Sederhana Itu Indah
Oleh Aryavamsa
Frengky, M.A.
Bebaskan keruwetan anda dengan hidup
sederhana
Sederhana Itu Indah
Oleh Aryavamsa Frengky, M.A.
KATA PENGANTAR
Sungguh sebuah kebahagiaan, saat ini dengan dukungan keluhuran Ketuhanan
Yang Maha Esa, kebaikan alam semesta, dukungan istri dan anak serta para
sahabat yang setia terus mendukung hingga tulisan buku saku ke VII ini
terselesaikan dengan berbagai revisi.
Buku saku ke VII ini mengajak para pembaca untuk mengikrarkan pola hidup
sederhana sebagai jalan kehidupan berkualitas.
Hidup sederhana adalah pilihan dari berbagai macam pola hidup.
Kesederhanaan hidup bukanlah berarti hidup dalam kesusahan secara materi, namun
kesederhanaan hidup adalah motif hidup yang mengedepankan esensi hidup yang
bermakna.
Hidup ini terlalu sayang untuk dibiarkan terlena oleh nafsu-nafsu raga,
indera, dan lainnya, kehebatan akal harus diimbangi dengan budi disinilah
ketika budi dan akal berpadu maka kehidupan sederhana menjadi pilihan yang
bijak. Semoga maksud baik penulis tersurat dan tersirat dengan baik di hati
para pembaca. Jika terdapat hal yang perlu didiskusikan, penulis dengan senang
hati untuk mendiskusikannya.
Silakan untuk menghubungi penulis melalui wa, sms, telepon ke
082180696939.
Salam bahagia
selalu,
Aryavamsa
Frengky, M.A.
Sederhana Itu Indah
Hidup di negara
berkembang saat ini memiliki tantangan yang luar biasa. Teknologi yang
berkembang pesat yang tak dapat dibendung, dengan tidak diiringi penguatan
mental dalam penggunaannya memberikan dampak tersendiri bagi perkembangan
kualitas hidup. Kasus-kasus penurunan peradaban manusia terjadi dimana-mana,
mulai dari kasus pembenaran yang tidak benar, berita bohong-hoax, penculikan,
pemasulan identitas, pemerkosaan, dan lainnya. Walau kita sadar bahwa
kasus-kasus ini sudah terjadi di jaman dahulu kala, namun saat ini berkat
kemajuan teknologi kasus-kasus ini lebih marak dan terkesan lebih dekat dengan
kita. Belum lagi kasus-kasus depresi dikarenakan kalah pilkada, bunuh diri
dikarenakan gagal berambisi, serta pelarian diri lainnya dengan menjadi sosok
menakutkan yang dikenal dengan teroris.
Berbagai rayuan yang memanjakan indera setiap saat
hadir dalam berbagai bentuk penawaran yang mengiurkan. Di saat pemerintah mulai
berbagi hasil kekayaan negara dengan memberikan pelayanan pendidikan dan
kesehatan yang murah bahkan hingga gratis, diikuti pula dengan peningkatan upah
minimum wilayah, lalu impor barang yang membanjiri wilayah nusantara sehingga
harga barang menjadi relatif bersaing di harga yang murah meriah, hal-hal ini
mendorong masyarakat untuk sibuk memuaskan kebutuhannya dengan berbagai
dorongan dan cenderung masyarakat saat ini menjadi lebih konsumtif sehingga
mereka melupakan prinsip dasar pemenuhan kebutuhan yang dahulu dipelajari di
bangku sekolah yaitu dimulai dengan pemenuhan kebutuhan primer, sekunder
barulah tersier.
Kebutuhan primer seperti sandang, pangan dan papan
bukan lagi hanya berurusan dengan kebutuhan berpakaian, makan dan bertempat
tinggal. Sebagian mereka terikat juga dengan merek pakaian, tempat makan, atau jenis
makanan, serta rumah bertipe dan berukuran serta lokasi strategis atau tidak.
Bahkan saat ini di dalam kebutuhan primer sudah ditambahkan lagi bukan hanya
sandang, pangan dan papan, namun ada kebutuhan transportasi, dan komunikasi.
Jika kita lakukan survey kecil-kecilan, mulai dari dusun hingga kota, setiap
kepala keluarga memiliki kendaraan baik berupa sepeda atau kendaraan bermotor
beroda dua juga dilengkapi dengan mobile
phone bahkan sekarang hingga telepon pintar atau smartphone. Dua kebutuhan ini mau tidak mau menjadi primer,
sehingga budget pengeluaran rumah tangga memasukkan bahan bakar minyak
kendaraan bermotor dan pulsa telepon bahkan pulsa internet untuk smartphone menjadi pengeluaran yang
wajib dibayarkan.
Sungguh luar biasa perubahan kehidupan manusia saat
ini. Jarak saat ini sudah lagi tidak dipisahkan terlalu jauh. Rasa kangen, dan
rindu saat ini menjadi sulit ditemukan di kalangan masyarakat. Mereka dengan
mudah untuk menulis pesan singkat, kapan pun dimanapun tanpa harus menunggu
seperti dahulu kala. Bahkan jika memiliki lebih pulsa untuk berinternet, kita
dapat berinteraksi live-langsung
dengan mereka yang jauh di sana dengan biaya relatif murah.
