Friday, June 15, 2018

Sederhana Itu Indah


Sederhana Itu Indah
Oleh Aryavamsa Frengky, M.A.
Bebaskan keruwetan anda dengan hidup sederhana






Sederhana Itu Indah
Oleh Aryavamsa Frengky, M.A.


KATA PENGANTAR
Sungguh sebuah kebahagiaan, saat ini dengan dukungan keluhuran Ketuhanan Yang Maha Esa, kebaikan alam semesta, dukungan istri dan anak serta para sahabat yang setia terus mendukung hingga tulisan buku saku ke VII ini terselesaikan dengan berbagai revisi.
Buku saku ke VII ini mengajak para pembaca untuk mengikrarkan pola hidup sederhana sebagai jalan kehidupan berkualitas.
Hidup sederhana adalah pilihan dari berbagai macam pola hidup. Kesederhanaan hidup bukanlah berarti hidup dalam kesusahan secara materi, namun kesederhanaan hidup adalah motif hidup yang mengedepankan esensi hidup yang bermakna.
Hidup ini terlalu sayang untuk dibiarkan terlena oleh nafsu-nafsu raga, indera, dan lainnya, kehebatan akal harus diimbangi dengan budi disinilah ketika budi dan akal berpadu maka kehidupan sederhana menjadi pilihan yang bijak. Semoga maksud baik penulis tersurat dan tersirat dengan baik di hati para pembaca. Jika terdapat hal yang perlu didiskusikan, penulis dengan senang hati untuk mendiskusikannya.
Silakan untuk menghubungi penulis melalui wa, sms, telepon ke 082180696939.
Salam bahagia selalu,
Aryavamsa Frengky, M.A.
Sederhana Itu Indah

