda secara sadar. Namun ketika anda menjadi menyesal, sedih, putus asa atas pilihan hidup anda, ini mungkin anda tidak menyadari di awal atas cara anda berpikir.

Berkenalanlah dengan pikiran anda maka anda akan mengenal hidup anda, mengarahkannya, membahagiakannya, mengkaryakannya sehingga dapat membahagiaan banyak orang. Pikiran ini dapat menjadi sangat lembut jika anda merawatnya dengan sehat, namun pikiran pun dapat menjadi sangat liar, keji, kejam dan menghancurkan jika ia tidak dirawat dengan tepat.

Pikiran manusia bisa bekerja layaknya pikiran nabi-orang yang luhur, namun juga dapat bekerja lebih dari binatang buas. Kita perlu sebuah pemahaman yang kuat bahwa pikiran yang sehat itu layaknya sebuah pohon besar yang rindang, yang menjaga tanah agar tidak longsor, menjaga kandungan air yang bersih, memberikan tempat untuk burung-burung bersarang, memberikan buah untuk makan para hewan atau manusia, menyumbangkan oksigen kehidupan, serta juga menumbuhkan tunas untuk keberlangsungan kebaikan. Pikiran sehat yang kuat di kondisi apapun ia akan memberikan kesejukan, kebaikan dan keluhuran.

Sebaliknya pikiran yang liar, sakit dan lemah, ia layaknya tanaman parasit yang hidup menumpang namun merusak inang, kehadirannya merusak kehidupan lain, menjatuhkan, menghancurkan semua dilakukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok, tidak peduli orang lain, atau makhluk lain. 

Berkenalan dengan sang pikiran perlu dilatih dengan memulai untuk menghentikan pikiran-pikiran yang buruk. Lihatlah hidup kita, tentu hidup kita dihiasi dengan berbagai bentuk pikiran di antaranya adalah pikiran yang buruk. Pikiran yang buruk bercirikan pikiran yang tidak terkendalikan. Anda tidak sadarkan diri untuk melihat dampak dari pikiran yang telah muncul dan berkembang. Terkadang anda hanya berpikir ini baik untuk ku, namun anda lupa untuk berpikir apakah ini baik untuk dia, mereka atau banyak orang. Apakah cara ini membuat saya dan mereka hidup lebih baik? Perhatikanlah pikiran mereka pelaku bom bunuh diri. Mereka meyakini dengan kematian mereka di antara orang-orang di sekitarnya, bahkan mereka melakukan bom bunuh diri tidak pernah ditemukan dilakukan di tengah samudra yang kosong tidak ada orang lain, atau di tengah hutan yang sunyi, hampir 100% pelaku bom bunuh diri melakukan tindakannya di tempat keramaian. Apa yang membuat mereka berpikir seperti ini? Mereka tentu menyakini sebuah kebaikan atas perbuatan mereka. Namun dunia ini menjadi rusak jika kebaikan dinilai hanya dalam melakukan pembunuhan atas diri sendiri dan orang lain. Pembunuhan dalam bentuk apapun dalam pencapaian kebahagiaan adalah malapetaka atas peradaban manusia. Pengertian pikiran yang buruk perlu sekali kita pahami sebagai awal yang baik untuk mengenal sang pikiran. Untuk itu perlu kita tegaskan bahwa pikiran yang buruk adalah pikiran yang menyakiti, menyiksa, melukai, merusak kehidupan dirinya dan orang banyak. Kata-kata menyakiti, merusak, melukai dapat diterjemahkan dalam arti yang lebih sempit seperti pikiran yang malas mengembangkan diri untuk lebih baik, malas membuka diri untuk mengetahui pengetahuan yang luas di dunia ini dan berpikiran paling benar, malas untuk belajar mengamati diri sendiri namun lebih senang mencela, mencaci, hingga menghina orang lain.

Pikiran-pikiran buruk yang anda pahami dan kenali melalui penjelasan di atas akan membantu untuk memunculkan pikiran-pikiran baik. Pikiran baik bercirikan dengan pikiran yang selalu tumbuh, segar, memberikan kesejukan, perhatian, kasih sayang, simpati kepada diri sendiri dan juga orang banyak. Pikiran ini senang mencintai kehidupan dirinya dan orang banyak. Mereka sang pikiran baik senantiasa membentuk pribadi yang peduli, perhatian, penuh kasih sayang, simpati. Berdekatan dengan mereka yang memiliki pikiran baik senantiasa menumbuhkan semangat, motivasi, kegembiraan, kebahagiaan dan kekuatan untuk terus berkarya.

Bentuk pikiran berikutnya adalah pikiran yang tenang, pikiran yang luhur. Pikiran ini pikiran yang kaya akan kebaikan, yang terlepas dari ikatan dunia yang tidak pasti. Pikiran ini sangat kuat, tidak goyah, penuh keteguhan dalam keluhuran. Pikiran ini memiliki ciri khas kesadaran atas kehidupan saat ini, tidak ada kekhawatiran akan masa depan, serta bebas dari kenangan-kenangan masa lalu. Pikiran luhur memberikan ketegaran dalam hidup, tidak ada putus asa, kesedihan, kegelisahan, ketakutan atau bentuk pikiran negatif lainnya. Pikiran luhur ini membuka jalan menuju kebahagiaan sejati yang bebas dari ketergantungan akan kondisi, sehingga dimanapun, kapanpun, suasana apapun tidak mengoyahkan kebahagiaan sang pikiran luhur ini.