Peradaban saat ini mungkin dapat kita sebut sebagai
peradaban terbuka, peradaban digital, peradaban modern, peradaban online atau darling (dalam jaringan).
Peradaban ini tentu memberikan tantangan tersendiri dalam perkembangan kualitas
hidup manusia. Berita baiknya adalah teknologi sangat membantu dalam penyebaran
virus baik dengan cara cepat dan murah, namun berita buruknya seperti yang
telah penulis utarakan di atas.
Beberapa film fiksi khususnya sains fiksi, banyak
sutradara memberikan gambaran mengenai peradaban modern, online, terbuka, dan
lainnya yang menunjukkan manusia tetap tidak mampu hidup berkualitas sekualitas
dengan kemajuan teknologi dan ilmu yang berkembang. Manusia tetap saja memiliki
keserakahan untuk menguasai banyak hal, kebencian untuk mengalahkan pesaing,
serta spiritual yang selalu mengangungkan kebenaran sepihak dan menjelekan
pihak lain. Gambaran ril dapat kita simak juga mengenai peradaban manusia yang
terjadi saat ini di abad generasi internet, masih dapat kita temukan aksi
kekerasan yang brutal, penabrakan di kerumuman, aksi dua negara yang saling
arogan untuk menguasai wilayah tertentu, perang atas nama keyakinan, demo atas
pemerintah yang korup, tertangkapnya kasus triliunan rupiah dalam korup berjejaringan,
kudeta atas negara yang syah, aksi bunuh diri yang rutin, aksi main hakim
sendiri membakar maling hidup-hidup, demo atas nama agama tertentu dan masih
banyak lagi bentuk kegiatan manusia yang tidak banyak mengalami perubahan lebih
bahkan mungkin lebih buruk lagi.
Beranjak dari kejadian-kejadian yang mewarnai kemajuan
teknologi di atas, dapat kita sederhanakan bahwa korelasi perkembangan kecanggihan
atau kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, tidak dapat berkorelasi dengan
kemajuan kualitas mental manusia yang hidup di dalamnya. Beberapa pemikir
mengatakan bahwa saat ini hidup 4 genarasi yang lahir dalam jaman yang berbeda.
Genarasi tersebut ialah generasi baby
boomers yang tahun kelahirannya di antara 1946 – 1964, generasi X dengan
tahun kelahirannya di antara 1965 – 1982, generasi Y dengan tahun kelahirannya
1982 – 2001 dan generasi Z dengan tahun kelahirannya mulai dari 2001. 4
generasi berkumpul dalam masa sekarang ini menunjukkan betapa kecepatan
perkembangan teknologi sangat cepat terjadi. Kita dapat menyaksikan ketika
telepon seluler yang dirintis oleh Nokia dengan tampilan 1 warna, hingga
berubah menjadi tampilan berwarna, lalu dilanjutkan dengan ditemukan teknologi
wireless atau tanpa kabel sehingga memungkinan telepon genggam untuk beroperasi
menggunakan basis data dalam jaringan tanpa kabel dan dari sinilah lahir smartphone dengan kemampuan mulai dari
3G hingga saat ini 5 G. Perkembangan yang begitu cepat atas teknologi yang
pesat inilah yang mempertemukan 4 genarasi dalam satu situasi. Hal ini sangat
berdampak dalam komunikasi dan regenerasi informasi yang sering kali menjadi
masalah utama antar generasi. Perkembangan teknologi yang cepat ini khususnya
dalam bidang komunikasi informasi, tentu tidak menjamin peningkatan kualitas
mental manusia yang hidup di dalamnya. Perkembangan kemajuan teknologi saat ini
menyumbang tantangan yang lebih dasyat dibandingkan sebelum teknologi ini berkembang
pesat.
Rayuan gemerlap dari kemajuan di peradaban saat ini
yang serba indah, cepat, murah dan banyak pilihan memberikan efek tersendiri
dalam kehidupan manusia saat ini khusus kita yang bertempat tinggal di negara
yang berkembang. Penulis pernah mengalami sendiri menjadi bingung untuk
memutuskan mau makan siang bersama keluarga di mana, karena banyaknya pilihan
tempat makan yang menawarkan makanan enak dan bersaing harga. Pilihan tempat
untuk jalan-jalan, pemilihan pembelian barang yang begitu beragam, dan
pilihan-pilihan lainnya. Terkadang kita terlepas dari inti dari kebutuhan atas
pilihan kita, bahkan terlempar jauh dari kebutuhan di balik pilihan kita. Misal
ketika kita lapar dan membutuhkan makanan, seharusnya kita cukup memilih
makanan yang ada didekat kita, namun kita sibuk memilih lokasi dan jenis
makanan yang akan dimakan, bahkan direla-relain sampai antri. Selain antri,
sampai-sampai menjadi pelaku kerusuhan di saat adanya pilihan untuk mengambil
keuntungan seperti dalam kasus diskon besar-besaran di salah satu mal besar di
jakarta tempo hari. Esensi kehidupan menjadi jauh dari sari kehidupan. Ungkapan
yang mengatakan,”Hidup untuk makan atau makan untuk hidup?” ini memiliki
relevansinya untuk ditanyakan dalam menyikapi gemerlap dunia saat ini.