Hidup di negara berkembang saat ini memiliki tantangan yang luar biasa. Teknologi yang berkembang pesat yang tak dapat dibendung, dengan tidak diiringi penguatan mental dalam penggunaannya memberikan dampak tersendiri bagi perkembangan kualitas hidup. Kasus-kasus penurunan peradaban manusia terjadi dimana-mana, mulai dari kasus pembenaran yang tidak benar, berita bohong-hoax, penculikan, pemasulan identitas, pemerkosaan, dan lainnya. Walau kita sadar bahwa kasus-kasus ini sudah terjadi di jaman dahulu kala, namun saat ini berkat kemajuan teknologi kasus-kasus ini lebih marak dan terkesan lebih dekat dengan kita. Belum lagi kasus-kasus depresi dikarenakan kalah pilkada, bunuh diri dikarenakan gagal berambisi, serta pelarian diri lainnya dengan menjadi sosok menakutkan yang dikenal dengan teroris.
Berbagai rayuan yang memanjakan indera setiap saat hadir dalam berbagai bentuk penawaran yang mengiurkan. Di saat pemerintah mulai berbagi hasil kekayaan negara dengan memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang murah bahkan hingga gratis, diikuti pula dengan peningkatan upah minimum wilayah, lalu impor barang yang membanjiri wilayah nusantara sehingga harga barang menjadi relatif bersaing di harga yang murah meriah, hal-hal ini mendorong masyarakat untuk sibuk memuaskan kebutuhannya dengan berbagai dorongan dan cenderung masyarakat saat ini menjadi lebih konsumtif sehingga mereka melupakan prinsip dasar pemenuhan kebutuhan yang dahulu dipelajari di bangku sekolah yaitu dimulai dengan pemenuhan kebutuhan primer, sekunder barulah tersier.
Kebutuhan primer seperti sandang, pangan dan papan bukan lagi hanya berurusan dengan kebutuhan berpakaian, makan dan bertempat tinggal. Sebagian mereka terikat juga dengan merek pakaian, tempat makan, atau jenis makanan, serta rumah bertipe dan berukuran serta lokasi strategis atau tidak. Bahkan saat ini di dalam kebutuhan primer sudah ditambahkan lagi bukan hanya sandang, pangan dan papan, namun ada kebutuhan transportasi, dan komunikasi. Jika kita lakukan survey kecil-kecilan, mulai dari dusun hingga kota, setiap kepala keluarga memiliki kendaraan baik berupa sepeda atau kendaraan bermotor beroda dua juga dilengkapi dengan mobile phone bahkan sekarang hingga telepon pintar atau smartphone. Dua kebutuhan ini mau tidak mau menjadi primer, sehingga budget pengeluaran rumah tangga memasukkan bahan bakar minyak kendaraan bermotor dan pulsa telepon bahkan pulsa internet untuk smartphone menjadi pengeluaran yang wajib dibayarkan.
Sungguh luar biasa perubahan kehidupan manusia saat ini. Jarak saat ini sudah lagi tidak dipisahkan terlalu jauh. Rasa kangen, dan rindu saat ini menjadi sulit ditemukan di kalangan masyarakat. Mereka dengan mudah untuk menulis pesan singkat, kapan pun dimanapun tanpa harus menunggu seperti dahulu kala. Bahkan jika memiliki lebih pulsa untuk berinternet, kita dapat berinteraksi live-langsung dengan mereka yang jauh di sana dengan biaya relatif murah.
Peradaban saat ini mungkin dapat kita sebut sebagai peradaban terbuka, peradaban digital, peradaban modern, peradaban online atau darling (dalam jaringan). Peradaban ini tentu memberikan tantangan tersendiri dalam perkembangan kualitas hidup manusia. Berita baiknya adalah teknologi sangat membantu dalam penyebaran virus baik dengan cara cepat dan murah, namun berita buruknya seperti yang telah penulis utarakan di atas.
Beberapa film fiksi khususnya sains fiksi, banyak sutradara memberikan gambaran mengenai peradaban modern, online, terbuka, dan lainnya yang menunjukkan manusia tetap tidak mampu hidup berkualitas sekualitas dengan kemajuan teknologi dan ilmu yang berkembang. Manusia tetap saja memiliki keserakahan untuk menguasai banyak hal, kebencian untuk mengalahkan pesaing, serta spiritual yang selalu mengangungkan kebenaran sepihak dan menjelekan pihak lain. Gambaran ril dapat kita simak juga mengenai peradaban manusia yang terjadi saat ini di abad generasi internet, masih dapat kita temukan aksi kekerasan yang brutal, penabrakan di kerumuman, aksi dua negara yang saling arogan untuk menguasai wilayah tertentu, perang atas nama keyakinan, demo atas pemerintah yang korup, tertangkapnya kasus triliunan rupiah dalam korup berjejaringan, kudeta atas negara yang syah, aksi bunuh diri yang rutin, aksi main hakim sendiri membakar maling hidup-hidup, demo atas nama agama tertentu dan masih banyak lagi bentuk kegiatan manusia yang tidak banyak mengalami perubahan lebih bahkan mungkin lebih buruk lagi.  
Beranjak dari kejadian-kejadian yang mewarnai kemajuan teknologi di atas, dapat kita sederhanakan bahwa korelasi perkembangan kecanggihan atau kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, tidak dapat berkorelasi dengan kemajuan kualitas mental manusia yang hidup di dalamnya. Beberapa pemikir mengatakan bahwa saat ini hidup 4 genarasi yang lahir dalam jaman yang berbeda. Genarasi tersebut ialah generasi baby boomers yang tahun kelahirannya di antara 1946 – 1964, generasi X dengan tahun kelahirannya di antara 1965 – 1982, generasi Y dengan tahun kelahirannya 1982 – 2001 dan generasi Z dengan tahun kelahirannya mulai dari 2001. 4 generasi berkumpul dalam masa sekarang ini menunjukkan betapa kecepatan perkembangan teknologi sangat cepat terjadi. Kita dapat menyaksikan ketika telepon seluler yang dirintis oleh Nokia dengan tampilan 1 warna, hingga berubah menjadi tampilan berwarna, lalu dilanjutkan dengan ditemukan teknologi wireless atau tanpa kabel sehingga memungkinan telepon genggam untuk beroperasi menggunakan basis data dalam jaringan tanpa kabel dan dari sinilah lahir smartphone dengan kemampuan mulai dari 3G hingga saat ini 5 G. Perkembangan yang begitu cepat atas teknologi yang pesat inilah yang mempertemukan 4 genarasi dalam satu situasi. Hal ini sangat berdampak dalam komunikasi dan regenerasi informasi yang sering kali menjadi masalah utama antar generasi. Perkembangan teknologi yang cepat ini khususnya dalam bidang komunikasi informasi, tentu tidak menjamin peningkatan kualitas mental manusia yang hidup di dalamnya. Perkembangan kemajuan teknologi saat ini menyumbang tantangan yang lebih dasyat dibandingkan sebelum teknologi ini berkembang pesat.
Rayuan gemerlap dari kemajuan di peradaban saat ini yang serba indah, cepat, murah dan banyak pilihan memberikan efek tersendiri dalam kehidupan manusia saat ini khusus kita yang bertempat tinggal di negara yang berkembang. Penulis pernah mengalami sendiri menjadi bingung untuk memutuskan mau makan siang bersama keluarga di mana, karena banyaknya pilihan tempat makan yang menawarkan makanan enak dan bersaing harga. Pilihan tempat untuk jalan-jalan, pemilihan pembelian barang yang begitu beragam, dan pilihan-pilihan lainnya. Terkadang kita terlepas dari inti dari kebutuhan atas pilihan kita, bahkan terlempar jauh dari kebutuhan di balik pilihan kita. Misal ketika kita lapar dan membutuhkan makanan, seharusnya kita cukup memilih makanan yang ada didekat kita, namun kita sibuk memilih lokasi dan jenis makanan yang akan dimakan, bahkan direla-relain sampai antri. Selain antri, sampai-sampai menjadi pelaku kerusuhan di saat adanya pilihan untuk mengambil keuntungan seperti dalam kasus diskon besar-besaran di salah satu mal besar di jakarta tempo hari. Esensi kehidupan menjadi jauh dari sari kehidupan. Ungkapan yang mengatakan,”Hidup untuk makan atau makan untuk hidup?” ini memiliki relevansinya untuk ditanyakan dalam menyikapi gemerlap dunia saat ini.
Jika kita terlena, melupakan esensi kebutuhan kita, kita secara kurang sadar diri tentu akan terseret-seret dengan ‘gembira’ sepertinya walau derita yang tak berujung untuk terus memenuhi hal-hal yang tidak berelevansi dengan esensi hidup kita maka kita masuk dalam ungkapan “Hidup untuk makan”. Terjebak dalam pilihan ini sungguh mengerikan, dan membahayakan untuk kualitas kemanusiaan kita yang luhur. Kompleksitas keinginan yang tak berujung menjadi sebuah kebiasaan bagi mereka yang terjebak dalam cara ‘Hidup untuk makan’. Dahulu memiliki pendapatan 1 juta perbulan sudah bahagia, bisa berdana perbulan 10% namun ketika pendapatan meningkat hingga 10 juta perbulan malah menjadi sulit bahagia dan keinginan berdana malah tidak lagi 10% berkurang bahkan mungkin lebih sulit lagi untuk berdana, apalagi ketika pendapat sudah mencapai ratusan juta perbulan. Dahulu rumah tipe 36 sudah bahagia, sekarang setelah pendapatan meningkat rumah dibesarkan hingga tipe 100 belum juga bahagia. Dahulu berkendaraan dengan bus kota sudah cukup, sekarang memiliki mobil bekas milik pribadi menderita. Dahulu senang dan sangat antusias dengan calon istri / suami, sekarang sudah hidup lebih dari 5 tahun menjadi sering ribut, bahkan memutuskan untuk cerai. Dahulu lulus sarjana sudah bahagia, sekarang sudah pascasarjana saja tidak bahagia. Dahulu keliling mengajar belum terkenal masih bahagia, dan riang, saat ini sudah terkenal bahkan pendapatan sudah besar malah mudah marah-marah dan cenderung tidak bahagia. Dahulu bermain bersama keluarga rutin di saat pendapatan masih pas-pasan, sekarang pendapatan sudah meningkat tidak sempat lagi bermain bersama keluarga. Dahulu menonton bioskop dengan ketajaman film dan suara yang standar sudah bahagia, sekarang bioskop sedikit kotor saja sudah rewel. Begitu banyak hal-hal yang secara kita kurang sadari menjadikan budak dari mentalitas yang tidak berkualitas.
Budaya komplain, budaya marah-marah, budaya ingin menang sendiri, budaya galau, budaya dilema, budaya selingkuh tidak loyal, budaya ambisi tak kenal batas, budaya ingin cepat kaya dengan cara instan, budaya hidup sendiri tak perlu teman, budaya meminta bukan berbagi, budaya perhitungan, budaya kikir dan pelit, budaya semaunya tidak peduli lainnya. Budaya-budaya inilah yang akan terus mewarnai kehidupan manusia di peradaban apapun jika kesadaran esensi hidup luntur dan menjauh dari pijar kehidupan.
Penulis memiliki beberapa sahabat yang membuat penulis merenung untuk belajar dari mereka. Mereka adalah orang-orang yang marginal karena termasuk orang-orang yang langka di jaman ini. Mereka pernah hidup dalam gemerlap dunia namun kemudian menemukan kepalsuan dari gemerlap tersebut dan memutuskan dengan memilih hidup sederhana. Mereka gunakan segala kekayaan mereka untuk melayani, dan berbagi. Mereka  hidup dalam kekayaan budi bukan lagi materi. Mereka tidak lagi terjerat dalam pilihan a atau b, mereka hanya memilih a saja tidak perlu ada b. Mereka memahami hidup untuk hidup bukan lagi hidup untuk hal yang lainnya. Kehidupan mereka menjadi sederhana, tidak kompleks dan tidak ruwet. Mereka masih tetap kerja, masih tetap menabung, masih tetap berteman, masih tetap berinteraksi dengan masyarakat, masih tetap menggunakan smartphone, namun mereka tidak habiskan waktu hanya untuk bekerja, hanya untuk berteman, hanya untuk berinteraksi, hanya untuk smartphone, mereka gunakan waktu mereka untuk juga mengembangkan kualitas diri mereka dengan berlatih untuk menjaga pikiran.
Hidup sederhana bukan berarti hidup membiara, menjadi Bhikkhu atau Bhikkhuni tinggal di hutan sendirian, masuk di gua-gua, atau berkelana, bukan juga hidup miskin, kekurangan, dan pas-pasan. Hidup sederhana bukan hidup yang dikur dari materi yang dimiliki. Bahkan tidak sedikit juga mereka yang memilih hidup sebagai rohaniawan yang hidupnya tidak sederhana, bahkan ada yang hidupnya lebih ruwet hingga membuat dirinya sendiri tidak berkualitas.
Hidup sederhana lebih dekat dengan pengertian hidup yang disadari, dipahami, dibubuhi dengan kesukarelaan, diramu dengan pengetahuan dan ketrampilan hidup yang luas, bersahaja, penuh kedamaian, dan penuh dengan kebahagiaan.  Hidup sederhana adalah hidup yang memiliki pengertian yang tepat atas kehidupan sebagai manusia yang luhur.
Mereka yang hidupnya sederhana tentu mudah untuk mengatakan “Ini cukup bagi ku”, mereka tentu tidak terjerat dengan kalimat, “Beri aku lagi dan lagi”. Mereka yang hidupnya senderhana mudah membagikan hal-hal yang baik untuk digunakan oleh banyak orang, maka mereka akan mengatakan,” Jika hal ini baik untuk anda silakan diambil, jika tidak boleh disimpan dulu atau langsung dibuang”. Mereka telah terhindar untuk berebut kekuasaan, berebut kekayaan, berebut lainnya. Mereka juga bukan pribadi yang mengalah dengan keadaan, mereka gigih, tekun, penuh tanggung jawab. “Cara ini tidak tepat, ayo cari cara lain yang lebih tepat”, demikian kesederhaan pemikiran mereka yang hidup sederhana.
Gandhi menjadi sosok yang baik untuk kesederhanaan, beliau tidak menyerang di saat penindasan penjajahan, beliau malah berpuasa dengan diam. Walau beliau meninggal ditembak jarak dekat dengan timah panas, namun nama besar beliau terus bersinar.
Buddha Goutama meninggalkan istana yang gemerlap dan menyiksa diri untuk menjawab kesederhanaan ternyata beliau memahami hidup gemerlap dan hidup menyiksa diri adalah hidup yang ekstrim bukan hidup yang sederhana. Hingga akhirnya beliau menyadari kesederhanaan hidup dimulai dari fisik yang cukup sehat, cukup makan, cukup minum, cukup istirahat, dan kemudian mental akan tumbuh dengan kesadaran penuh dengan satu pemahaman bahwa hidup ini penuh dengan fenomena yang tidak pasti, untuk itu janganlah untuk dilekatkan, bergegaslah untuk berjuang menjadi majikan atas hidup kita sendiri.
Memulai hidup sederhana dapatlah dengan mensyukuri hal yang kita peroleh saat ini. Anda memiliki apapun yang anda miliki saat ini silakan untuk anda syukuri. Termasuk memiliki musuh, hutang, dan lainnya. Dinamika kehidupan manusia memanglah demikian, tidaklah mungkin kita hidup dalam keadaan yang selalu baik atau positif, realita kehidupan tentu mengundang kita untuk hidup dalam kondisi baik dan buruk. Terimalah semua bentuk kehidupan ini. Ingat tugas kita hanya menerimanya. Terimalah kedua kondisi kehidupan ini, yang baik dan buruk disyukuri. Stop komplain, stop menghakimi keadaan. Budaya ini tidak baik untuk pencapaian kehidupan sederhana. Syukuri saja yang ada pada anda bukan yang ada pada orang lain. Hanya yang ada pada anda yang layak anda syukuri, teruslah kembangkan rasa syukur ini dan berterima kasihlah atas kehidupan anda saat ini. Anda boleh berterima kasih kepada alam semesta, Ketuhanan Yang Maha Esa, dan apapun yang anda yakini sebagai sosok yang besar dan agung. Bersyukur itu menciptakan kegembiraan bukan kekesalan. Bersyukur akan membangkitkan bentuk pikiran menerima, dan alhasil kedamaian tercipta sebagai dampak dari pemicu pikiran bersyukur. Untuk itu jika anda bersyukur tapi belum merasakan kedamaian itu berarti anda masih belum bersyukur total, tidak apa-apa, anda bisa memulai berlatih secara sederhana dengan membandingkan kehidupan anda dengan mereka yang menderita lebih dari anda. Lihatlah bagaimana kehidupan anda lebih baik dari kehidupan orang lain. Anda juga bisa melihat referensi mereka yang kondisi hidupnya tidak layak dibandingkan dengan anda namun mereka masih bisa gembira. Bukalah pikiran anda, jelajahlah dunia sekeliling anda, temukanlah makna syukur atas hidup anda sendiri. Jika anda memiliki mobil bersyukurlah yang lain hanya memiliki motor, jika anda memiliki motor bersyukurlah yang hanya memiliki sepeda, jika anda hanya memiliki sepeda bersyukurlah yang lain hanya bisa naik angkot, jika anda hanya bisa naik angkot, bersyukurlah yang lain hanya bisa jalan kaki menempuh jarak yang jauh, jika anda hanya bisa jalan kaki bersyukurlah yang lain hanya duduk di kursi roda karena cacat kakinya, jika anda cacat kaki bersyukurlah anda masih hidup yang lain sekarang sedang koma, jika anda koma bersyukurlah anda memiliki peluang untuk hidup kembali, hingga akhirnya jika anda meninggal tentu anda tidak perlu bersyukur lagi karena anda sudah meninggal. Teruslah mengembangkan rasa syukur ini, tanpa henti tanpa lelah anda terus kembangkan dalam batin anda, atau dalam pikiran anda, atau dalam mental anda, sesegera mungkin anda akan mendapatkan kedamaian dari buah pikir ini. Anda akan merasakan betapa hidup ini berlimpah, penuh dan bermakna. Tiada hal lain yang patut ditakuti, dikhawatirkan, dibimbangkan hanya disyukuri dan diterima dengan baik.
Usulan berikutnya untuk memulai hidup sederhana adalah mulailah untuk mengamati barang-barang yang anda gunakan sehari-hari apakah barang-barang tersebut berlimpah ruah atau bahkan tidak tersedia dengan baik. Anda memiliki pakaian untuk kerja, pakaian untuk tidur, pakaian untuk pergi pesta, pakaian untuk pergi berlibur dan lainnya. Anda dapat melakukan klasifikasi pakaian anda. Berlebih kah atau kurang. Pakaian yang sudah lama tidak digunakan, segeralah disumbangkan, pakaian yang belum rusak janganlah diabaikan, dan tidak membeli baru lagi. Fokuslah ke fungsi bukan trendi. Para wanita memiliki kesulitan dalam hal ini, karena kaum wanita sejak awal jaman hingga hari ini menjadi sasaran empuk dalam dunia industri dan perekonomian. Kaum wanita cenderung memiliki kehidupan yang ruwet dan lebih sulit untuk hidup sederhana. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, iklan televisi selalu menggunakan wanita sebagai aktor promosi hampir 90% produk dunia. Wanita muda cenderung mengkoleksi banyak barang baru, dan wanita tua cenderung mengkoleksi barang lama, sehingga jika dua wanita tua dan muda bertemu sering kali berselisih untuk memilih barang baru dan menyimpan barang lama.