Berkenalan dengan sang pikiran lebih mudah daripada berkenalan dengan sang teman baru. Lihatlah saat anda membaca buku saku ini tentu indera mata anda menangkap cahaya yang terpantulkan melalui media buku ini, namun sang mata hanya mengenal simbol, mungkin ia memahami huruf per huruf namun sang mata tidak memahami makna kaitan antara huruf yang membentuk kata, rangkaian kata yang membentuk kalimat serta kalimat yang membentuk paragraf. Siapa yang memahami makna ini semua? Tentu itulah pikiran. Begitu juga indera lain ketika sedang bekerja, misalnya telinga anda. Di saat anda mendengarkan musik kesayangan anda, anda dapat memahami ini adalah musik kesayangan anda, dan yang lain bukan, serta di saat anda dapat merasakan isi lagu tersebut anda dapat terbawa suasana lagu tersebut, ini pun kerja sang pikiran. Di saat anda makan, merasakan makanan enak atau tidak itu adalah tugas pikiran, anda memutuskan untuk menolak, menelan, serta memuntahkannya itu pun anda tentukan melalui pikiran anda.

Hampir 100% keputusan yang kita ambil ditentukan melalui cara kita berpikir. Kenapa tidak 100%? Ya karena dunia ini sangat luas, tentu ada faktor Alam Semesta yang juga berperan untuk membantu atau menghalau apa yang kita putuskan, salah satu contoh adalah bencana alam.

Pikiran bekerja tidak hanya atas kerja pikiran saja. Namun pikiran bekerja dibantu oleh indera lain yang sudah lama kita kenal yang dikenal dengan panca indera. Panca indera menjadi pintu masuknya stimulus-stimulus yang dapat mempengaruhi sebuah pemikiran. Sebagai contoh ketika anda kurang sehat, maka indera anda akan merespon stimulus menjadi kurang baik, sehingga pikiran anda tentu menjadi lemah dan cenderung tidak mood alias kurang fit untuk berinteraksi dengan lingkungan. Sebaliknya jika tubuh anda sehat, indera anda sehat, maka respon terhadap stimulus menjadi baik sehingga pikiran anda menjadi mudah untuk berpikir jernih dan lebih in alias lebih bisa berinteraksi dengan lingkungan dengan tepat.

Suatu ketika penulis berhadapan dengan klien yang membutuhkan terapi pikiran. Sang klien mengalami sebuah gangguan pikiran yang membuat dirinya sulit untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar, dan cenderung menjadi murung, malas, serta tidak memiliki semangat untuk melakukan aktivitas. Setelah digali, ternyata sang klien ini memiliki pengalaman jauh sebelumnya dengan situasi perlakuan yang tidak pantas yang dilakukan teman-teman klien. Waktu itu klien dikucilkan, diasingkan, dan diberi sangsi sosial berupa dijauhkan dalam pergaulan. Situasi ini kemudian digeneralisasikan oleh klien ketika masuk ke lingkungan baru dengan sebuah asosiasi jika ada yang tidak menegur maka ini berarti sama dengan situasi di pengalaman terdahulu. Walau kenyataannya bahwa lingkungan baru tidak melakukan pengucilan, pengasingan terhadap klien, tetapi pikiran klien yang lemah membuat klien tak berdaya untuk melihat kenyataan yang sesungguhnya. Terapis pikiran melihat hal ini perlu memfasilitasi klien untuk membangkitkan pikiran lain yang membendung pikiran lemah yang sudah terjadi. Pikiran yang membendung ini perlu dibentuk dengan berbagai strategi agar lebih kuat, lebih memiliki pengaruh serta lebih memiliki kemampuan mengendalikan.

Pikiran yang lemah yang muncul dalam hidup kita dicirikan dengan pikiran yang sering terbawa ke arus masa lalu dan ke arus masa depan. Pikiran yang bergerak ke masa lalu dan masa depan umumnya memunculkan kegelisahan, kekhawatiran, ketakutan, kecemasan yang semuanya berlebihan. Pikiran ini tidak melihat kenyataan hari ini sebagai hari ini, saat ini sebagai saat ini, sekarang sebagai sekarang. Pikiran ini tidak terkendali, mereka muncul dikarenakan adanya kondisi, situasi yang digeneralkan oleh bawah sadar yang berikutnya memberi efek ke pikiran sadar yang lemah untuk mempengaruhi kehidupan mental kita menjadi negatif. Ada juga bentuk pikiran lain yang efeknya membuat kita terlena dengan keadaan, sombong, minder, malas, menunda-nunda, tidak produktif, diam di tempat, hanya puas dengan kualitas yang ada sekarang, tidak ingin berkembang lebih baik. Ini pun bentuk pikiran yang kurang sehat, mengapa? Bentuk pikiran ini sebut saja pikiran terlena, juga merupakan pikiran yang dikendalikan oleh keadaan walau efeknya tidak senegatif pikiran yang terbawa ke arus masa lalu dan masa depan. Kedua pikiran ini adalah pikiran yang membuat kita menjadi budak atas pikiran kita sendiri. Hidup kita dibudaki oleh pikiran kita sendiri yang dibudaki oleh keadaan. Selama kita dibudaki oleh pikiran kita selama itu kita sulit menemukan kebahagiaan sejati dari kehidupan kita. Persis layaknya seorang budak, yang bekerja dan berkarya kalau dimintai oleh majikannya, disiksa kalau tidak melakukannya, kehidupan terasa kosong, tidak ada kebebasan sejati, yang ada hanya ketakutan, kekhawatiran, kepuasan sesaat, kecemasan, kelelahan karena sepanjang hayat hanya menjadi budak.