Jika kita terlena, melupakan esensi kebutuhan kita,
kita secara kurang sadar diri tentu akan terseret-seret dengan ‘gembira’
sepertinya walau derita yang tak berujung untuk terus memenuhi hal-hal yang
tidak berelevansi dengan esensi hidup kita maka kita masuk dalam ungkapan
“Hidup untuk makan”. Terjebak dalam pilihan ini sungguh mengerikan, dan
membahayakan untuk kualitas kemanusiaan kita yang luhur. Kompleksitas keinginan
yang tak berujung menjadi sebuah kebiasaan bagi mereka yang terjebak dalam cara
‘Hidup untuk makan’. Dahulu memiliki pendapatan 1 juta perbulan sudah bahagia,
bisa berdana perbulan 10% namun ketika pendapatan meningkat hingga 10 juta
perbulan malah menjadi sulit bahagia dan keinginan berdana malah tidak lagi 10%
berkurang bahkan mungkin lebih sulit lagi untuk berdana, apalagi ketika
pendapat sudah mencapai ratusan juta perbulan. Dahulu rumah tipe 36 sudah
bahagia, sekarang setelah pendapatan meningkat rumah dibesarkan hingga tipe 100
belum juga bahagia. Dahulu berkendaraan dengan bus kota sudah cukup, sekarang
memiliki mobil bekas milik pribadi menderita. Dahulu senang dan sangat antusias
dengan calon istri / suami, sekarang sudah hidup lebih dari 5 tahun menjadi sering
ribut, bahkan memutuskan untuk cerai. Dahulu lulus sarjana sudah bahagia,
sekarang sudah pascasarjana saja tidak bahagia. Dahulu keliling mengajar belum
terkenal masih bahagia, dan riang, saat ini sudah terkenal bahkan pendapatan
sudah besar malah mudah marah-marah dan cenderung tidak bahagia. Dahulu bermain
bersama keluarga rutin di saat pendapatan masih pas-pasan, sekarang pendapatan
sudah meningkat tidak sempat lagi bermain bersama keluarga. Dahulu menonton
bioskop dengan ketajaman film dan suara yang standar sudah bahagia, sekarang
bioskop sedikit kotor saja sudah rewel. Begitu banyak hal-hal yang secara kita
kurang sadari menjadikan budak dari mentalitas yang tidak berkualitas.
Budaya komplain, budaya marah-marah, budaya ingin
menang sendiri, budaya galau, budaya dilema, budaya selingkuh tidak loyal,
budaya ambisi tak kenal batas, budaya ingin cepat kaya dengan cara instan,
budaya hidup sendiri tak perlu teman, budaya meminta bukan berbagi, budaya
perhitungan, budaya kikir dan pelit, budaya semaunya tidak peduli lainnya.
Budaya-budaya inilah yang akan terus mewarnai kehidupan manusia di peradaban
apapun jika kesadaran esensi hidup luntur dan menjauh dari pijar kehidupan.
Penulis memiliki beberapa sahabat yang membuat penulis
merenung untuk belajar dari mereka. Mereka adalah orang-orang yang marginal
karena termasuk orang-orang yang langka di jaman ini. Mereka pernah hidup dalam
gemerlap dunia namun kemudian menemukan kepalsuan dari gemerlap tersebut dan
memutuskan dengan memilih hidup sederhana. Mereka gunakan segala kekayaan
mereka untuk melayani, dan berbagi. Mereka
hidup dalam kekayaan budi bukan lagi materi. Mereka tidak lagi terjerat
dalam pilihan a atau b, mereka hanya memilih a saja tidak perlu ada b. Mereka
memahami hidup untuk hidup bukan lagi hidup untuk hal yang lainnya. Kehidupan
mereka menjadi sederhana, tidak kompleks dan tidak ruwet. Mereka masih tetap
kerja, masih tetap menabung, masih tetap berteman, masih tetap berinteraksi
dengan masyarakat, masih tetap menggunakan smartphone,
namun mereka tidak habiskan waktu hanya untuk bekerja, hanya untuk berteman,
hanya untuk berinteraksi, hanya untuk smartphone,
mereka gunakan waktu mereka untuk juga mengembangkan kualitas diri mereka
dengan berlatih untuk menjaga pikiran.
Hidup sederhana bukan berarti hidup membiara, menjadi
Bhikkhu atau Bhikkhuni tinggal di hutan sendirian, masuk di gua-gua, atau
berkelana, bukan juga hidup miskin, kekurangan, dan pas-pasan. Hidup sederhana
bukan hidup yang dikur dari materi yang dimiliki. Bahkan tidak sedikit juga
mereka yang memilih hidup sebagai rohaniawan yang hidupnya tidak sederhana,
bahkan ada yang hidupnya lebih ruwet hingga membuat dirinya sendiri tidak
berkualitas.
Hidup sederhana lebih dekat dengan pengertian hidup
yang disadari, dipahami, dibubuhi dengan kesukarelaan, diramu dengan
pengetahuan dan ketrampilan hidup yang luas, bersahaja, penuh kedamaian, dan
penuh dengan kebahagiaan. Hidup
sederhana adalah hidup yang memiliki pengertian yang tepat atas kehidupan
sebagai manusia yang luhur.