Pilihlah barang-barang yang cukup untuk menghiasi hidup anda. Penulis dan istri memiliki kebiasaan yang sama untuk tidak membeli pakaian yang baru sebelum yang lama rusak atau disumbangkan ke orang lain sehingga kami memiliki kesepakatan untuk jumlah pakaian yang konstan atau tetap. Untuk itu lemari pakaian perlu diberi batas untuk jumlah pakaian. Bahkan pakaian penulis yang awet membuat penulis tidak pernah membeli yang baru, dalam setahun pakaian yang dibeli dapat dihitung dengan jari tangan saja.
Pakaian menjadi yang utama penulis sampaikan disini sebagai contoh yang mudah untuk dilatih. Merek-merek pakaian yang terkenal boleh saja dibeli, asal ketika membeli anda harus memastikan bahwa anda membeli untuk kenyaman berpakaian bukan untuk gengsi. Pahamilah fungsi dari segala barang yang anda miliki sekarang. Jam tangan carilah sesuai fungsi yang anda inginkan, sepatu, dan lain sebagainya. Anda tidak perlu menunjukkan segala materi kekayaan anda lewat pakaian dan perlengkapan lainnya yang anda gunakan. Hiduplah sederhana dengan menggunakan hal-hal yang sesuai fungsinya.
Di saat anda berlatih memilih dan menggunakan barang-barang yang sesuai fungsinya, di saat itulah anda mengembangkan kendali diri yang kuat. Kekuatannya layaknya di saat anda berpuasa atau berpantangan atas sesuatu. Anda mengendalikan diri anda juga bermakna anda menjadi majikan atau tuan atas hidup anda sendiri. Anda tidak lagi dibodohi oleh iklan-iklan atau potongan harga yang memaksa anda untuk menjadi budak atas kebodohan anda sendiri. Rumah anda tidak lagi berisi barang-barang yang tidak berfungsi atau tidak bermanfaat, namun isi rumah anda akan sangat efisien dan tentu memudahkan anda dalam berkehidupan.
Belajarlah dari mereka di negara maju dimana rumah mereka sudah lagi tidak memiliki lahan untuk halaman. Mereka tinggal di dalam ruangan yang rata-rata luasnya hanya 21 hingga 25 meter persegi. Rumah seluas itu tentu memerlukan kendali yang kuat dalam pemilihan barang-barang yang tepat sesuai fungsinya. Belajar jugalah dengan mereka yang hidup berpindah-pindah, mereka tidak mungkin membawa barang-barang yang tidak diperlukan, dan mereka memiliki ilmu manajemen perkakas yang efisien tepat guna sehingga memudahkan mereka untuk hidup berpindah-pindah.
Mulailah untuk memilah-milah barang-barang anda yang disesuaikan dengan fungsinya. Belajarlah mengendalikan diri anda melalui praktik ini. Saat ini anda dapat memulai dari tempat anda tidur, berapa banyak bantal yang cukup untuk anda, jenis kasur yang cukup untuk anda, pembungkus kasur yang cukup untuk anda, lemari, pencahayaan, televisi, ac, dll yang cukup untuk anda, sisihkan yang berlebih. Kendalikan semua berdasarkan fungsi bukan gengsi.
Tugas berikutnya untuk pengembangan hidup sederhana adalah buatlah agenda untuk perjalanan anda yang disesuaikan dengan prioritas bukan disesuaikan dengan hal yang terlintas. Jika anda bekerja dengan perusahaan maka anda tentu memiliki jadwal bekerja yang fix, kemudian jika anda melembur pastikan tidak sering, jika sering evaluasilah pekerjaan anda. Apakah pekerjaan anda tersebut kurang waktu, kurang orang, kurang alat, atau lainnya. Waktu anda tidak hanya bekerja, namun anda perlu bekerja dengan menyisipkan untuk pengembangan diri anda. Misal jika anda bekerja sebagai kasir, anda tentu memiliki waktu luang untuk memahami arus uang masuk dan keluar, pastikan anda bekerja tidak seperti sebuah mesin, yang tidak dapat mengembangkan diri hanya melakukan hal-hal rutin. Agendakanlah waktu anda tidak hanya untuk pekerjaan anda namun juga anda perlu waktu untuk hidup anda seperti istirahat dan mendamaikan diri anda. Jika anda memiliki lebih dari  1 pekerjaan, anda perlu pastikan sekali lagi prioritas bukan karena hanya terlintas. Prioritaskan yang utama sebagai pekerjaan utama, dan perlu dipahami bahwa banyak pekerjaan tidak menjamin anda memiliki hidup lebih berkualitas, namun pilihan yang prioritas akan membantu hidup anda berkualitas. Tentu anda memahami prioritas dalam kegiatan anda sehari-hari. Pilahlah yang prioritas lebih awal sebelum anda memilih yang lainnya. Prioritas ditentukan berdasarkan hal-hal yang berkaitan dengan kebaikan kehidupan karir anda. Misal seorang manajer perusahaan yang berkeluarga, suatu ketika ada anggota keluarganya meninggal maka sang manajer tersebut tentu memprioritaskan ke keluarganya terlebih dahulu untuk beberapa saat namun ia tetap bisa mendelegasikan atau meminta bantuan teman-teman lainnya untuk menyelesaikan tugasnya sebagai manajer. Manajer yang sederhana hidupnya ini tentu tidak akan berlama-lama dalam kesedihan atas kejadian di keluarganya sehingga berhari-hari hingga berminggu-minggu meninggalkan pekerjaannya tanpa memberikan delegasi atau berkomunikasi untuk meminta bantuan ke rekan kerjanya.
Anda yang berkeluarga memerlukan belajar untuk memberi prioritas atas agenda kerja anda. Masukanlah agenda waktu bersama keluarga inti anda sebagai prioritas selepas anda kerja. Beberapa orang yang penulis kenal, mereka dapat menjadi ketua organisasi di berbagai organisasi, alhasil tidak dapat bekerja optimal di banyak organisasi, bahkan ada yang mengatakan ‘hanya pinjam nama saja’. Lalu apa yang didapat dari keterlibatan ini? Hanya nama saja fungsinya apa? Apakah ada karya yang dilekatkan di atas nama tersebut? Kemudian sumbangsih hanya nama apakah layak diperjuangkan? Kaum laki-laki sering kali terpancing untuk hal-hal urusan di luar rumah. Mereka bangga sekali atas dirinya yang bisa aktif di organisasi-organisasi masyarakat dan apalagi bisa menjadi pengurus, pembina bahkan menjadi ketua. Sampai-sampai mereka lupa pulang ke rumah, anaknya yang lucu tidak sempat ia ajak bermain, hingga si anak sudah minta menikah ia baru sadar, ternyata ia jarang bersama sang anak. Ini bentuk kehidupan yang jauh dari kesederhanaan. Waktu kita hanya 24 jam 1 hari, kita istirahat untuk tidur dan lainnya 8 jam, selebihnya kita bekerja untuk nafkah sekitar 10 jam, sisa waktu kita tinggal 6 jam, syukur jika tidak terlilit macet di jalan. Jika macet di jalan siswa waktu kita mungkin tinggal 4 jam. Untuk itu prioritaskanlah keluarga inti anda sebagai bagian utama untuk penggunaan waktu 4 jam tersebut. Anda boleh aktif berorganisasi sebagai pilihan anda untuk peduli dengan orang lain, namun anda perlu untuk meninjau apakah ada waktu untuk keluarga inti anda? Jika tidak ada maka itu bukan prioritas, tapi jika ada itu adalah bagian prioritas.
Ada lagi case lain yang berkaitan dengan hidup berkeluarga yang jauh dari kesederhanaan hidup. Suami atau istri memiliki hobi yang sering dilakukan sebelum menikah dan kemudian dilanjutkan ketika menikah. Hobi ini bukan milik pribadi pasangan. Umumnya setelah menikah di tahun-tahun ke-2 atau ke-3 atau lebih, suami atau istri memulai melanjutkan hobi masing-masing. Misal suami hobi bermain bulu tangkis, si istri diajak untuk pergi bermain bersama walau istri tidak bisa. Ini hal yang baik untuk istri yang mau ikut, dan mau mencoba bermain bersama suami. Namun ada saja suami yang hanya pergi bermain bulu tangkis tanpa pernah mengajak istrinya dan sang istri juga tidak berinisiatif untuk ikut karena memiliki hobi lain di rumah yaitu menonton telenovela atau sinetron. Lambat laun hal ini menjadi kebiasaan untuk tidak bersama, walau tidak bercerai secara hukum perkawinan, namun sesungguhnya kebiasaan ini menunjukkan ketidak bersamaan dalam waktu dan masing-masing pasangan tidak komitmen dalam perjanjian pernikahan mereka yaitu selalu bersama dalam suka dan duka. Prioritaskanlah pasangan anda dan agendakanlah dalam kegiatan anda untuk bersamanya, mereka hadir karena anda menikahinya maka bersamanya adalah agenda yang prioritas.
Untuk anda yang tidak berkeluarga khususnya yang memutuskan untuk tidak berkeluarga. Sungguh anda memiliki tantangan untuk memberi prioritas atas agenda hidup anda. Jika anda memutuskan untuk tidak berkeluarga karena alasan untuk memuaskan hidup anda sendiri atas segala hal yang anda capai ini menjadi tidak sederhana. Anda memiliki ruang waktu yang lebih luas daripada mereka yang berkeluarga. Anda dapat menggunakan waktu anda untuk berbagi ke orang lain di sekitar anda. Agendakanlah waktu hidup anda sebagaian untuk orang lain, sehingga kesendirian anda bermanfaat untuk orang lain.
Sebagai orang tua yang memiliki putra dan putri yang sudah layak disebut dewasa, anda pun perlu memiliki hidup sederhana. Berilah kebebasan dan ijinkan mereka putra-putri anda untuk memilih kampus, pekerjaan, karir hingga pasangan secara mandiri. Anda cukup memberi saran dan ijinkan mereka yang memutuskan. Tidaklah layak anda ikut campur dalam kehidupan mereka yang sudah dewasa, apalagi memutuskan sepihak. Anda cukup fokus ke kehidupan sederhana anda untuk menuju kehidupan pensiun yang sejahtera. Anda bersama pasangan anda dapat memiliki waktu kembali bersama selayaknya dahulu berpacaran. Ijinkan anak-anak anda yang bukan anak-anak lagi untuk memutuskan pilihan mereka jika pun keputusan itu gagal dalam proses, ijinkan mereka bangkit, dan berupaya untuk memulai lagi. Anda adalah penasehat, pemotivasi, pendukung putra-putri anda, bukan majikan mereka. Jika nasehat anda ditolak oleh putra-putri anda, jangan membalas dengan paksaan, tapi ubalah cara anda menyampaikannya. Ada 1001 cara untuk anda siapkan jika memang nasehat anda baik. Walau cara-cara anda tidak diterima, anda cukup mengatakan,”Maaf jika saran ini tidak baik, semoga kalian berbahagia”. Setelah putra-putri anda memutuskan pilihannya dukunglah walau tidak sesuai saran anda. Wariskanlah sikap sederhana ini agar mereka memahami arti pilihan, memilih dan menjalankan hidup atas pilihan mereka sendiri.
Anda  yang ditinggal hidup oleh pasangan anda dengan luka dan segala yang tidak nyaman, bertahanlah. Anda tidak sendirian, dan anda perlu bersyukur atas kehidupan anda. Mulailah menyederhanakan bentuk pikiran anda. Anda dapat memilih untuk tidak menikah lagi atau memilih untuk menikah lagi. Pilihan anda perlu dilatarbelakangi dengan tujuan. Untuk apa anda menikah lagi dan untuk apa tidak menikah lagi. Jika tujuannya hanya untuk agar tidak kesepian, ada yang menafkahkan, ada teman ngobrol dan kepentingan sepihak lainnya, maka saran saya stop berpikir untuk menikah lagi. Hal ini berbahaya karena bentuk tekad anda sudah mengarah ke cinta yang sepihak. Anda akan menderita lagi jika semua yang anda harapkan tidak tercapai. Adalah lebih baik anda memulai hidup baru sebagai duda bahagia atau janda ceria. Anda bisa teruskan hidup anda dengan status yang katanya kurang menyenangkan. Percayalah bahwa nilai-nilai ketuhanan status anda tidak dipertanggungjawabkan sebagai kelanjutan hidup setelah kematian, namun jasa kebajikan andalah yang menjadi pertimbangan dalam perjalanan anda setelah kematian. Belajarlah dari kesalahan sebelumnya, berhentilah untuk melakukan atau mencoba dalam kesalahan yang sama. Umumnya mereka yang bercerai dan mencoba menikah lagi akan berdampak perceraian kedua, hal ini dikarenakan adanya kebiasaan yang tertanam sejak masa kecil yang belum tuntas dan terbawa hingga pernikahan salah satunya adalah kelonggaran komunikasi dengan orang tua lawan jenis. Misal kelonggaran komunikasi dengan ayah bagi seorang anak perempuan dapat berdampak perceraian baginya, begitu juga sebaliknya kelonggaran komunikasi antara anak laki-laki dengan ibunya maka memberikan sumbangsi untuk perceraian bagi anak laki-laki ini kelak. Bagaimana jika kelonggaran komunikasi antar kedua orang tuanya? Mungkin ia jadi anak asisten rumah tangga, atau anak yang sulit diatur sehingga sukanya tawuran.
Hidup ini indah dan sangat indah dengan segala bumbu di dalamnya. Pahit dan manis, suka dan duka, untung dan rugi, termasyur atau terhina semua adalah bagian hidup yang tidak terlepas bagi mereka yang hidup. Tenang saja saat ini ada dikenal, maka anda siapkan diri untuk dihina. Saat ini anda untung, anda perlu siapkan diri untuk merugi, inilah sisi mata koin dalam kehidupan kita. Namun mereka yang sadar, mereka yang sederhana hidupnya, mereka tidak memilih hidupnya seperti mata koin, tetapi memilih hidupnya seperti sebatang pohon berbunga dan berbuah serta terus menghasilkan benih kebajikan untuk diregenerasikan terus menerus. Semua bagian dirinya bermanfaat untuk hidupnya dan sekitarnya. Itulah ungkapan seorang Ajahn Chah (Meditator - Bhikkhu hutan dari Thailand). Beliau mengibarkan sebatang pohon yang terus tumbuh, berbunga, berbuah dan menghasilkan benih untuk terus mengalirkan kebajikan sekarang dan selamanya.
Anda yang memulai dan memutuskan untuk hidup sederhana, anda tentu lebih sadar diri untuk melihat segala godaan duniawi hanya sebagai latihan untuk sabar. Gemerlap dunia tidak lagi mampu merayu anda serta membudak anda agar terlena dan membuat anda lepas kendali. Kekayaan yang anda miliki akan membantu anda lebih berkualitas dalam belanja, dan berbagi. Anda tidak lagi bekerja hanya untuk jadi budak pemenuh keinginan anda, inilah yang memungkinkan anda untuk memiliki tabungan yang cukup. Selama ini anda hanya memulai kredit kemudian melunasinya dan berikutnya memulai lagi hingga bulanan anda menjadi minus, sekarang setelah anda memutuskan hidup sederhana anda dapat melihat uang anda tercetak baik dalam tabungan anda.
Anda tidak perlu lagi tergopoh-gopoh mencari destinasi liburan yang eksotik dan mahal, yang katanya dapat membuat anda terlepas dari stres, padahal anda mempersiapkan untuk traveling ke destinasi tersebut dengan stres yaitu bekerja keras, dan setelah anda pulang dari destinasi tersebut apa yang anda rasakan, apakah anda tidak akan stres lagi? Apakah anda dapat menjamin anda bisa segembira waktu anda traveling? Tentu tidak. Ini hanya fenomena, tidak tetap. Anda betul merasakan kegembiraan ketika anda mendapat destinasi traveling yang anda tuju, namun rasa itu akan tercampur dengan kecemasan setelah pulang dan melihat uang tabungan berkurang atas kegiatan jalan-jalan tersebut. Lalu anda hanya meninggalkan memori dan foto kenangan di destinasi tersebut, selanjutnya realita hidup  tetap kembali lagi untuk anda hadapi. 
Anda yang suka makan sebagai hiburan mulailah untuk menyadari bahwa makan yang anda makan hanya bertahan 4 jam atau lebih sedikit. Selanjutnya mereka harus segera di proses diserap dan sebagian besar dibuang. Rasa makanan pun dibentuk hanya sekian menit di mulut, selanjutnya di kerongkongan mereka hanya benda asing yang tak berasa. Kenikmatan makanan boleh kita nikmati, namun perlu dipahami untuk hidup sederhana kita perlu menyadari antara pilihan yang dimakan dengan kebutuhan yang diperlukan. Waspadalah makanan dan minuman yang kita konsumsi wajib mendukung kesehatan kita bukan hanya untuk selera, hiburan, kenikmatan, dan alhasil tubuh kita terlalu gemuk, terlalu kurus, atau bahkan menimbulkan penyakit. Makanlah makanan yang membantu anda untuk segar dan semangat. Perbanyak makanan nabati bukan hewani, buah-buahan segar bukan kalengan atau kotakan. Anda itu tuan untuk lidah anda sendiri, jangan menjadi budak untuk produk iklan sehingga anda hilang akal untuk memilih makanan dan minuman yang baik untuk kesehatan anda.
Cara hidup sederhana adalah pilihan. Manusia memiliki kemampuan untuk hidup sederhana. Hidup sederhana adalah praktek untuk hidup mawas diri atau kendali diri. Inilah warisan dari para guru besar spiritual kita yaitu hidup mawas diri atau kendali diri. Untunglah anda dan saya adalah manusia, maka kita memiliki kemampuan untuk mawas diri. Manusia itu rentan atas akal pikirannya. Mereka bisa lebih binal dari hewan buas, juga mereka bisa luhur seperti guru spiritualnya. Kebinalan dan keluhuran semua tergantung pada pilihan yang ditetapkan oleh manusia itu sendiri. Ada 1001 alasan untuk menolak hidup sederhana, namun hanya ada 1 alasan untuk memilih hidup sederhana yaitu agar hidup anda lebih bahagia, damai dan sejahtera.
Selamat berlatih hidup sederhana, tulisan ini hanya bagian kecil dari cara hidup sederhana, saat ini pun penulis berlatih atas cara-cara yang penulis tuliskan sendiri. Mohon maaf jika ada bagian tulisan yang tidak berkenan. Sebarkanlah hal yang baik dari tulisan ini, bagikan ke setiap orang yang anda kenal, ijinkanlah kebaikan tulisan ini menyebar dan semoga bermanfaat untuk kehidupan kita yang singkat ini. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Berdamai Dengan Diri Sendiri