Stephen Covey dalam bukunya 7th Habits of Highly Effective People sebagian orang tidak atau jarang sekali menggunakan bagian dari dirinya yang disebut sebagai free will, atau kebebasan keinginan mereka. Stephen menggambarkan bahwa setelah stimulus atau rangsangan diterima sering kali kita langsung merespon tanpa pernah memberikan kesempatan pikiran kita untuk mencerna, merenung, mengkalkulasi. Inilah bagian dari upaya agar kita menjadi majikan atas pikiran kita sendiri, atas hidup kita sendiri. Saat ini juga kita terbiasa melihat ketika terjadi kesalahan atau kegagalan dalam upaya kita, kita menyalahkan keadaan, lingkungan, dan orang lain. Ini pun salah satu bentuk betapa kita dibudaki oleh pikiran kita sendiri. Ada pula di antara kita, jarang sekali bangga atas keberhasilan kita dan sering kali keberhasilan itu dijawab sebagai kebetulan atau sudah diatur dan ini pun bentuk pikiran yang dibudaki oleh keadaan, kita tidak benar-benar merdeka atas diri kita sendiri. Gagal atau bangga itu adalah bagian kehidupan yang perlu ditemukan, dirasakan, diambil sebagai bagian dari proses kehidupan. Pikiran yang kuat, selalu menerima kedua kondisi sebagai sebuah proses kehidupan dan bukan mengalihkan mereka, dengan berpikir kalau gagal itu karena mereka dan kalau berhasil juga karena mereka, bukan demikian. Anda perlu menerima kegagalan sebagai kesalahan anda, dan keberhasilan sebagai upaya anda. Dengan penerimaan ini tentu membuat pikiran anda lebih kuat untuk hadapi kegagalan dan juga terus berupaya untuk lebih berhasil lagi.

Stop menjadi budak atas pikiran anda sendiri, mulailah dengan menjadi majikan atas pikiran anda sendiri. Anda tentu perlu latihan untuk menjadi majikan atas pikiran anda sendiri. Penulis pun masih terus belajar, berlatih untuk menjinakan pikiran yang terus bergerak dan memberi pengaruh atas kehidupan ini.

Melatih pikiran dimulai dari melatih fisik anda. Ketika fisik anda yang tampak tidak dapat anda latih dengan baik tentu sulit mengharapkan pikiran anda menjadi jinak atau terlatih karena pikiran bentuknya tidak dapat anda lihat dengan mata, pikiran adalah energi yang dapat disebut juga sebagai metafisika. Untuk itu mulailah dengan melatih fisik anda dengan menjaga pintu indera anda. Lihatlah indera anda, apakah mereka sangat tergantung dengan hal-hal yang menyenangkan saja, apakah mereka saat ini dalam keadaan terlena? Pernah kah indera anda berpuasa? Beranikah anda melepaskan kebiasaan menonton, mendengarkan musik yang keseringan, mengendalikan makanan yang anda makan, serta latihan indera lain. Kendalikan indera anda, inilah latihan fisik yang mampu membuat pikiran anda lebih tenang. Kendalikan mata anda untuk melihat hal-hal yang membuat anda lebih terkendali, kendalikan telinga anda untuk mendengar yang membuat anda waspada, kendalikan lidah anda untuk makan yang memberikan kesadaran pada anda, kendalikan kulit anda untuk merasakan sentuhan yang menguatkan kendali anda serta kendalikan objek hidu anda agar anda dapat menghidu energi yang baik untuk kesadaran diri anda.

Indera yang anda latih sehingga anda dapat mendapatkan sensasi kesadaran, merupakan tahap awal yang dapat anda lakukan agar anda menjadikan pikiran anda sebagai majikan, bukan lagi budak dari keadaan. Latihan ini terasa sulit di awal, dan ini adalah hal yang wajar, semua bentuk latihan di awal akan terasa sulit, anda cukup belajar dari seorang bayi yang terus melatih dirinya hingga bisa berdiri, berjalan dan berlari. Mereka –sang bayi tidak pernah berhenti untuk berlatih, walau mereka sudah sering terjatuh, luka, dan segala sakit yang mereka alami, namun mereka tidak berhenti untuk terus dan terus mencoba hingga mereka bisa mencapai kemandirian dalam berdiri, berjalan dan berlari.