Mereka yang hidupnya sederhana tentu mudah untuk
mengatakan “Ini cukup bagi ku”, mereka tentu tidak terjerat dengan kalimat,
“Beri aku lagi dan lagi”. Mereka yang hidupnya senderhana mudah membagikan
hal-hal yang baik untuk digunakan oleh banyak orang, maka mereka akan
mengatakan,” Jika hal ini baik untuk anda silakan diambil, jika tidak boleh
disimpan dulu atau langsung dibuang”. Mereka telah terhindar untuk berebut
kekuasaan, berebut kekayaan, berebut lainnya. Mereka juga bukan pribadi yang
mengalah dengan keadaan, mereka gigih, tekun, penuh tanggung jawab. “Cara ini
tidak tepat, ayo cari cara lain yang lebih tepat”, demikian kesederhaan
pemikiran mereka yang hidup sederhana.
Gandhi menjadi sosok yang baik untuk kesederhanaan,
beliau tidak menyerang di saat penindasan penjajahan, beliau malah berpuasa
dengan diam. Walau beliau meninggal ditembak jarak dekat dengan timah panas,
namun nama besar beliau terus bersinar.
Buddha Goutama meninggalkan istana yang gemerlap dan
menyiksa diri untuk menjawab kesederhanaan ternyata beliau memahami hidup
gemerlap dan hidup menyiksa diri adalah hidup yang ekstrim bukan hidup yang
sederhana. Hingga akhirnya beliau menyadari kesederhanaan hidup dimulai dari fisik
yang cukup sehat, cukup makan, cukup minum, cukup istirahat, dan kemudian
mental akan tumbuh dengan kesadaran penuh dengan satu pemahaman bahwa hidup ini
penuh dengan fenomena yang tidak pasti, untuk itu janganlah untuk dilekatkan,
bergegaslah untuk berjuang menjadi majikan atas hidup kita sendiri.
Memulai hidup sederhana dapatlah dengan mensyukuri hal
yang kita peroleh saat ini. Anda memiliki apapun yang anda miliki saat ini
silakan untuk anda syukuri. Termasuk memiliki musuh, hutang, dan lainnya.
Dinamika kehidupan manusia memanglah demikian, tidaklah mungkin kita hidup
dalam keadaan yang selalu baik atau positif, realita kehidupan tentu mengundang
kita untuk hidup dalam kondisi baik dan buruk. Terimalah semua bentuk kehidupan
ini. Ingat tugas kita hanya menerimanya. Terimalah kedua kondisi kehidupan ini,
yang baik dan buruk disyukuri. Stop
komplain, stop menghakimi keadaan. Budaya ini tidak baik untuk pencapaian
kehidupan sederhana. Syukuri saja yang ada pada anda bukan yang ada pada orang
lain. Hanya yang ada pada anda yang layak anda syukuri, teruslah kembangkan
rasa syukur ini dan berterima kasihlah atas kehidupan anda saat ini. Anda boleh
berterima kasih kepada alam semesta, Ketuhanan Yang Maha Esa, dan apapun yang
anda yakini sebagai sosok yang besar dan agung. Bersyukur itu menciptakan
kegembiraan bukan kekesalan. Bersyukur akan membangkitkan bentuk pikiran
menerima, dan alhasil kedamaian tercipta sebagai dampak dari pemicu pikiran
bersyukur. Untuk itu jika anda bersyukur tapi belum merasakan kedamaian itu
berarti anda masih belum bersyukur total, tidak apa-apa, anda bisa memulai
berlatih secara sederhana dengan membandingkan kehidupan anda dengan mereka
yang menderita lebih dari anda. Lihatlah bagaimana kehidupan anda lebih baik
dari kehidupan orang lain. Anda juga bisa melihat referensi mereka yang kondisi
hidupnya tidak layak dibandingkan dengan anda namun mereka masih bisa gembira.
Bukalah pikiran anda, jelajahlah dunia sekeliling anda, temukanlah makna syukur
atas hidup anda sendiri. Jika anda memiliki mobil bersyukurlah yang lain hanya
memiliki motor, jika anda memiliki motor bersyukurlah yang hanya memiliki
sepeda, jika anda hanya memiliki sepeda bersyukurlah yang lain hanya bisa naik
angkot, jika anda hanya bisa naik angkot, bersyukurlah yang lain hanya bisa
jalan kaki menempuh jarak yang jauh, jika anda hanya bisa jalan kaki
bersyukurlah yang lain hanya duduk di kursi roda karena cacat kakinya, jika
anda cacat kaki bersyukurlah anda masih hidup yang lain sekarang sedang koma,
jika anda koma bersyukurlah anda memiliki peluang untuk hidup kembali, hingga
akhirnya jika anda meninggal tentu anda tidak perlu bersyukur lagi karena anda
sudah meninggal. Teruslah mengembangkan rasa syukur ini, tanpa henti tanpa
lelah anda terus kembangkan dalam batin anda, atau dalam pikiran anda, atau
dalam mental anda, sesegera mungkin anda akan mendapatkan kedamaian dari buah
pikir ini. Anda akan merasakan betapa hidup ini berlimpah, penuh dan bermakna.
Tiada hal lain yang patut ditakuti, dikhawatirkan, dibimbangkan hanya disyukuri
dan diterima dengan baik.