Berdamai Dengan Diri Sendiri
Oleh Aryavamsa Frengky, MA.
Cara Praktis Menguatkan Kualitas Hidup





KATA PENGANTAR

Terimakasih atas dukungan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa yang membangkinkan hal-hal baik dan luhur hingga tulisan ini tertulis. Terimakasih juga atas kebajikan para donatur yang membantu dalam percetakan dalam jumlah yang banyak agar tulisan in bisa bermanfaat untuk banyak orang. Terimakasih atas dukungan dari istri dan anakku yang tercinta, orang tua yang berbahagia sehingga memberikan motivasi yang kuat untuk terus menulis.
Buku saku ini adalah buku saku ke-5 yang telah penulis karyakan untuk kebahagiaan bersama. Untuk tulisan kali ini, penulis mengangkat sebuah tema lama namun sangat layak untuk dipelajari di dunia yang modern saat ini. Berdamai dengan diri sendiri adalah cara praktis yang dapat kita lakukan untuk menciptakan kehidupan yang lebih berkualitas dan tentu bahagia. Segala hal adalah mungkin untuk terjadi, namun segala yang terjadi adalah mungkin untuk dikenali, dan dikendalikan, inilah prinsip dari berdamai dengan diri sendiri.
Akhir kata, selamat membaca. Mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan. Semoga bermanfaat.
Aryavamsa Frengky, MA.