Latihan berikutnya untuk membuat pikiran kita menjadi majikan adalah pemilihan kosa kata. Perhatikanlah ketika anda diminta untuk melakukan suatu tindakan sebagai berikut,”Pikirkanlah buah yang bukan tomat, maka anda dapat melihat betapa tomat itu ada dipikiran anda, padahal intruksinya adalah jangan pikirkan tomat. Mengapa tomat yang muncul? Dari contoh sederhana ini, anda dapat memahami bahwa kosa kata yang digunakan dengan kata tidak sulit diterjemahkan secara langsung oleh sang pikiran. Sekarang jika intruksi diubah menjadi, “Pikirkanlah pisang sekarang”, maka tentu anda tidak akan berpikir tomat, namun langsung berpikir pisang. Pemilihan kata yang tepat mampu mengarahkan pikiran ke arah yang tepat. Pikiran menjadi tajam ketika anda memberikan asupan kata-kata yang kuat, langsung dan rutin. Sebagai contoh lain, ketika anda sering memberikan asupan kata-kata yang membangkitkan diri anda, seperti,”Ayo saya bisa, semakin hari saya bisa mencapai impian saya”, kalimat ini tentu memberikan kekuatan kepada pikiran anda untuk terus mencoba dan melakukan tindakan yang mengarah ke impian anda. Namun jika anda sering menggunakan kalimat melemahkan seperti,”Sudahlah, aku sudah mencoba tapi gagal dan gagal, mungkin aku tidak digariskan untuk hidup gagal”, kalimat ini merusak pikiran anda untuk berkembang, yang ada hanyalah keputusasaan, tiada kesempatan untuk membuat diri anda untuk bangkit, dan tentu anda semakin jauh dari harapan anda sendiri.

Pilihan kata-kata sangat berarti bagi sang pikiran. Pikiran memiliki algoritma atau susunan bahasa pemograman yang memahami arti kata per kata yang dipahami dengan aturan sederhana. Kata-kata yang kita gunakan perlu menggunakan kalimat yang langsung, dan kalimat aktif. Seperti contoh,”sekarang hidupkanlah saklar warna merah itu!” ini contoh kalimat langsung dan aktif. Berbeda dengan kalimat berikut,”Saya kira, mungkin nanti boleh kamu coba tidak matikan saklar yang merah itu!”, ini contoh kalimat yang tidak langsung, tidak pasti dan tidak aktif. Seringkali kita menggunakan kalimat dalam pembicaraan menggunakan kalimat-kalimat yang tidak langsung, serta menunjukkan ketidakpastian. Kata-kata mungkin, barangkali, kira-kira. Keraguan kita banyak sekali untuk menggunakan kata-kata tersebut, sehingga kita menjadi pribadi ragu-ragu, serta akhirnya memiliki kebiasaan penunda kesuksesan kita sendiri. Memang hidup ini tidak pasti, namun hidup ini patut diperjuangkan menuju kepastian rencana dan kepastian tindakan yang kita lakukan.

Latihan berikutnya untuk menguatkan pikiran kita adalah dengan melakukan pelatihan mengajak sang pikiran untuk fokus ke satu titik dan mengabaikan lainnya. Seperti berlatih mengamati program pekerjaan, mengamati objek pekerjaan, mengamati satu hal atau jika sulit silakan untuk melatih pikiran untuk mengamati nafas anda sendiri yang diawali dengan berlatih meditasi. Untuk awal, kita perlu melatih mengamati nafas kita dalam kondisi yang kita buat dengan menciptakan kondisi yang tenang, tanpa keramaian, cukup sunyi. Anda dapat lakukan pengamatan nafas dalam posisi duduk bermeditasi. Anda dapat memilih posisi duduk yang nyaman dan waspada, mata anda dapat anda tutup dengan bola mata mengarah ke bawah, punggung anda tegak lurus dengan alas anda duduk, kaki dan tangan anda dalam posisi relaks dan waspada, lidah anda menempel ke langit rongga mulut. Anda dapat memulai meditasi dengan sederhana cukup di suatu tempat yang tenang, tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap, pastikan anda memilih waktu, tempat dan kondisi yang tepat untuk anda sendiri. Latihlah meditasi dengan memulai menetapkan posisi duduk anda, atau posisi lainnya (setelah anda mahir). Lakukan secara kontinyu atau berlanjut hingga anda mendapatkan sense atau pengalaman mengamati nafas secara natural.

Hampir semua pemula dalam bermeditasi di awal tentu mengalami hal yang sama yaitu  sulit untuk duduk secara diam 100%, ada saja gerakan yang dilakukan sebagai respon reaksi tubuh yang tidak nyaman dan belum tenang, seperti kesemutan, gatal-gatal, kepanasan, kedinginan, perasaan membesar, mengecil, perasaan tertusuk-tusuk, apapun reaksi tubuh ini akan muncul sebagai hal yang wajar ketika kita memutuskan untuk duduk diam bermeditasi. Belum lagi godaan lainnya muncul dari sang pikiran sendiri yang memikirkan hal lain seperti memikirkan pekerjaan, keamanan rumah, rencana untuk besok, terkenang atas masa lalu, mengasosiasikan segala bentuk bunyi dengan hal-hal yang menakutkan, teringat-ingat wajah kekasih, atau musuh, dan bentuk pikiran lainnya. Ini semua adalah hal yang wajar dialami oleh mereka yang memulai untuk bermeditasi.