Usulan berikutnya untuk memulai hidup sederhana adalah
mulailah untuk mengamati barang-barang yang anda gunakan sehari-hari apakah
barang-barang tersebut berlimpah ruah atau bahkan tidak tersedia dengan baik.
Anda memiliki pakaian untuk kerja, pakaian untuk tidur, pakaian untuk pergi
pesta, pakaian untuk pergi berlibur dan lainnya. Anda dapat melakukan
klasifikasi pakaian anda. Berlebih kah atau kurang. Pakaian yang sudah lama
tidak digunakan, segeralah disumbangkan, pakaian yang belum rusak janganlah
diabaikan, dan tidak membeli baru lagi. Fokuslah ke fungsi bukan trendi. Para
wanita memiliki kesulitan dalam hal ini, karena kaum wanita sejak awal jaman
hingga hari ini menjadi sasaran empuk dalam dunia industri dan perekonomian.
Kaum wanita cenderung memiliki kehidupan yang ruwet dan lebih sulit untuk hidup
sederhana. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, iklan televisi selalu
menggunakan wanita sebagai aktor promosi hampir 90% produk dunia. Wanita muda
cenderung mengkoleksi banyak barang baru, dan wanita tua cenderung mengkoleksi
barang lama, sehingga jika dua wanita tua dan muda bertemu sering kali
berselisih untuk memilih barang baru dan menyimpan barang lama.
Pilihlah barang-barang yang cukup untuk menghiasi
hidup anda. Penulis dan istri memiliki kebiasaan yang sama untuk tidak membeli
pakaian yang baru sebelum yang lama rusak atau disumbangkan ke orang lain
sehingga kami memiliki kesepakatan untuk jumlah pakaian yang konstan atau
tetap. Untuk itu lemari pakaian perlu diberi batas untuk jumlah pakaian. Bahkan
pakaian penulis yang awet membuat penulis tidak pernah membeli yang baru, dalam
setahun pakaian yang dibeli dapat dihitung dengan jari tangan saja.
Pakaian menjadi yang utama penulis sampaikan disini
sebagai contoh yang mudah untuk dilatih. Merek-merek pakaian yang terkenal
boleh saja dibeli, asal ketika membeli anda harus memastikan bahwa anda membeli
untuk kenyaman berpakaian bukan untuk gengsi. Pahamilah fungsi dari segala
barang yang anda miliki sekarang. Jam tangan carilah sesuai fungsi yang anda
inginkan, sepatu, dan lain sebagainya. Anda tidak perlu menunjukkan segala
materi kekayaan anda lewat pakaian dan perlengkapan lainnya yang anda gunakan.
Hiduplah sederhana dengan menggunakan hal-hal yang sesuai fungsinya.
Di saat anda berlatih memilih dan menggunakan
barang-barang yang sesuai fungsinya, di saat itulah anda mengembangkan kendali
diri yang kuat. Kekuatannya layaknya di saat anda berpuasa atau berpantangan
atas sesuatu. Anda mengendalikan diri anda juga bermakna anda menjadi majikan
atau tuan atas hidup anda sendiri. Anda tidak lagi dibodohi oleh iklan-iklan
atau potongan harga yang memaksa anda untuk menjadi budak atas kebodohan anda
sendiri. Rumah anda tidak lagi berisi barang-barang yang tidak berfungsi atau
tidak bermanfaat, namun isi rumah anda akan sangat efisien dan tentu memudahkan
anda dalam berkehidupan.
Belajarlah dari mereka di negara maju dimana rumah
mereka sudah lagi tidak memiliki lahan untuk halaman. Mereka tinggal di dalam
ruangan yang rata-rata luasnya hanya 21 hingga 25 meter persegi. Rumah seluas itu
tentu memerlukan kendali yang kuat dalam pemilihan barang-barang yang tepat
sesuai fungsinya. Belajar jugalah dengan mereka yang hidup berpindah-pindah,
mereka tidak mungkin membawa barang-barang yang tidak diperlukan, dan mereka
memiliki ilmu manajemen perkakas yang efisien tepat guna sehingga memudahkan
mereka untuk hidup berpindah-pindah.
Mulailah untuk memilah-milah barang-barang anda yang
disesuaikan dengan fungsinya. Belajarlah mengendalikan diri anda melalui
praktik ini. Saat ini anda dapat memulai dari tempat anda tidur, berapa banyak
bantal yang cukup untuk anda, jenis kasur yang cukup untuk anda, pembungkus
kasur yang cukup untuk anda, lemari, pencahayaan, televisi, ac, dll yang cukup
untuk anda, sisihkan yang berlebih. Kendalikan semua berdasarkan fungsi bukan
gengsi.
Tugas berikutnya untuk pengembangan hidup sederhana
adalah buatlah agenda untuk perjalanan anda yang disesuaikan dengan prioritas
bukan disesuaikan dengan hal yang terlintas. Jika anda bekerja dengan
perusahaan maka anda tentu memiliki jadwal bekerja yang fix, kemudian jika anda
melembur pastikan tidak sering, jika sering evaluasilah pekerjaan anda. Apakah
pekerjaan anda tersebut kurang waktu, kurang orang, kurang alat, atau lainnya.