Suatu ketika di setiap langkah kehidupan yang disadari atau tidak disadari dengan baik, kita senantiasa melakukan pengulangan cara-cara hidup yang membuat kita sulit untuk keluar dari lingkaran penderitaan. Hidup kita terasa tidak berdaya, terbuangkan, tidak bermakna, sia-sia, penuh dengan rasa penyesalan dan putus asa. Kadang kala kita terduduk dan hanya meratap serta mencari-cari kesalahan dan memunculkan pemikiran sebuah kesedihan yang tak berkesudahan. Hari-hari menjadi berat, tiada hal baik yang terlintas, upaya semua berkumpul menuju pelarian dari masalah dan berkeinginan untuk mati sebagai akhir dari jawaban sebuah masalah tersebut. Sebagian lagi mereka menjawab masalah ini dengan melakukan ketidakbahagiaan lainnya di antaranya merusak kehidupan orang lain, menghentikan aktivitas interaksi dengan orang lain dan membiarkan dirinya terluka dengan obat-obatan atau minuman keras.
Inilah rangkaian kecil yang mungkin terjadi dalam kehidupan kita yang terus terjadi jika kita tidak berdamai dengan diri kita sendiri. Berdamai dengan diri kita sendiri itu berarti kita memunculkan dalam pemikiran kita, ide, gagasan kita bahwa diri ini layak untuk dicintai, diajak berunding, diberi kasih sayang dan dikuatkan dengan landasan bahwa kehidupan ini sangat berharga untuk dilalui dengan kebahagiaan yang utuh.
Berdamai dengan diri sendiri dimulai dengan sebuah pemahaman penting yang patut disadari terlebih dahulu, yaitu pemahaman bahwa hidup ini dimulai dari diri sendiri, berproses dan diakhiri pun oleh diri sendiri. Diri inilah yang memainkan peranan penting untuk segala capaian dalam hidup ini. Singkat kata bahagia dan derita itu adalah akumulasi dari buah karya diri kita sendiri. Pilihan jalan hidup, pembentuk kehidupan kita saat ini pun adalah bagian dari karya diri kita sendiri. Pemahaman ini sangat mendasar untuk memunculkan sebuah gagasan untuk berdamai dengan diri sendiri.
Di dalam langkah-langkah kehidupan yang kita jalani, ada saja noda-noda kehidupan yang kita buat sendiri sehingga memberi warna kehidupan yang kesannya adalah baik namun belakangan memberi dampak menghancurkan. Ajaran Buddha menjelaskan ketiga noda tersebut yaitu keserakahan, kebencian dan kemalasan mental. Noda ini muncul salah satunya disebabkan adanya pemahaman kenikmatan sesaat yang dihidangkan oleh indera yang melekat di tubuh fisik kita. Pemahaman kenikmatan atau persepsi kenikmatan yang hadir melalui indera ini berkembang tanpa pernah kita sadari secara seksama, dan kelak memberikan dampak yang dasyat untuk merusak jaring-jaring kehidupan kita.
Noda-noda penderitaan yang tidak tampak ini, jika tidak disadari secara seksama, mereka bersarang layaknya sebuah sarang lebah yang semakin lama semakin besar, dan siap meledak layaknya bom waktu. Perlahan-lahan tapi pasti merupakan prinsip kerja dari noda ini. Tiada hal yang dapat menghentikan kerja noda-noda ini selain anda yang mau melihatnya, mengamatinya, dan mendeteksinya. Noda – noda ini adalah reaksi dari stimulus atau rangsangan yang intensif yang diterima oleh pikiran dan panca indera kita. Perhatikanlah ketika kita bekerja atau melakukan pekerjaan tertentu, lihatlah apakah anda mengerjakannya dengan ceria atau dengan berat hati. Ketika anda mengerjakannya dengan ceria, lihatlah apakah ini keceriaan karena bonus di baliknya atau karena kebaikan di dalamnya. Begitu juga ketika anda bekerja dengan berat hati, perhatikan apakah karena bonus di baliknya, tekanan atasan, pekerjaan yang sulit, atau adanya pikiran tentang hal lain yang membebani. Semua alasan ini anda yang tahu, dan andalah yang dapat memahaminya. Di saat anda mulai melihat sebab dari reaksi anda, inilah awal yang baik untuk anda belajar berdamai dengan diri anda sendiri.
Sebab yang anda sadari tentu adalah sebab yang anda munculkan sendiri bukan sebab yang dimunculkan oleh orang lain atau lingkungan. Orang lain dan lingkungan hanya sebagai faktor penunjang bukan pemicu, andalah yang menjadi pemicu munculnya sebab atas reaksi yang anda buat. Perenungan hal ini dapat kita praktekan perlahan-lahan dan kita biasakan sebelum reaksi yang muncul memaksa kita untuk melakukan aksi berikutnya.
Di saat reaksi yang muncul tanpa didasari pemahaman sebab yang melandasinya, dapat melahirkan akibat atau aksi yang memulai sebuah penderitaan hadir. Sebagai contoh, ketika anda bereaksi tidak senang atas sebuah pekerjaan, dan anda tidak menyadari sebabnya kemudian anda mulai beraksi atas ketidaksenangan ini dengan melahirkan tindakan bekerja tanpa arah, tanpa kualitas, tanpa cinta maka anda akan sulit mendapat promosi yang lebih baik dalam pekerjaan, bahkan mungkin anda akan kehilangan pekerjaan, dan juga mungkin anda akan mengalami krisis keuangan akibat pekerjaan anda yang tidak optimal yang kemudian anda jatuh miskin, tak berdaya secara ekonomi dan akhirnya anda menjadi distres, yang kemudian membuat anda menjadi sulit makan, tidur tidak nyenyak, tidak nyaman berkehidupan. Inilah dari satu contoh betapa dasyatnya aksi dari sebuah reaksi yang tidak kita kenal sebabnya.
Pahami sebab dari segala reaksi yang muncul dapat anda lakukan dengan minimal menghentikan aksi dari reaksi tersebut. Di saat anda marah, kesal, tidak senang, sedih, gundah, galau, bingung, cemas, takut, dan reaksi lainnya, anda cukup mengenal emosi ini, dan tidak melakukan aksi apapun. Anda cukup melampiaskan emosi ini dengan mengamati ketidaknyaman dari reaksi ini di tubuh anda. Tubuh anda menjadi memanas, jantung anda menjadi berdetak dengan keras, bau badan anda menjadi lebih tajam, tubuh anda bergetar, dan lainnya. Ini adalah aksi alamiah tubuh ketika menerima emosi. Di saat anda merasakan perubahan tubuh anda, sesungguhnya anda telah berupaya menghentikan aksi atas reaksi emosi anda. Dengan demikian anda menghentikan lingkaran penderitaan anda, dan anda segera terbebas dari penderitaan yang panjang dari reaksi anda sendiri.
Setelah anda menghentikan aksi atas reaksi anda, anda semakin dekat dengan jalan menuju pemahaman sebab dari reaksi anda. Perlahan-lahan tapi pasti menjadi kunci sukses untuk menemukan sebab dari reaksi yang anda munculkan. Semakin cepat anda merasakan aksi di tubuh anda atas reaksi emosi anda, anda akan semakin dekat dengan penemuan sebab atas reaksi anda. Sebab yang melatari reaksi hanya terdiri dari 3 hal yaitu menghindar, mencari, dan menunda. Reaksi yang dihasilkan dari sebab menghindar di antaranya marah, kesal, sedih,takut, dendam, dan traumatis. Kemudian reaksi yang dihasilkan dari sebab mencari di antaranya adalah ketidakpuasan, minder, kesombongan, kesenangan, tidak peduli/apatis, kikir, dan ambisius. Sedangkan untuk reaksi dari sebab menunda di antaranya malas, putus asa, bingung, bimbang, gelisah, galau, dan gundah.
Pengamatan atas reaksi yang muncul dengan mengamati aksi tubuh memberikan efek terhadap perhentian sesaat atas laju dari sebuah reaksi. Hal ini layaknya sebuah kereta cepat yang harus berhenti di setiap stasiun manapun yang menjadi tempat singgahnya. Ketika sang kereta cepat ini berhenti di sebuah stasiun, maka di saat itulah sang kereta menghentikan segala aktivitas melajunya dan dapat menurunkan serta menaikan penumpang. Begitupula dengan penghentian yang  kita pelajari di sini, tepat setelah anda melihat, merasakan, mengamati dan menyadari aksi tubuh atas reaksi yang muncul, anda sedang menghentikan sang kereta cepat reaksi, dan ketika anda menghentikanya anda dapat menurunkan penumpang atau hal-hal yang tidak pantas untuk tidak melanjutkan perjalanan dan anda pun dapat menaikan penumpang atau hal-hal yang pantas untuk ikut bersama anda menuju perjalanan yang lebih jauh lagi.
Cara praktis di atas bukanlah praktis untuk dilakukan. Anda perlu meluangkan waktu lebih untuk berlatih cara praktis di atas. Jika anda tidak ada waktu untuk berlatihnya maka anda akan sulit menemukan jaring atau jebakan hidup yang membuat anda menderita dan anda pun akan mudah menderita selama anda tidak menemukannya. Berilah waktu untuk anda berlatih mengamati, hidup ini sangat singkat dan perlu diingat pula bahwa hukum penderitaan itu mengikuti hukum deret ukur yaitu kelipatan perpangkatan bukan penjumlahan. Ini artinya ketika anda meloloskan satu reaksi menjadi aksi maka aksi tersebut akan berkembang biak menjadi kelipatan aksi lainnya dan setiap aksi membuahkan penderitaan sehingga aksi-aksi yang berkembang pun akan melahirkan lipatan penderitaan yang tak kunjung padam. Sebagai contoh ketika anda bereaksi marah lalu anda melahirkan aksi berucap ke orang sekitar anda, dan mereka pun tidak menerima, kemudian anda dan orang sekitar anda ini menjadi tidak bahagia, yang selanjutnya kalian tidak akur, jika kalian tinggal serumah kalian terus menyulut kemarahan, yang akhirnya anda pun berpisah, selain itu anda difitnah atau digosipkan oleh orang-orang tersebut dan reputasi anda pun rusak,  selanjutnya anda semakin terpuruk dan anda memilih untuk pindah kota sehingga anda melepask karir yang sudah ada dan memulai dari nol lagi. Di kota yang baru anda menjadi sangat berat untuk memulai mengingat usia dan kondisi yang berbeda, sehingga anda mungkin menjadi merana, dan terus merana, alhasil anda pun tidak berdaya untuk hidup. Dan selanjutnya anda lanjutkan sendiri ceritanya.
Beri anda waktu untuk berlatih mengenal aksi di tubuh sebelum anda memilih aksi untuk bertindak baik melalui ucapan, perbuatan jasmani atau pikiran. Saat ini anda membaca tulisan saya, lihatlah dan mulailah merasakan aksi di tubuh anda, mulai dari perubahan cara anda duduk, suhu tubuh anda, detak jantung anda, bentuk pikiran anda, dan hal lainnya yang terjadi di tubuh anda. Ketika pengamatan aksi tubuh ini dilatih secara terus menerus, kita membuat sebuah sensor yang mampu mendeteksi sebuah penderitaan atau kebahagiaan. Sensor ini menjadi penting untuk memberikan alarm kehidupan kita agar tidak lagi terjerat dalam penderitaan yang tak berkesudahan dan kegagalan yang tak berujung. Bangkitkanlah kembali kerja sensor ini, dengan berlatih dan berlatih.
Sensor yang kita ciptakan ini, berikutnya menjadi penting untuk mengarahkan diri kita untuk berdamai dengan diri sendiri. Tanpa sensor ini kita sulit menemukan jalan kedamaian untuk berdamai dengan diri kita sendiri. Sensor ini dapat kita percepat penciptaannya dengan melatih diri kita selalu mawas dengan aturan yang sederhana. Di dalam Buddhisme dikenal dengan nama Sila. Sila adalah bagian aturan untuk membantu kita menjinakan diri kita. Aturan tersebut di antaranya mencintai kehidupan diri sendiri dan orang lain, menghargai hak milik orang lain, setia, berbicara yang tepat, benar dan sesuai kondisi serta makan dan minum yang cukup sehingga menumbuhkan kewaspadaan. Minimal 5 (lima) sila ini terus kita latih untuk mempercepat penciptaan sensor kehidupan kita. Berlatih 5 sila dan berlatih mengamati aksi di tubuh menjadi katalisator untuk menuju rute berdamai dengan diri sendiri.  
Aksi tubuh yang kita amati adalah proses alami yang menjadi akibat dari reaksi yang kita pilih. Di saat anda marah dan di saat anda gembira tentu memiliki aksi tubuh yang berbeda. Sudah banyak penelitian yang menerangkan dan menemukan bahwa reaksi positif akan memberikan dampat positif di dalam tubuh dan reaksi negatif akan memberikan dampak negatif terhadap tubuh. Sebagai contoh dampak dari marah yang memberikan efek penuaan dini, dan dampak ceria akan menunda efek penuaan hal ini dikarenakan kerja otot yang lebih komplek ketika marah muncul dibandingkan ketika ceria hadir. Pahamilah bahwa tubuh ini adalah sebuah hardware dengan software yang canggih, tubuh ini sangat jujur dalam memberi respon atas reaksi yang terjadi. Di dalam ilmu psikologi saat ini sedang berkembang tentang pengamatan aksi tubuh khususnya otak dalam merespon sebuah reaksi yang dikenal dengan neuropsychology.
Sensor dan sila yang terlatih membantu kita untuk dekat dengan jalan menuju kedamaian diri. Anda akan berdamai dengan diri anda sendiri ketika anda memahami tentang keberadaan diri yang bereaksi, kemudian reaksi tersebut memunculkan aksi di dalam tubuh, dan ada diri yang mampu mengamatinya dengan latihan sila dan pengamatan. Inilah rangkaian dasar yang mendasari semua awal kebahagiaan anda dan juga penderitaan anda. Diri yang mengamati diri sendiri adalah diri yang damai, diri yang dalam, dan diri yang dewasa. Perlahan tapi pasti anda akan lebih tenang, lebih mawas ketika anda terus berlatih sila dan menciptkan sensor diri anda. Ketenangan ini adalah sebuah akibat bukan sebuah oleh-oleh. Artinya ketenangan dari sensor diri dan sila yang terlatih merupakan buah dari benih sensor diri dan sila yang terlatih. Semua buah-buahan di alam semesta ini diperoleh dari benih yang ditanam , dirawat, diberi makan, dan dijaga agar tidak dirusak hama.
Buah ketenangan adalah jalan berdamai dengan diri sendiri. Ketenangan mampu membuat diri anda memutuskan aksi yang tepat di segala kondisi yang hadir dalam hidup anda. Aksi ini menjadi tepat bukan berarti menguntungkan banyak orang tetapi yang terpenting adalah tidak merugikan anda. Aksi yang anda lakukan adalah aksi yang telah melalui sensor, bukan aksi brutal yang tak tau arah. Aksi yang anda bentuk adalah aksi karena anda pilih, anda tentukan, anda pahami, anda dasari dengan pengertian, anda jalani dengan resiko yang anda siapkan. Sebagai contoh lagi-lagi contoh ketika anda marah karena situasi macet di jalan ketika anda berkendaraan pribadi. Di saat muncul kondisi macet, dan anda ingin cepat sampai ke sebuah tempat, maka reaksi mental anda muncul marah, tubuh anda beraksi dengan tekanan darah meningkat, denyut jantung berdetak kencang, panas tubuh meningkat, dan bau badan menyengat. Kemudian anda melatih sensor anda, dan anda melihat semua aksi tubuh ini dan kemudian merasakan reaksi marah anda. Selanjutnya setelah sensor anda bekerja perlahan-lahan tapi pasti muncullah ketenangan yang melahirkan buah pemikiran yang cukup bijak, “Kemacetan ini bukanlah yang ku harapkan dan tidak dapat aku uraikan karena aku menjadi salah satu sebab kemacetan. Coba kalau aku tidak berkendaraan maka mungkin aku bisa berlari atau berjalan dan bisa terhindar macet, namun kalau aku berjalan atau berlari aku tidak bisa lebih cepat dari berkendaraan. Semua pilihan ada resiko. Sekarang aku pasti terlambat, untuk itu aku coba telepon ke teman ku yang menunggu aku untuk mengabarkan keterlambatan ini, dan aku dapat menikmati kemacetan ini dengan membaca buku ini atau mendengarkan musik atau hal lain yang baik untuk kehidupan ku di saat macet.” Ini bagian kecil yang akan muncul dalam buah ketenangan yang anda tuai. Sungguh menentramkan, sungguh membuat hidup anda lebih baik.
Kalimat sakti yang senantiasa menjadi refleksi di negara kita adalah segala musibah pasti ada untungnya, atau selalu melihat hikmah dalam setiap kasus kehidupan kita. Ini adalah kalimat penting yang hanya dapat kita lihat setelah kita berlatih membangkitkan sensor dan menguatkan sila. Tanpa itu semua, kalimat sakti ini terkesan hanyalah layaknya kalimat asmara saat sepasang manusia jatuh cinta, yang terkesan hanya kalimat penghibur. Temukanlah hikmah atau untung dari setiap bagian hidup kita. Lihatlah bahwa semua bagian dari hidup kita selalu ada bagian yang menguntungkan dan penuh hikmah.
Anda telah melewati hampir 2300 kata dan jika anda tidak mendapat clue atau petunjuk yang baik dari tulisan ini anda bisa istirahat sejenak, abaikan sejenak, dan mungkin anda perlu istirahat. Atau penyebab lain karena anda mencari sesuatu dalam buku ini sehingga anda menciptakan sebuah konsep persepsi mengenai yang anda cari, dan tentunya tidak sesuai yang anda cari ini pun akan membuat anda sulit memahami tulisan ini.
Tulisan ini penulis buat sederhana, tidak banyak istilah atau kaidah ilmiah yang level tinggi digunakan dalam tulisan ini, selain menyulitkan juga karena penulis sendiri tidak pintar menggunakannya. Penulis hanya berupaya menterjemahkan berdamai dengan diri sendiri dalam bentuk kalimat-kalimat  praktis. Bahwa berdamai dengan diri sendiri bukan berarti menerima diri apa adanya lalu pasrah dan siap digilas oleh penderitaan atau dicambuk oleh orang-orang sekitar yang berkuasa, mayoritas atau apapun yang berindikasi menindas. Berdamai dengan diri sendiri adalah buah dari sebuah proses penyadaran atas segala reaksi diri atas rangsangan atau stimulus yang kita peroleh dari indera pikiran dan panca indera kita, dengan mengamati aksi yang ada di tubuh kita dan penguatan sila atau pengendalian diri. 
Membangkitkan sensor diri memang bukan pekerjaan yang mudah, kadang kala kita kesulitan dalam mengamati aksi tubuh dikarenakan salah satu sebab dominan adalah intensitas kesibukan kita yang luar biasa. Dahulu sebelum teknologi berkembang pesat, dimana sebagian besar orang hanya menggunakan angkutan umum seperti mobil, bus atau kereta untuk menuju satu kota ke kota lain, kita cukup sabar menanti ketibaan kita bahkan hingga berpuluh-puluh jam. Namun saat ini ketika teknologi berkembang, dan menyebabkan nilai jualnya murah, membuat kita bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain menggunakan pesawat terbang dengan kecepatan yang tinggi dan jelajah lebih jauh, kita lebih mudah marah-marah jika sang pesawat delay/terlambat hanya beberapa jam. Waktu menjadi lebih singkat di saat teknologi mempermudah kehidupan kita. Konsepsi ini menjadi rentan jika kita tidak sadari dan tentunya akan membuat kita menjadi tidak lagi menghargai waktu apa adanya, kita hanya ingin yang tercepat, sangat cepat, paling cepat dan lupa untuk bersama waktu dengan kita. Untuk itu sesibuk apapun anda, andalah yang dapat menyatakan waktu anda sebagai yang penting untuk berlatih atau bukan dan pahamilah resikonya sebelum memutuskannya.
Penulis teringat saat melakukan terapi dengan pendekatan hypnosis terhadap klien yang pernah mendapat perlakukan yang tidak pantas oleh kerabatnya. Sebelum bertemu, penulis mendapat cerita bahwa klien ini tampak tidak bersemangat  untuk hidup, seakan ingin menghabiskan hidupnya dengan tidak wajar. Saat penulis bertemu klien, tampak sekali kesesuaian cerita dengan penampakan fisik dan bahasa tubuh klien. Wajah pucat pasih, air muka kemarahan, nafas yang keras dan pendek, dan fokus mata yang melebar. Awal bertemu dengan klien ini, penulis belum pernah bertemu dengan tipe klien yang cukup menantang ini. Penulis mencoba menenangkan diri sebelum melakukan sesi terapi. Pada sesi terapi, tentu pendekatan yang dilakukan penulis persis yang penulis tuliskan di atas, penulis mengajak klien untuk menenangkan diri, dan kemudian baru mengajak klien untuk kembali mengalami peristiwa yang tidak nyaman yang diderita klien. Ketika klien belum tenang, maka tugas terapis untuk menenangkannya lebih, karena jika belum tenang maka klien akan sulit menjadi pengamat dalam derita yang ia alami. Setelah proses terapi yang cukup panjang kurang lebih 45 menit, klien akhirnya dapat membuat keputusan untuk keluar dari masa lalunya dan memulai hidup baru yang lebih bersemangat, lebih bertujuan dan tentu lebih bahagia.
Demikianlah pentingnya berdamai dengan diri sendiri. Anda dapat hidup lebih baik, lebih berkualitas, dan tidak terseret oleh arus dunia yang tidak bahagia. Berdamailah dengan diri anda sekarang sebelum terlambat. Mulailah berlatih untuk mengaktifkan sensor diri anda, teruslah berlatih sila. Semoga anda berbahagia, semoga kita berbahagia, semoga semuanya berbahagia. Silakan untuk memberi kabar jika diperlukan ke +62 821 80 6969 39 atau email : frengky.goodwill@gmail.com  atau @fb: aryavamsa.frengky