Mulailah bermeditasi dengan persiapan yang baik, pastikan anda telah merencanakan untuk bermeditasi secara rutin, di waktu yang tepat, dan di kondisi yang mendukung anda. Anda tidak perlu memaksa diri anda untuk bermeditasi dan juga anda tidak perlu meminta sesuatu perubahan atau mengharapkan mujijat terjadi ketika anda bermeditasi. Tugas anda hanya berlatih untuk mengamati nafas saja. Itu saja.

Ketika anda bermeditasi untuk mengamati nafas, anda dapat memulai dengan mengamati poster tubuh anda dari kepala hingga ujung kaki, amatilah keadaan mereka yang relaks dan waspada. Kemudian anda dapat memulai untuk mengalihkan pikiran anda kepada nafas yang masuk dan keluar dengan memulai menarik nafas yang panjang, dan mengeluarkan nafas yang panjang juga agar pikiran anda terpusat ke nafas. Lakukan hal ini (penarikan dan pengeluaran nafas yang panjang) dalam beberapa menit dengan tujuan agar pikiran anda mulai terarah untuk mengamati nafas. Setelah pikiran terarah, anda dapat memulai dengan mengamati nafas secara alami, natural. Bernafaslah secara alami dan mulailah untuk mengamati nafas alami ini, anda cukup tahu nafas yang masuk, nafas yang keluar. Segala jenis nafas ini tidak perlu anda label atau beri nama, baik itu nafas panjang, nafas pendek, nafas tergesa-gesa atau apapun bentuk nafas, tugas anda hanya mengamati saja, lakukan hal ini secara terus menerus.

Suatu ketika dalam perjalanan meditasi, pikiran anda tentu akan bergerak ke sana kemari, mengarah ke masa lalu atau masa depan, tidak ajeg, terus bergerak. Ini adalah sifat alami pikiran yang tidak terlatih. Untuk itu anda cukup sadari, dan ajak kembali pikiran untuk fokus ke nafas yang masuk dan nafas yang keluar. Kemudian, ada saat-saat ketika anda merasakan tubuh anda seperti berat sekali atau ringan sekali atau anda merasa ada orang lain atau apapun rasa yang muncul, anda cukup waspada dan kembalilah ke nafas masuk dan nafas keluar. Lakukanlah latihan ini terus menerus hingga minimal 15 menit, atau 30 menit hingga 1 jam. Latihan ini sangat baik untuk menguatkan pikiran anda agar dapat dikendalikan dengan baik.

Kesulitan awal dalam bermeditasi pasti terjadi, dan membuat anda berhenti bermeditasi. Inilah bagian dari pikiran yang membudaki kita untuk membiarkan mereka liar. Persis seekor monyet hutan yang liar, sebelum anda jinakan tentu anda akan memberikan kandang yang kuat agar sang monyet paham siapa majikannya, juga anda mungkin saja memberikan rantai besi yang kuat untuk membuat sang monyet tidak bergerak terlalu rutin. Meditasi seperti kandang atau rantai besi tersebut yang membuat sang pikiran tidak berkelana tanpa arah. Tentu pikiran yang berkelana yang dikandang dan dirantai emasi tersebut akan berontak, loncat-loncat, marah, teriak-teriak dan segala reaksi penolakan. Inilah yang akan anda hadapi ketika anda memulai meditasi. Andalah majikan atas hidup anda sendiri, anda yang tentukan jalan yang terbaik untuk hidup anda.

Bapak Psikologi dunia Sigmund Freud yang menyatakan dalam teori tentang pikiran atau mental bahwa pikiran terbagi menjadi tiga yaitu pikiran sadar (conscious mind), pikiran prasadar (preconscious) dan pikiran tak sadar (unconcious). Beliau menambahkan bahwa pikiran bawah sadar memiliki potensi yang besar layaknya sebuah gunung es yang ada di lautan luas, pikiran bawah sadar adalah bagian di bawah permukaan laut yang memiliki volume yang lebih besar daripada pikiran sadar dan prasadar yang berada di atas permukaan laut yang tampak. Volume yang besar dari pikiran tak sadar atau bawah sadar ini menunjukkan bawah pikiran bawah sadar memiliki pengaruh yang besar atas kehidupan seseorang dalam menjalankan kehidupannya.

Pikiran bawah sadar memuat kebiasaan, emosi, memori jangka panjang, serta sistem keyakinan. Ketika pikiran bawah sadar ini tidak pernah disadari maka kita tidak pernah keluar dari rangkaian masa lalu dan terus terlilit menjadi pribadi yang terus menerus mengalami hal yang sama di masa lalu. Jika masa lalu adalah kebaikan atau prestasi atau kesuksesan maka hal baik kita terus berlanjut dengan taraf yang tidak melebihi lebih dari yang dahulu, namun jika masa lalu kita adalah hal yang buruk, traumatis yang menyedihkan maka kita sulit untuk keluar dari keterpurukan tersebut dan terkesan hidup seperti selalu mendapatkan kesialan yang berulang, kesedihan yang tak berujung.