Waktu anda tidak hanya bekerja, namun anda perlu bekerja dengan menyisipkan
untuk pengembangan diri anda. Misal jika anda bekerja sebagai kasir, anda tentu
memiliki waktu luang untuk memahami arus uang masuk dan keluar, pastikan anda
bekerja tidak seperti sebuah mesin, yang tidak dapat mengembangkan diri hanya
melakukan hal-hal rutin. Agendakanlah waktu anda tidak hanya untuk pekerjaan anda
namun juga anda perlu waktu untuk hidup anda seperti istirahat dan mendamaikan
diri anda. Jika anda memiliki lebih dari
1 pekerjaan, anda perlu pastikan sekali lagi prioritas bukan karena
hanya terlintas. Prioritaskan yang utama sebagai pekerjaan utama, dan perlu
dipahami bahwa banyak pekerjaan tidak menjamin anda memiliki hidup lebih
berkualitas, namun pilihan yang prioritas akan membantu hidup anda berkualitas.
Tentu anda memahami prioritas dalam kegiatan anda sehari-hari. Pilahlah yang
prioritas lebih awal sebelum anda memilih yang lainnya. Prioritas ditentukan
berdasarkan hal-hal yang berkaitan dengan kebaikan kehidupan karir anda. Misal
seorang manajer perusahaan yang berkeluarga, suatu ketika ada anggota
keluarganya meninggal maka sang manajer tersebut tentu memprioritaskan ke
keluarganya terlebih dahulu untuk beberapa saat namun ia tetap bisa
mendelegasikan atau meminta bantuan teman-teman lainnya untuk menyelesaikan
tugasnya sebagai manajer. Manajer yang sederhana hidupnya ini tentu tidak akan
berlama-lama dalam kesedihan atas kejadian di keluarganya sehingga berhari-hari
hingga berminggu-minggu meninggalkan pekerjaannya tanpa memberikan delegasi
atau berkomunikasi untuk meminta bantuan ke rekan kerjanya.
Anda yang berkeluarga memerlukan belajar untuk memberi
prioritas atas agenda kerja anda. Masukanlah agenda waktu bersama keluarga inti
anda sebagai prioritas selepas anda kerja. Beberapa orang yang penulis kenal,
mereka dapat menjadi ketua organisasi di berbagai organisasi, alhasil tidak
dapat bekerja optimal di banyak organisasi, bahkan ada yang mengatakan ‘hanya
pinjam nama saja’. Lalu apa yang didapat dari keterlibatan ini? Hanya nama saja
fungsinya apa? Apakah ada karya yang dilekatkan di atas nama tersebut? Kemudian
sumbangsih hanya nama apakah layak diperjuangkan? Kaum laki-laki sering kali
terpancing untuk hal-hal urusan di luar rumah. Mereka bangga sekali atas
dirinya yang bisa aktif di organisasi-organisasi masyarakat dan apalagi bisa
menjadi pengurus, pembina bahkan menjadi ketua. Sampai-sampai mereka lupa
pulang ke rumah, anaknya yang lucu tidak sempat ia ajak bermain, hingga si anak
sudah minta menikah ia baru sadar, ternyata ia jarang bersama sang anak. Ini
bentuk kehidupan yang jauh dari kesederhanaan. Waktu kita hanya 24 jam 1 hari,
kita istirahat untuk tidur dan lainnya 8 jam, selebihnya kita bekerja untuk nafkah
sekitar 10 jam, sisa waktu kita tinggal 6 jam, syukur jika tidak terlilit macet
di jalan. Jika macet di jalan siswa waktu kita mungkin tinggal 4 jam. Untuk itu
prioritaskanlah keluarga inti anda sebagai bagian utama untuk penggunaan waktu
4 jam tersebut. Anda boleh aktif berorganisasi sebagai pilihan anda untuk
peduli dengan orang lain, namun anda perlu untuk meninjau apakah ada waktu
untuk keluarga inti anda? Jika tidak ada maka itu bukan prioritas, tapi jika
ada itu adalah bagian prioritas.
Ada lagi case
lain yang berkaitan dengan hidup berkeluarga yang jauh dari kesederhanaan
hidup. Suami atau istri memiliki hobi yang sering dilakukan sebelum menikah dan
kemudian dilanjutkan ketika menikah. Hobi ini bukan milik pribadi pasangan.
Umumnya setelah menikah di tahun-tahun ke-2 atau ke-3 atau lebih, suami atau
istri memulai melanjutkan hobi masing-masing. Misal suami hobi bermain bulu
tangkis, si istri diajak untuk pergi bermain bersama walau istri tidak bisa.
Ini hal yang baik untuk istri yang mau ikut, dan mau mencoba bermain bersama
suami. Namun ada saja suami yang hanya pergi bermain bulu tangkis tanpa pernah
mengajak istrinya dan sang istri juga tidak berinisiatif untuk ikut karena
memiliki hobi lain di rumah yaitu menonton telenovela atau sinetron. Lambat laun
hal ini menjadi kebiasaan untuk tidak bersama, walau tidak bercerai secara
hukum perkawinan, namun sesungguhnya kebiasaan ini menunjukkan ketidak
bersamaan dalam waktu dan masing-masing pasangan tidak komitmen dalam
perjanjian pernikahan mereka yaitu selalu bersama dalam suka dan duka. Prioritaskanlah
pasangan anda dan agendakanlah dalam kegiatan anda untuk bersamanya, mereka
hadir karena anda menikahinya maka bersamanya adalah agenda yang prioritas.