Berkenalan dengan Sang Pikiran


Berkenalan dengan Sang Pikiran
Oleh Aryavamsa Frengky, M.A.
Arahkan pikiran anda maka anda mengarahkan hidup anda



BERKENALAN DENGAN SANG PIKIRAN

Bentuk kehidupan di peradaban manusia sangat erat dengan cara manusia berpikir. Dimulai dari peradaban nomaden di abad prasejarah dimana manusia masih mengandalkan lingkungan tempat mereka hidup tanpa mampu berkreasi hingga akhirnya manusia mengenal api sebagai alat untuk berkreasi dan inilah membuat mereka akhirnya menetap dan berikutnya terbentuklah sebuah masyarakat atau kelompok orang yang menetap. Kemudian dibentuklah hukum, aturan main yang mengikat sang masyarakat serta sistem administrasi kemasyarakatan yang tujuannya mengatur agar sistem kehidupan bermasyarakat menjadi teratur dan saling menghormati.

Inilah secuill cerita singkat bagaimana peradaban manusia diubah dari cara berpikir manusia  yang juga berkembang. Cara kita berpikir sebagai insan pribadi saat ini juga menentukan cara kita hidup. Psikologi humanistik menguatkan dalam penjelasan ini. Sebelum psikologi humanistik berkembang, psikologi behavioristik lebih awal berkembang. Perbedaannya sangat terlihat antara dua pandangan psikologi ini. Behavioristik melihat bahwa manusia lebih banyak dibentuk oleh lingkungan pengaruh dari stimulus yang direspon berkali-kali sehingga membentuk psikologis manusia. Sedangkan humanistik melihat bahwa manusia memiliki andil untuk membentuk psikologis dirinya sendiri, dengan akal yang dimilikinya. Bahkan tokoh pendidikan Nusantara - Ki Hajar Dewantara telah menuliskan tentang daya cipta, rasa, dan karsa yang ada pada manusia.

Hal ini semua berkaitan erat dengan pikiran. Salah satu indera yang tidak dibahas dalam segala pembelajaran biologi sekolah.

Mengarahkan pikiran bukanlah perkara yang mudah dan cepat. Anda perlu proses untuk berkenalan dengan sang pikiran. Kenalkan pikiran anda sendiri dengan melihat hidup anda. Bagaimana anda memilih dan merencanakan untuk memilih? Ini dapat anda lihat sendiri. Saat anda melihat tulisan di buku ini, dan diminta untuk mengamati pikiran anda sendiri tentu ada pikiran yang sedang mengamati pikiran lain.

Pikiran itu layaknya sebuah potongan kue lapis, yang memiliki lapis-lapis yang saling melengkapi. Begitulah pikiran, mereka dapat saling mengamati satu sama lainnya. Dunia yang terbentuk di sekeliling kita pun adalah karya pikiran kita. Ketika anda memimpin dengan cara yang anda pilih pun itu karena pikiran anda.

Cara anda memilih pakaian, memilih makanan, memilih pasangan, memilih profesi pekerjaan itu semua pikiran anda yang memutuskan, namun tidak semua yang kita putuskan adalah diperoleh dari pikiran yang kuat dan sehat serta sadar, sebagian dikarenakan oleh pikiran yang tidak sadar atau bawah sadar. Mengapa? Ketika anda siap atas segala resiko (bukan resiko atas bunuh diri) di dalam hidup yang anda pilih itu menunjukkan anda memahami putusan anda secara sadar. Namun ketika anda menjadi menyesal, sedih, putus asa atas pilihan hidup anda, ini mungkin anda tidak menyadari di awal atas cara anda berpikir.

Berkenalanlah dengan pikiran anda maka anda akan mengenal hidup anda, mengarahkannya, membahagiakannya, mengkaryakannya sehingga dapat membahagiaan banyak orang. Pikiran ini dapat menjadi sangat lembut jika anda merawatnya dengan sehat, namun pikiran pun dapat menjadi sangat liar, keji, kejam dan menghancurkan jika ia tidak dirawat dengan tepat.

Pikiran manusia bisa bekerja layaknya pikiran nabi-orang yang luhur, namun juga dapat bekerja lebih dari binatang buas. Kita perlu sebuah pemahaman yang kuat bahwa pikiran yang sehat itu layaknya sebuah pohon besar yang rindang, yang menjaga tanah agar tidak longsor, menjaga kandungan air yang bersih, memberikan tempat untuk burung-burung bersarang, memberikan buah untuk makan para hewan atau manusia, menyumbangkan oksigen kehidupan, serta juga menumbuhkan tunas untuk keberlangsungan kebaikan. Pikiran sehat yang kuat di kondisi apapun ia akan memberikan kesejukan, kebaikan dan keluhuran.

Sebaliknya pikiran yang liar, sakit dan lemah, ia layaknya tanaman parasit yang hidup menumpang namun merusak inang, kehadirannya merusak kehidupan lain, menjatuhkan, menghancurkan semua dilakukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok, tidak peduli orang lain, atau makhluk lain. 

Berkenalan dengan sang pikiran perlu dilatih dengan memulai untuk menghentikan pikiran-pikiran yang buruk. Lihatlah hidup kita, tentu hidup kita dihiasi dengan berbagai bentuk pikiran di antaranya adalah pikiran yang buruk. Pikiran yang buruk bercirikan pikiran yang tidak terkendalikan. Anda tidak sadarkan diri untuk melihat dampak dari pikiran yang telah muncul dan berkembang. Terkadang anda hanya berpikir ini baik untuk ku, namun anda lupa untuk berpikir apakah ini baik untuk dia, mereka atau banyak orang. Apakah cara ini membuat saya dan mereka hidup lebih baik? Perhatikanlah pikiran mereka pelaku bom bunuh diri. Mereka meyakini dengan kematian mereka di antara orang-orang di sekitarnya, bahkan mereka melakukan bom bunuh diri tidak pernah ditemukan dilakukan di tengah samudra yang kosong tidak ada orang lain, atau di tengah hutan yang sunyi, hampir 100% pelaku bom bunuh diri melakukan tindakannya di tempat keramaian. Apa yang membuat mereka berpikir seperti ini? Mereka tentu menyakini sebuah kebaikan atas perbuatan mereka. Namun dunia ini menjadi rusak jika kebaikan dinilai hanya dalam melakukan pembunuhan atas diri sendiri dan orang lain. Pembunuhan dalam bentuk apapun dalam pencapaian kebahagiaan adalah malapetaka atas peradaban manusia. Pengertian pikiran yang buruk perlu sekali kita pahami sebagai awal yang baik untuk mengenal sang pikiran. Untuk itu perlu kita tegaskan bahwa pikiran yang buruk adalah pikiran yang menyakiti, menyiksa, melukai, merusak kehidupan dirinya dan orang banyak. Kata-kata menyakiti, merusak, melukai dapat diterjemahkan dalam arti yang lebih sempit seperti pikiran yang malas mengembangkan diri untuk lebih baik, malas membuka diri untuk mengetahui pengetahuan yang luas di dunia ini dan berpikiran paling benar, malas untuk belajar mengamati diri sendiri namun lebih senang mencela, mencaci, hingga menghina orang lain.

Pikiran-pikiran buruk yang anda pahami dan kenali melalui penjelasan di atas akan membantu untuk memunculkan pikiran-pikiran baik. Pikiran baik bercirikan dengan pikiran yang selalu tumbuh, segar, memberikan kesejukan, perhatian, kasih sayang, simpati kepada diri sendiri dan juga orang banyak. Pikiran ini senang mencintai kehidupan dirinya dan orang banyak. Mereka sang pikiran baik senantiasa membentuk pribadi yang peduli, perhatian, penuh kasih sayang, simpati. Berdekatan dengan mereka yang memiliki pikiran baik senantiasa menumbuhkan semangat, motivasi, kegembiraan, kebahagiaan dan kekuatan untuk terus berkarya.