Pikiran bawah sadar perlu kita tembus, kita sadari dengan kekuatan pikiran sadar yang melewati pikiran prasadar. Pikiran bawah sadar dapat kita tembus dengan cara menguatkan pikiran sadar dan melatih pikiran sadar untuk menyadari setiap tindakan yang kita lakukan dengan cara membiasakan diri dengan membuat rencana, melaksanakan rencana, memonitoring tindakan atas rencana yang dibuat dan mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan sebagai bahan untuk membuat rencana berikutnya.

Sebagai terapis pikiran, kami belajar untuk mengenal pikiran bawah sadar dengan mengajak pikiran sadar memahami kondisi yang diterima saat ini dan membangun jembatan menuju ke bawah sadar dengan pendekatan perasaan yang muncul saat ini. Perasaan menjadi pintu yang baik untuk mengenal pikiran bawah sadar. Perasaan yang intens baik mendukung atau mengganggu kehidupan kita, memiliki koneksi yang baik terhadap pikiran bawah sadar. Jika kita mengenal dengan baik perasaan kita saat ini, perasaan tersebut bisa menjadi guide yang dapat menuntun kita menuju pikiran bawah sadar.

Pikiran bekerja lebih mudah ke arah SMART way. Apa itu SMART way? SMART adalah kependekan dari Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Timely.

Pikiran lebih mudah bekerja untuk hal yang spesifik atau ke satu titik bukan ke luasan yang menyebar. Ketika anda memilih cita-cita hidup anda, tentu anda perlu memastikan cita-cita anda itu mungkin untuk dicapai dan bukan seperti ungkapan yang perlu di ralat, “Gantunglah cita-cita mu setinggi langit”, dahulu mungkin orang memperkirakan bahwa langit dapat dicapai, namun kini sains sudah membuktikan bahwa langit itu tak terjangkau sangat sulit dicapai dan tidak berbatas. Untuk itu gunakan ungkapan yang terupdate yaitu,”Capailah cita-cita mu setinggi mungkin”. Kata mungkin adalah probabilitas yang memastikan ada kesempatan untuk mencapai sang cita-cita, kata gantung diganti dengan capai karena ketika kita mengantung cita-cita kita terkesan kita enggan untuk mencapainya, dan kata tersebut membuat pikiran kita sulit untuk langsung mengarah ke satu kegiatan pencapaian cita-cita, untuk itu langsung kita ganti kata gantung dengan capai agar mengarahkan pikiran kita langsung untuk sebuah tindakan mencapai cita-cita.

Pikiran yang tertuju ke satu titik sangat membantu kita untuk mengerahkan segala upaya menuju titik tersebut. Persis ketika anda ingin menghabiskan waktu anda untuk berlibur, tentu anda akan memilih tempat yang spesifik di antara ribuan tempat lainnya, sehingga membantu anda untuk mengarahkan langkah anda untuk mencapai tempat tersebut. Stop menggunakan kalimat umum untuk merangkai impian anda. Contoh kalimat umum yang sering penulis jumpai saat memberikan workshop mindset ke beberapa peserta di antaranya, “Aku ingin menjadi orang yang berguna untuk keluarga, bangsa dan negara”, “Aku ingin membahagiakan orang tua ku”,”Aku ingin menjadi orang kaya”,”Aku ingin jadi pengusaha sukses”,”Aku ingin menjadi istri yang membahagiakan suami”,”Aku ingin setia kepada Tuhan”, dan lainnya. Kalimat ini sulit sekali mengarahkan pikiran untuk mengkaryakan tindakan yang kongkrit. Pikiran perlu ekstra waktu dan mengira-ngira arah dari kalimat tersebut. Buatlah kalimat hidup anda lebih spesifik dengan menggunakan kata kunci kongkritkan kalimat tersebut ke arah tindakan yang khusus. Contoh untuk kalimat, “Aku ingin menjadi orang yang berguna untuk keluarga, bangsa dan negara”, kalimat ini dapat kita kongkritkan menjadi, “Aku ingin menjadi kepala desa di sebuah desa tempat aku dilahirkan”. Menjadi kepala desa tentu anda memiliki peluang yang lebar untuk menjadi orang yang berguna bagi keluarga anda, bangsa dan negara. Sekarang anda dapat gunakan pikiran anda untuk menganalisa kedua kalimat di atas, anda tentu akan menemukan hal yang mudah untuk anda lakukan ketika anda memilih kalimat kedua, “Aku ingin menjadi kepala desa di sebuah desa tempat aku dilahirkan”. Kalimat ini langsung mengarahkan anda untuk belajar bagaimana menjadi seorang kepala desa, dan tentu anda akan memilih sikap, informasi, nara sumber dan bahan-bahan lainnya yang mengarahkan anda untuk menjadi kepala desa. Spesifikan cara anda berpikir, arahkan pikiran anda ke bagian yang spesifik, sehingga memudahkan anda untuk membentuk pikiran berikutnya dalam merencanakan, hingga merealisasikan yang anda pikirkan. Metode menspesifikan pikiran dapat dilakukan dengan belajar mencari kekhususan dari sesuatu yang umum. Anda dapat berlatih dengan membuat pertanyaan kepada pikiran anda sendiri, apakah kalimat yang anda katakan ini dipahami dalam bentuk tindakan yang terarah? Apakah kalimat tersebut melahirkan rencana yang jelas? Apakah kalimat tersebut memastikan anda untuk memilih?