Untuk anda yang tidak berkeluarga khususnya yang memutuskan
untuk tidak berkeluarga. Sungguh anda memiliki tantangan untuk memberi
prioritas atas agenda hidup anda. Jika anda memutuskan untuk tidak berkeluarga
karena alasan untuk memuaskan hidup anda sendiri atas segala hal yang anda
capai ini menjadi tidak sederhana. Anda memiliki ruang waktu yang lebih luas
daripada mereka yang berkeluarga. Anda dapat menggunakan waktu anda untuk
berbagi ke orang lain di sekitar anda. Agendakanlah waktu hidup anda sebagaian
untuk orang lain, sehingga kesendirian anda bermanfaat untuk orang lain.
Sebagai orang tua yang memiliki putra dan putri yang
sudah layak disebut dewasa, anda pun perlu memiliki hidup sederhana. Berilah
kebebasan dan ijinkan mereka putra-putri anda untuk memilih kampus, pekerjaan,
karir hingga pasangan secara mandiri. Anda cukup memberi saran dan ijinkan
mereka yang memutuskan. Tidaklah layak anda ikut campur dalam kehidupan mereka
yang sudah dewasa, apalagi memutuskan sepihak. Anda cukup fokus ke kehidupan
sederhana anda untuk menuju kehidupan pensiun yang sejahtera. Anda bersama
pasangan anda dapat memiliki waktu kembali bersama selayaknya dahulu
berpacaran. Ijinkan anak-anak anda yang bukan anak-anak lagi untuk memutuskan
pilihan mereka jika pun keputusan itu gagal dalam proses, ijinkan mereka bangkit,
dan berupaya untuk memulai lagi. Anda adalah penasehat, pemotivasi, pendukung
putra-putri anda, bukan majikan mereka. Jika nasehat anda ditolak oleh
putra-putri anda, jangan membalas dengan paksaan, tapi ubalah cara anda
menyampaikannya. Ada 1001 cara untuk anda siapkan jika memang nasehat anda
baik. Walau cara-cara anda tidak diterima, anda cukup mengatakan,”Maaf jika
saran ini tidak baik, semoga kalian berbahagia”. Setelah putra-putri anda
memutuskan pilihannya dukunglah walau tidak sesuai saran anda. Wariskanlah
sikap sederhana ini agar mereka memahami arti pilihan, memilih dan menjalankan
hidup atas pilihan mereka sendiri.
Anda yang
ditinggal hidup oleh pasangan anda dengan luka dan segala yang tidak nyaman,
bertahanlah. Anda tidak sendirian, dan anda perlu bersyukur atas kehidupan
anda. Mulailah menyederhanakan bentuk pikiran anda. Anda dapat memilih untuk
tidak menikah lagi atau memilih untuk menikah lagi. Pilihan anda perlu
dilatarbelakangi dengan tujuan. Untuk apa anda menikah lagi dan untuk apa tidak
menikah lagi. Jika tujuannya hanya untuk agar tidak kesepian, ada yang
menafkahkan, ada teman ngobrol dan kepentingan sepihak lainnya, maka saran saya
stop berpikir untuk menikah lagi. Hal ini berbahaya karena bentuk tekad anda
sudah mengarah ke cinta yang sepihak. Anda akan menderita lagi jika semua yang
anda harapkan tidak tercapai. Adalah lebih baik anda memulai hidup baru sebagai
duda bahagia atau janda ceria. Anda bisa teruskan hidup anda dengan status yang
katanya kurang menyenangkan. Percayalah bahwa nilai-nilai ketuhanan status anda
tidak dipertanggungjawabkan sebagai kelanjutan hidup setelah kematian, namun
jasa kebajikan andalah yang menjadi pertimbangan dalam perjalanan anda setelah
kematian. Belajarlah dari kesalahan sebelumnya, berhentilah untuk melakukan
atau mencoba dalam kesalahan yang sama. Umumnya mereka yang bercerai dan
mencoba menikah lagi akan berdampak perceraian kedua, hal ini dikarenakan
adanya kebiasaan yang tertanam sejak masa kecil yang belum tuntas dan terbawa
hingga pernikahan salah satunya adalah kelonggaran komunikasi dengan orang tua
lawan jenis. Misal kelonggaran komunikasi dengan ayah bagi seorang anak
perempuan dapat berdampak perceraian baginya, begitu juga sebaliknya
kelonggaran komunikasi antara anak laki-laki dengan ibunya maka memberikan
sumbangsi untuk perceraian bagi anak laki-laki ini kelak. Bagaimana jika
kelonggaran komunikasi antar kedua orang tuanya? Mungkin ia jadi anak asisten
rumah tangga, atau anak yang sulit diatur sehingga sukanya tawuran.
Hidup ini indah dan sangat indah dengan segala bumbu
di dalamnya. Pahit dan manis, suka dan duka, untung dan rugi, termasyur atau
terhina semua adalah bagian hidup yang tidak terlepas bagi mereka yang hidup.