Bentuk pikiran berikutnya adalah pikiran yang tenang, pikiran yang luhur. Pikiran ini pikiran yang kaya akan kebaikan, yang terlepas dari ikatan dunia yang tidak pasti. Pikiran ini sangat kuat, tidak goyah, penuh keteguhan dalam keluhuran. Pikiran ini memiliki ciri khas kesadaran atas kehidupan saat ini, tidak ada kekhawatiran akan masa depan, serta bebas dari kenangan-kenangan masa lalu. Pikiran luhur memberikan ketegaran dalam hidup, tidak ada putus asa, kesedihan, kegelisahan, ketakutan atau bentuk pikiran negatif lainnya. Pikiran luhur ini membuka jalan menuju kebahagiaan sejati yang bebas dari ketergantungan akan kondisi, sehingga dimanapun, kapanpun, suasana apapun tidak mengoyahkan kebahagiaan sang pikiran luhur ini.

Berkenalan dengan sang pikiran lebih mudah daripada berkenalan dengan sang teman baru. Lihatlah saat anda membaca buku saku ini tentu indera mata anda menangkap cahaya yang terpantulkan melalui media buku ini, namun sang mata hanya mengenal simbol, mungkin ia memahami huruf per huruf namun sang mata tidak memahami makna kaitan antara huruf yang membentuk kata, rangkaian kata yang membentuk kalimat serta kalimat yang membentuk paragraf. Siapa yang memahami makna ini semua? Tentu itulah pikiran. Begitu juga indera lain ketika sedang bekerja, misalnya telinga anda. Di saat anda mendengarkan musik kesayangan anda, anda dapat memahami ini adalah musik kesayangan anda, dan yang lain bukan, serta di saat anda dapat merasakan isi lagu tersebut anda dapat terbawa suasana lagu tersebut, ini pun kerja sang pikiran. Di saat anda makan, merasakan makanan enak atau tidak itu adalah tugas pikiran, anda memutuskan untuk menolak, menelan, serta memuntahkannya itu pun anda tentukan melalui pikiran anda.

Hampir 100% keputusan yang kita ambil ditentukan melalui cara kita berpikir. Kenapa tidak 100%? Ya karena dunia ini sangat luas, tentu ada faktor Alam Semesta yang juga berperan untuk membantu atau menghalau apa yang kita putuskan, salah satu contoh adalah bencana alam.

Pikiran bekerja tidak hanya atas kerja pikiran saja. Namun pikiran bekerja dibantu oleh indera lain yang sudah lama kita kenal yang dikenal dengan panca indera. Panca indera menjadi pintu masuknya stimulus-stimulus yang dapat mempengaruhi sebuah pemikiran. Sebagai contoh ketika anda kurang sehat, maka indera anda akan merespon stimulus menjadi kurang baik, sehingga pikiran anda tentu menjadi lemah dan cenderung tidak mood alias kurang fit untuk berinteraksi dengan lingkungan. Sebaliknya jika tubuh anda sehat, indera anda sehat, maka respon terhadap stimulus menjadi baik sehingga pikiran anda menjadi mudah untuk berpikir jernih dan lebih in alias lebih bisa berinteraksi dengan lingkungan dengan tepat.

Suatu ketika penulis berhadapan dengan klien yang membutuhkan terapi pikiran. Sang klien mengalami sebuah gangguan pikiran yang membuat dirinya sulit untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar, dan cenderung menjadi murung, malas, serta tidak memiliki semangat untuk melakukan aktivitas. Setelah digali, ternyata sang klien ini memiliki pengalaman jauh sebelumnya dengan situasi perlakuan yang tidak pantas yang dilakukan teman-teman klien. Waktu itu klien dikucilkan, diasingkan, dan diberi sangsi sosial berupa dijauhkan dalam pergaulan. Situasi ini kemudian digeneralisasikan oleh klien ketika masuk ke lingkungan baru dengan sebuah asosiasi jika ada yang tidak menegur maka ini berarti sama dengan situasi di pengalaman terdahulu. Walau kenyataannya bahwa lingkungan baru tidak melakukan pengucilan, pengasingan terhadap klien, tetapi pikiran klien yang lemah membuat klien tak berdaya untuk melihat kenyataan yang sesungguhnya. Terapis pikiran melihat hal ini perlu memfasilitasi klien untuk membangkitkan pikiran lain yang membendung pikiran lemah yang sudah terjadi. Pikiran yang membendung ini perlu dibentuk dengan berbagai strategi agar lebih kuat, lebih memiliki pengaruh serta lebih memiliki kemampuan mengendalikan.

Pikiran yang lemah yang muncul dalam hidup kita dicirikan dengan pikiran yang sering terbawa ke arus masa lalu dan ke arus masa depan. Pikiran yang bergerak ke masa lalu dan masa depan umumnya memunculkan kegelisahan, kekhawatiran, ketakutan, kecemasan yang semuanya berlebihan. Pikiran ini tidak melihat kenyataan hari ini sebagai hari ini, saat ini sebagai saat ini, sekarang sebagai sekarang. Pikiran ini tidak terkendali, mereka muncul dikarenakan adanya kondisi, situasi yang digeneralkan oleh bawah sadar yang berikutnya memberi efek ke pikiran sadar yang lemah untuk mempengaruhi kehidupan mental kita menjadi negatif. Ada juga bentuk pikiran lain yang efeknya membuat kita terlena dengan keadaan, sombong, minder, malas, menunda-nunda, tidak produktif, diam di tempat, hanya puas dengan kualitas yang ada sekarang, tidak ingin berkembang lebih baik. Ini pun bentuk pikiran yang kurang sehat, mengapa? Bentuk pikiran ini sebut saja pikiran terlena, juga merupakan pikiran yang dikendalikan oleh keadaan walau efeknya tidak senegatif pikiran yang terbawa ke arus masa lalu dan masa depan. Kedua pikiran ini adalah pikiran yang membuat kita menjadi budak atas pikiran kita sendiri. Hidup kita dibudaki oleh pikiran kita sendiri yang dibudaki oleh keadaan. Selama kita dibudaki oleh pikiran kita selama itu kita sulit menemukan kebahagiaan sejati dari kehidupan kita. Persis layaknya seorang budak, yang bekerja dan berkarya kalau dimintai oleh majikannya, disiksa kalau tidak melakukannya, kehidupan terasa kosong, tidak ada kebebasan sejati, yang ada hanya ketakutan, kekhawatiran, kepuasan sesaat, kecemasan, kelelahan karena sepanjang hayat hanya menjadi budak.

Stephen Covey dalam bukunya 7th Habits of Highly Effective People sebagian orang tidak atau jarang sekali menggunakan bagian dari dirinya yang disebut sebagai free will, atau kebebasan keinginan mereka. Stephen menggambarkan bahwa setelah stimulus atau rangsangan diterima sering kali kita langsung merespon tanpa pernah memberikan kesempatan pikiran kita untuk mencerna, merenung, mengkalkulasi. Inilah bagian dari upaya agar kita menjadi majikan atas pikiran kita sendiri, atas hidup kita sendiri. Saat ini juga kita terbiasa melihat ketika terjadi kesalahan atau kegagalan dalam upaya kita, kita menyalahkan keadaan, lingkungan, dan orang lain. Ini pun salah satu bentuk betapa kita dibudaki oleh pikiran kita sendiri. Ada pula di antara kita, jarang sekali bangga atas keberhasilan kita dan sering kali keberhasilan itu dijawab sebagai kebetulan atau sudah diatur dan ini pun bentuk pikiran yang dibudaki oleh keadaan, kita tidak benar-benar merdeka atas diri kita sendiri. Gagal atau bangga itu adalah bagian kehidupan yang perlu ditemukan, dirasakan, diambil sebagai bagian dari proses kehidupan. Pikiran yang kuat, selalu menerima kedua kondisi sebagai sebuah proses kehidupan dan bukan mengalihkan mereka, dengan berpikir kalau gagal itu karena mereka dan kalau berhasil juga karena mereka, bukan demikian. Anda perlu menerima kegagalan sebagai kesalahan anda, dan keberhasilan sebagai upaya anda. Dengan penerimaan ini tentu membuat pikiran anda lebih kuat untuk hadapi kegagalan dan juga terus berupaya untuk lebih berhasil lagi.

Stop menjadi budak atas pikiran anda sendiri, mulailah dengan menjadi majikan atas pikiran anda sendiri. Anda tentu perlu latihan untuk menjadi majikan atas pikiran anda sendiri. Penulis pun masih terus belajar, berlatih untuk menjinakan pikiran yang terus bergerak dan memberi pengaruh atas kehidupan ini.

Melatih pikiran dimulai dari melatih fisik anda. Ketika fisik anda yang tampak tidak dapat anda latih dengan baik tentu sulit mengharapkan pikiran anda menjadi jinak atau terlatih karena pikiran bentuknya tidak dapat anda lihat dengan mata, pikiran adalah energi yang dapat disebut juga sebagai metafisika. Untuk itu mulailah dengan melatih fisik anda dengan menjaga pintu indera anda. Lihatlah indera anda, apakah mereka sangat tergantung dengan hal-hal yang menyenangkan saja, apakah mereka saat ini dalam keadaan terlena? Pernah kah indera anda berpuasa? Beranikah anda melepaskan kebiasaan menonton, mendengarkan musik yang keseringan, mengendalikan makanan yang anda makan, serta latihan indera lain. Kendalikan indera anda, inilah latihan fisik yang mampu membuat pikiran anda lebih tenang. Kendalikan mata anda untuk melihat hal-hal yang membuat anda lebih terkendali, kendalikan telinga anda untuk mendengar yang membuat anda waspada, kendalikan lidah anda untuk makan yang memberikan kesadaran pada anda, kendalikan kulit anda untuk merasakan sentuhan yang menguatkan kendali anda serta kendalikan objek hidu anda agar anda dapat menghidu energi yang baik untuk kesadaran diri anda.

Indera yang anda latih sehingga anda dapat mendapatkan sensasi kesadaran, merupakan tahap awal yang dapat anda lakukan agar anda menjadikan pikiran anda sebagai majikan, bukan lagi budak dari keadaan. Latihan ini terasa sulit di awal, dan ini adalah hal yang wajar, semua bentuk latihan di awal akan terasa sulit, anda cukup belajar dari seorang bayi yang terus melatih dirinya hingga bisa berdiri, berjalan dan berlari. Mereka –sang bayi tidak pernah berhenti untuk berlatih, walau mereka sudah sering terjatuh, luka, dan segala sakit yang mereka alami, namun mereka tidak berhenti untuk terus dan terus mencoba hingga mereka bisa mencapai kemandirian dalam berdiri, berjalan dan berlari.

Latihan berikutnya untuk membuat pikiran kita menjadi majikan adalah pemilihan kosa kata. Perhatikanlah ketika anda diminta untuk melakukan suatu tindakan sebagai berikut,”Pikirkanlah buah yang bukan tomat, maka anda dapat melihat betapa tomat itu ada dipikiran anda, padahal intruksinya adalah jangan pikirkan tomat. Mengapa tomat yang muncul? Dari contoh sederhana ini, anda dapat memahami bahwa kosa kata yang digunakan dengan kata tidak sulit diterjemahkan secara langsung oleh sang pikiran. Sekarang jika intruksi diubah menjadi, “Pikirkanlah pisang sekarang”, maka tentu anda tidak akan berpikir tomat, namun langsung berpikir pisang. Pemilihan kata yang tepat mampu mengarahkan pikiran ke arah yang tepat. Pikiran menjadi tajam ketika anda memberikan asupan kata-kata yang kuat, langsung dan rutin. Sebagai contoh lain, ketika anda sering memberikan asupan kata-kata yang membangkitkan diri anda, seperti,”Ayo saya bisa, semakin hari saya bisa mencapai impian saya”, kalimat ini tentu memberikan kekuatan kepada pikiran anda untuk terus mencoba dan melakukan tindakan yang mengarah ke impian anda. Namun jika anda sering menggunakan kalimat melemahkan seperti,”Sudahlah, aku sudah mencoba tapi gagal dan gagal, mungkin aku tidak digariskan untuk hidup gagal”, kalimat ini merusak pikiran anda untuk berkembang, yang ada hanyalah keputusasaan, tiada kesempatan untuk membuat diri anda untuk bangkit, dan tentu anda semakin jauh dari harapan anda sendiri.