Pikiran yang spesifik perlu dikuatkan dengan ukuran-ukuran yang mungkin. Measurable bermakna dapat diukur atau dapat dikalkulasi secara ukuran yang pasti. Pikiran spesifik dan memiliki ukuran yang pasti membuat anda lebih terang dalam melangkah dan juga membuat anda lebih mengevaluasi pikiran anda. Saat anda ingin menjadi kepala desa di desa tempat anda dilahirkan, anda dapat menambahkan ukuran di kalimat ini menjadi, “Aku ingin menjadi kepala desa di desa kelahiran ku pada saat aku lulus kuliah sarjana nanti”. Ukuran dapat berupa waktu, angka/jumlah, bobot/volume, jenis kegiatan, lokasi suatu tempat, jarak dan lainnya. Anda dapat menanyakan kalimat berikut untuk memastikan pilihan kalimat pikiran anda memiliki ukuran atau tidak, “Seberapa besar yang ingin kucapai?”, “Berapa lama aku dapat capai?”,”Apa saja yang perlu ku siapkan untuk mencapainya?”, ”Bagaimana aku mencapainya? ”. Ukuran yang tepat membantu pikiran kita lebih fokus untuk memastikan pencapaian apa yang direncanakan pikiran.

Ukuran yang kita buat tentu bukan ukuran yang tidak pasti, tidak sesuai dengan kemampuan kita di masa depan, juga bukan ukuran yang asal buat tanpa pertimbangan situasi dan kondisi di masa depan. Ukuran harus memenuhi syarat untuk dapat dicapai atau achievable. Ukuran yang dapat dicapai tentu bukan yang dapat dicapai sekarang saja, namun jika kita memikirkan untuk masa depan, anda perlu membuat prediksi ukuran yang mungkin untuk dicapai di masa depan. Gunakanlah parameter yang tepat untuk melihat kemungkinan pencapaian ukuran yang anda harapkan. Beberapa parameter seperti kondisi lingkungan, perkembangan teknologi, peradaban yang ada, kebiasaan manusia pada umumnya, regulasi negara, kondisi rumah tangga, potensi anda saat ini, upaya anda saat ini, dan lainnya. Sebagai contoh kalimat pikiran di atas, “Aku ingin menjadi kepala desa di sebuah desa tempat aku dilahirkan setelah aku lulus kuliah tepatnya pada tahun 2020”. Kalimat ini menjadi kalimat yang kuat sekali mendorong anda untuk mengapai atau merealisasikannya. Ukuran dari kalimat ini telah disempurkan dengan menambahkan ukuran yang mungkin dicapai yaitu 2020. Kenapa tidak 2017, 2018? Tentu kita membuat angka terukur yang mungkin untuk dicapai dengan melakukan pertimbangan. Mungkin di tahun 2017, anda baru selesai kuliah belum ada pengalaman berorganisasi di desa anda, juga anda belum dikenal banyak oleh masyarakat anda, untuk itu anda perlu untuk menyesuaikan diri, mempromosikan diri dengan terlibat dengan kegiatan desa. Dengan pilihan ukuran yang mungkin dicapai menguatkan anda untuk lebih dekat dengan apa yang anda rencanakan.

Pikiran anda saat ini telah belajar agar spesifik, memiliki ukuran, ukuran yang dapat dicapai berikutnya yang juga tidak kalah penting adalah apakah nyata atau maya-kah  pikiran anda yang anda buat? Bentuk pikiran realistik atau nyata perlu dikembangkan dalam memastikan untuk memperbesar peluang kesuksesan cara kita berpikir. Ingat bahwa hidup ini tidak ada yang pasti, namun hidup ini hadir dengan segala macam pengetahuan dan ajaran yang fungsinya untuk memperbesar peluang kesuksesan anda. Kalimat di atas, “Aku ingin menjadi kepala desa di sebuah desa tempat aku dilahirkan setelah aku lulus kuliah tepatnya pada tahun 2020” perlu dikaji atas kenyataanya. Tanyakanlah dalam pikiran anda, “Apakah di tahun 2020 desa ku masih ada?”, Apakah pekerjaan sebagai kepala desa adalah pekerjaan yang memang ada di tahun 2020?”. Tanyakan kerealistikan atas bentuk pikiran anda, sehingga anda terhindari dari sesuatu yang maya atau yang tidak nyata di kehidupan anda. Kenyataan sangat dekat dengan kekiniann yang ada. Misal dahulu Wright brothers penemu pesawat terbang yang bermimpi ingin melayang di udara, mungkin sebagian orang yang mendengar mimpi tersebut mengatakan bahwa mimpi mereka tidak realistik atau maya. Bagi Wright mereka melihat bahwa dengan berkembang pesatnya mesin di abad revolusi mesin, membuat mereka yakin kerealistikan mimpi mereka dengan memadukan segala mesin yang ada untuk membuat sebuah benda melayang di udara. Steve Jobs dengan Applenya pun memiliki imajinasi yang realistik walau terkesan oleh banyak orang bahwa imajinasi Steve jauh dari realita. Namun steve piawai dalam memadukan segala teknologi yang berkembang untuk mewujudkan imajinasinya dalam membuat smartphone Iphone generasi pertama yang menghebohkan dunia. Realistik bukan melulu harus nyata saat ini, realistik dapat nyata di kemudian hari, namun dengan dukungan segala hal yang ada saat ini.