Tenang saja saat ini ada dikenal, maka anda siapkan diri untuk dihina. Saat ini
anda untung, anda perlu siapkan diri untuk merugi, inilah sisi mata koin dalam
kehidupan kita. Namun mereka yang sadar, mereka yang sederhana hidupnya, mereka
tidak memilih hidupnya seperti mata koin, tetapi memilih hidupnya seperti
sebatang pohon berbunga dan berbuah serta terus menghasilkan benih kebajikan
untuk diregenerasikan terus menerus. Semua bagian dirinya bermanfaat untuk
hidupnya dan sekitarnya. Itulah ungkapan seorang Ajahn Chah (Meditator -
Bhikkhu hutan dari Thailand). Beliau mengibarkan sebatang pohon yang terus
tumbuh, berbunga, berbuah dan menghasilkan benih untuk terus mengalirkan
kebajikan sekarang dan selamanya.
Anda yang memulai dan memutuskan untuk hidup
sederhana, anda tentu lebih sadar diri untuk melihat segala godaan duniawi
hanya sebagai latihan untuk sabar. Gemerlap dunia tidak lagi mampu merayu anda
serta membudak anda agar terlena dan membuat anda lepas kendali. Kekayaan yang
anda miliki akan membantu anda lebih berkualitas dalam belanja, dan berbagi.
Anda tidak lagi bekerja hanya untuk jadi budak pemenuh keinginan anda, inilah
yang memungkinkan anda untuk memiliki tabungan yang cukup. Selama ini anda
hanya memulai kredit kemudian melunasinya dan berikutnya memulai lagi hingga
bulanan anda menjadi minus, sekarang setelah anda memutuskan hidup sederhana
anda dapat melihat uang anda tercetak baik dalam tabungan anda.
Anda tidak perlu lagi tergopoh-gopoh mencari destinasi
liburan yang eksotik dan mahal, yang katanya dapat membuat anda terlepas dari
stres, padahal anda mempersiapkan untuk traveling ke destinasi tersebut dengan
stres yaitu bekerja keras, dan setelah anda pulang dari destinasi tersebut apa
yang anda rasakan, apakah anda tidak akan stres lagi? Apakah anda dapat
menjamin anda bisa segembira waktu anda traveling? Tentu tidak. Ini hanya
fenomena, tidak tetap. Anda betul merasakan kegembiraan ketika anda mendapat
destinasi traveling yang anda tuju, namun rasa itu akan tercampur dengan
kecemasan setelah pulang dan melihat uang tabungan berkurang atas kegiatan
jalan-jalan tersebut. Lalu anda hanya meninggalkan memori dan foto kenangan di
destinasi tersebut, selanjutnya realita hidup tetap kembali lagi untuk anda hadapi.
Anda yang suka makan sebagai hiburan mulailah untuk
menyadari bahwa makan yang anda makan hanya bertahan 4 jam atau lebih sedikit.
Selanjutnya mereka harus segera di proses diserap dan sebagian besar dibuang.
Rasa makanan pun dibentuk hanya sekian menit di mulut, selanjutnya di
kerongkongan mereka hanya benda asing yang tak berasa. Kenikmatan makanan boleh
kita nikmati, namun perlu dipahami untuk hidup sederhana kita perlu menyadari
antara pilihan yang dimakan dengan kebutuhan yang diperlukan. Waspadalah
makanan dan minuman yang kita konsumsi wajib mendukung kesehatan kita bukan
hanya untuk selera, hiburan, kenikmatan, dan alhasil tubuh kita terlalu gemuk,
terlalu kurus, atau bahkan menimbulkan penyakit. Makanlah makanan yang membantu
anda untuk segar dan semangat. Perbanyak makanan nabati bukan hewani,
buah-buahan segar bukan kalengan atau kotakan. Anda itu tuan untuk lidah anda
sendiri, jangan menjadi budak untuk produk iklan sehingga anda hilang akal
untuk memilih makanan dan minuman yang baik untuk kesehatan anda.
Cara hidup sederhana adalah pilihan. Manusia memiliki
kemampuan untuk hidup sederhana. Hidup sederhana adalah praktek untuk hidup
mawas diri atau kendali diri. Inilah warisan dari para guru besar spiritual
kita yaitu hidup mawas diri atau kendali diri. Untunglah anda dan saya adalah
manusia, maka kita memiliki kemampuan untuk mawas diri. Manusia itu rentan atas
akal pikirannya. Mereka bisa lebih binal dari hewan buas, juga mereka bisa luhur
seperti guru spiritualnya. Kebinalan dan keluhuran semua tergantung pada
pilihan yang ditetapkan oleh manusia itu sendiri. Ada 1001 alasan untuk menolak
hidup sederhana, namun hanya ada 1 alasan untuk memilih hidup sederhana yaitu
agar hidup anda lebih bahagia, damai dan sejahtera.
Selamat berlatih hidup sederhana, tulisan ini hanya
bagian kecil dari cara hidup sederhana, saat ini pun penulis berlatih atas
cara-cara yang penulis tuliskan sendiri. Mohon maaf jika ada bagian tulisan
yang tidak berkenan. Sebarkanlah hal yang baik dari tulisan ini, bagikan ke
setiap orang yang anda kenal, ijinkanlah kebaikan tulisan ini menyebar dan
semoga bermanfaat untuk kehidupan kita yang singkat ini. Semoga semua makhluk
hidup berbahagia.