Pikiran yang spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realistik perlu untuk dituntaskan dengan agenda perencanaan yang sistematis. Untuk itu kita perlu menerapkan timely – ketepatan waktu pencapaian. Agendakan segala hal yang anda pikirkan dengan waktu yang tersusun dengan baik. Sebagai contoh dari kalimat di atas, “Aku ingin menjadi kepala desa di sebuah desa tempat aku dilahirkan setelah aku lulus kuliah tepatnya pada tahun 2020”, tahun saat ini adalah 2017, maka anda memiliki 3 tahun untuk mencapai kalimat pikiran tersebut. Untuk pencapainya tentu anda akan membuat agenda mundur dari tahun 2020, apa yang akan anda lakukan di tahun 2019, 2018 hingga di tahun ini. Anda juga dapat mendetailkan sampai ke satuan waktu terkecil, misal bulan, minggu, hingga hari atau jam. Agenda ini menguatkan bentuk pikiran anda untuk lebih disiplin dan tekun dalam pencapaian yang anda pikirkan. Susunlah agenda hidup anda, cermatlah agar anda benar-benar memanfaatkan waktu anda untuk hidup dan berkehidupan.

Pikiran layaknya magnet dalam kehidupan kita. Perhatikanlah jika anda sering berpikir yang baik tentu kehidupan anda akan menjadi baik, sebaliknya jika anda berpikiran tidak, tentu hidup anda cenderung menjadi tidak baik. Penulis menuliskan pikiran baik tidak sama dengan berpikir positif, kedua hal ini sangat berbeda. Berpikir baik tidak selalu positif, namun berpikir positif bukan pikiran yang baik selalu. Hm.... sedikit membingungkan ya?.. berpikir positif itu baik, namun sering kali berpikir positif itu melupakan realita yang ada, sebagai contoh ketika anda ditolak bekerja di sebuah perusahaan yang anda tuju, maka berpikir positif akan mengatakan penolakan ini sebagai hal yang baik untuk belajar ditolak agar anda tidak putus asa. Namun kadang kala pikiran positif ini lemah dalam mengkaji lebih dalam mengenai faktor-faktor lain yang menyumbang kegagalan anda. Pikiran positif lebih sering menekan perasaan anda untuk merasakan kekecewaan, dan sekutunya. Jika terus dilakukan, anda akan sulit melihat kenyataan diri anda, dan bahkan anda akan menjauh dari pribadi anda yang sesungguhnya sehingga dapat berdampak kepada ilusi diri atau sederhananya anda menjadi orang yang tidak tahu diri sendiri dan anda rentan untuk melakukan pengabaian atas diri anda sendiri.

Untuk itu perlu anda pahami berpikir positif itu baik namun adalah lebih baik anda berpikir yang baik yang melihat hidup kenyataan secara hampir utuh. Ketika anda mendapat kegagalan lihatlah kegagalan ini anda ikut menyumbang dengan porsi yang besar, pelajari kegagalan tersebut, gali segala faktor yang menyebabkan anda gagal, di saat itulah anda siap untuk tidak gagal dalam hal yang sama namun mungkin berhasil di kondisi yang sama atau gagal di kondisi yang berbeda.

Kenali sang pikiran yang senatiasa bersama anda. Beri ia waktu untuk dilatih, dikuatkan dan dikelola agar hidup anda lebih baik dan berkualitas. Semoga tulisan di buku saku ini memberikan manfaat untuk persahabatan anda dengan pikiran anda, semoga pikiran anda sudah anda temukan, dan berikutnya dapat anda arahkan sehingga menguatkan anda untuk berani hidup dalam penghidupan yang senantiasa menantang. Mohon maaf jika ada kata yang tidak berkenan dalam tulisan ini, mohon dibagikan jika ada hal baik dalam tulisan ini, semoga saya, anda, kita semua berbahagia selalu. Jika ada pesan dan kesan dapat disampaikan ke facebook:aryavamsa.frengky, atau frengky.goodwill@gmail.com atau wa 082180696939. Terima kasih.

No comments:

Post a Comment

Sederhana Itu Indah

Sederhana Itu Indah Oleh Aryavamsa Frengky, M.A. Bebaskan keruwetan anda dengan hidup sederhana Sederhana Itu Indah O...