Pilihan kata-kata sangat berarti bagi sang pikiran. Pikiran memiliki algoritma atau susunan bahasa pemograman yang memahami arti kata per kata yang dipahami dengan aturan sederhana. Kata-kata yang kita gunakan perlu menggunakan kalimat yang langsung, dan kalimat aktif. Seperti contoh,”sekarang hidupkanlah saklar warna merah itu!” ini contoh kalimat langsung dan aktif. Berbeda dengan kalimat berikut,”Saya kira, mungkin nanti boleh kamu coba tidak matikan saklar yang merah itu!”, ini contoh kalimat yang tidak langsung, tidak pasti dan tidak aktif. Seringkali kita menggunakan kalimat dalam pembicaraan menggunakan kalimat-kalimat yang tidak langsung, serta menunjukkan ketidakpastian. Kata-kata mungkin, barangkali, kira-kira. Keraguan kita banyak sekali untuk menggunakan kata-kata tersebut, sehingga kita menjadi pribadi ragu-ragu, serta akhirnya memiliki kebiasaan penunda kesuksesan kita sendiri. Memang hidup ini tidak pasti, namun hidup ini patut diperjuangkan menuju kepastian rencana dan kepastian tindakan yang kita lakukan.

Latihan berikutnya untuk menguatkan pikiran kita adalah dengan melakukan pelatihan mengajak sang pikiran untuk fokus ke satu titik dan mengabaikan lainnya. Seperti berlatih mengamati program pekerjaan, mengamati objek pekerjaan, mengamati satu hal atau jika sulit silakan untuk melatih pikiran untuk mengamati nafas anda sendiri yang diawali dengan berlatih meditasi. Untuk awal, kita perlu melatih mengamati nafas kita dalam kondisi yang kita buat dengan menciptakan kondisi yang tenang, tanpa keramaian, cukup sunyi. Anda dapat lakukan pengamatan nafas dalam posisi duduk bermeditasi. Anda dapat memilih posisi duduk yang nyaman dan waspada, mata anda dapat anda tutup dengan bola mata mengarah ke bawah, punggung anda tegak lurus dengan alas anda duduk, kaki dan tangan anda dalam posisi relaks dan waspada, lidah anda menempel ke langit rongga mulut. Anda dapat memulai meditasi dengan sederhana cukup di suatu tempat yang tenang, tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap, pastikan anda memilih waktu, tempat dan kondisi yang tepat untuk anda sendiri. Latihlah meditasi dengan memulai menetapkan posisi duduk anda, atau posisi lainnya (setelah anda mahir). Lakukan secara kontinyu atau berlanjut hingga anda mendapatkan sense atau pengalaman mengamati nafas secara natural.

Hampir semua pemula dalam bermeditasi di awal tentu mengalami hal yang sama yaitu  sulit untuk duduk secara diam 100%, ada saja gerakan yang dilakukan sebagai respon reaksi tubuh yang tidak nyaman dan belum tenang, seperti kesemutan, gatal-gatal, kepanasan, kedinginan, perasaan membesar, mengecil, perasaan tertusuk-tusuk, apapun reaksi tubuh ini akan muncul sebagai hal yang wajar ketika kita memutuskan untuk duduk diam bermeditasi. Belum lagi godaan lainnya muncul dari sang pikiran sendiri yang memikirkan hal lain seperti memikirkan pekerjaan, keamanan rumah, rencana untuk besok, terkenang atas masa lalu, mengasosiasikan segala bentuk bunyi dengan hal-hal yang menakutkan, teringat-ingat wajah kekasih, atau musuh, dan bentuk pikiran lainnya. Ini semua adalah hal yang wajar dialami oleh mereka yang memulai untuk bermeditasi.

Mulailah bermeditasi dengan persiapan yang baik, pastikan anda telah merencanakan untuk bermeditasi secara rutin, di waktu yang tepat, dan di kondisi yang mendukung anda. Anda tidak perlu memaksa diri anda untuk bermeditasi dan juga anda tidak perlu meminta sesuatu perubahan atau mengharapkan mujijat terjadi ketika anda bermeditasi. Tugas anda hanya berlatih untuk mengamati nafas saja. Itu saja.

Ketika anda bermeditasi untuk mengamati nafas, anda dapat memulai dengan mengamati poster tubuh anda dari kepala hingga ujung kaki, amatilah keadaan mereka yang relaks dan waspada. Kemudian anda dapat memulai untuk mengalihkan pikiran anda kepada nafas yang masuk dan keluar dengan memulai menarik nafas yang panjang, dan mengeluarkan nafas yang panjang juga agar pikiran anda terpusat ke nafas. Lakukan hal ini (penarikan dan pengeluaran nafas yang panjang) dalam beberapa menit dengan tujuan agar pikiran anda mulai terarah untuk mengamati nafas. Setelah pikiran terarah, anda dapat memulai dengan mengamati nafas secara alami, natural. Bernafaslah secara alami dan mulailah untuk mengamati nafas alami ini, anda cukup tahu nafas yang masuk, nafas yang keluar. Segala jenis nafas ini tidak perlu anda label atau beri nama, baik itu nafas panjang, nafas pendek, nafas tergesa-gesa atau apapun bentuk nafas, tugas anda hanya mengamati saja, lakukan hal ini secara terus menerus.

Suatu ketika dalam perjalanan meditasi, pikiran anda tentu akan bergerak ke sana kemari, mengarah ke masa lalu atau masa depan, tidak ajeg, terus bergerak. Ini adalah sifat alami pikiran yang tidak terlatih. Untuk itu anda cukup sadari, dan ajak kembali pikiran untuk fokus ke nafas yang masuk dan nafas yang keluar. Kemudian, ada saat-saat ketika anda merasakan tubuh anda seperti berat sekali atau ringan sekali atau anda merasa ada orang lain atau apapun rasa yang muncul, anda cukup waspada dan kembalilah ke nafas masuk dan nafas keluar. Lakukanlah latihan ini terus menerus hingga minimal 15 menit, atau 30 menit hingga 1 jam. Latihan ini sangat baik untuk menguatkan pikiran anda agar dapat dikendalikan dengan baik.

Kesulitan awal dalam bermeditasi pasti terjadi, dan membuat anda berhenti bermeditasi. Inilah bagian dari pikiran yang membudaki kita untuk membiarkan mereka liar. Persis seekor monyet hutan yang liar, sebelum anda jinakan tentu anda akan memberikan kandang yang kuat agar sang monyet paham siapa majikannya, juga anda mungkin saja memberikan rantai besi yang kuat untuk membuat sang monyet tidak bergerak terlalu rutin. Meditasi seperti kandang atau rantai besi tersebut yang membuat sang pikiran tidak berkelana tanpa arah. Tentu pikiran yang berkelana yang dikandang dan dirantai emasi tersebut akan berontak, loncat-loncat, marah, teriak-teriak dan segala reaksi penolakan. Inilah yang akan anda hadapi ketika anda memulai meditasi. Andalah majikan atas hidup anda sendiri, anda yang tentukan jalan yang terbaik untuk hidup anda.

Bapak Psikologi dunia Sigmund Freud yang menyatakan dalam teori tentang pikiran atau mental bahwa pikiran terbagi menjadi tiga yaitu pikiran sadar (conscious mind), pikiran prasadar (preconscious) dan pikiran tak sadar (unconcious). Beliau menambahkan bahwa pikiran bawah sadar memiliki potensi yang besar layaknya sebuah gunung es yang ada di lautan luas, pikiran bawah sadar adalah bagian di bawah permukaan laut yang memiliki volume yang lebih besar daripada pikiran sadar dan prasadar yang berada di atas permukaan laut yang tampak. Volume yang besar dari pikiran tak sadar atau bawah sadar ini menunjukkan bawah pikiran bawah sadar memiliki pengaruh yang besar atas kehidupan seseorang dalam menjalankan kehidupannya.

Pikiran bawah sadar memuat kebiasaan, emosi, memori jangka panjang, serta sistem keyakinan. Ketika pikiran bawah sadar ini tidak pernah disadari maka kita tidak pernah keluar dari rangkaian masa lalu dan terus terlilit menjadi pribadi yang terus menerus mengalami hal yang sama di masa lalu. Jika masa lalu adalah kebaikan atau prestasi atau kesuksesan maka hal baik kita terus berlanjut dengan taraf yang tidak melebihi lebih dari yang dahulu, namun jika masa lalu kita adalah hal yang buruk, traumatis yang menyedihkan maka kita sulit untuk keluar dari keterpurukan tersebut dan terkesan hidup seperti selalu mendapatkan kesialan yang berulang, kesedihan yang tak berujung.

Pikiran bawah sadar perlu kita tembus, kita sadari dengan kekuatan pikiran sadar yang melewati pikiran prasadar. Pikiran bawah sadar dapat kita tembus dengan cara menguatkan pikiran sadar dan melatih pikiran sadar untuk menyadari setiap tindakan yang kita lakukan dengan cara membiasakan diri dengan membuat rencana, melaksanakan rencana, memonitoring tindakan atas rencana yang dibuat dan mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan sebagai bahan untuk membuat rencana berikutnya.

Sebagai terapis pikiran, kami belajar untuk mengenal pikiran bawah sadar dengan mengajak pikiran sadar memahami kondisi yang diterima saat ini dan membangun jembatan menuju ke bawah sadar dengan pendekatan perasaan yang muncul saat ini. Perasaan menjadi pintu yang baik untuk mengenal pikiran bawah sadar. Perasaan yang intens baik mendukung atau mengganggu kehidupan kita, memiliki koneksi yang baik terhadap pikiran bawah sadar. Jika kita mengenal dengan baik perasaan kita saat ini, perasaan tersebut bisa menjadi guide yang dapat menuntun kita menuju pikiran bawah sadar.

Pikiran bekerja lebih mudah ke arah SMART way. Apa itu SMART way? SMART adalah kependekan dari Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Timely.

Pikiran lebih mudah bekerja untuk hal yang spesifik atau ke satu titik bukan ke luasan yang menyebar. Ketika anda memilih cita-cita hidup anda, tentu anda perlu memastikan cita-cita anda itu mungkin untuk dicapai dan bukan seperti ungkapan yang perlu di ralat, “Gantunglah cita-cita mu setinggi langit”, dahulu mungkin orang memperkirakan bahwa langit dapat dicapai, namun kini sains sudah membuktikan bahwa langit itu tak terjangkau sangat sulit dicapai dan tidak berbatas. Untuk itu gunakan ungkapan yang terupdate yaitu,”Capailah cita-cita mu setinggi mungkin”. Kata mungkin adalah probabilitas yang memastikan ada kesempatan untuk mencapai sang cita-cita, kata gantung diganti dengan capai karena ketika kita mengantung cita-cita kita terkesan kita enggan untuk mencapainya, dan kata tersebut membuat pikiran kita sulit untuk langsung mengarah ke satu kegiatan pencapaian cita-cita, untuk itu langsung kita ganti kata gantung dengan capai agar mengarahkan pikiran kita langsung untuk sebuah tindakan mencapai cita-cita.

Pikiran yang tertuju ke satu titik sangat membantu kita untuk mengerahkan segala upaya menuju titik tersebut. Persis ketika anda ingin menghabiskan waktu anda untuk berlibur, tentu anda akan memilih tempat yang spesifik di antara ribuan tempat lainnya, sehingga membantu anda untuk mengarahkan langkah anda untuk mencapai tempat tersebut. Stop menggunakan kalimat umum untuk merangkai impian anda. Contoh kalimat umum yang sering penulis jumpai saat memberikan workshop mindset ke beberapa peserta di antaranya, “Aku ingin menjadi orang yang berguna untuk keluarga, bangsa dan negara”, “Aku ingin membahagiakan orang tua ku”,”Aku ingin menjadi orang kaya”,”Aku ingin jadi pengusaha sukses”,”Aku ingin menjadi istri yang membahagiakan suami”,”Aku ingin setia kepada Tuhan”, dan lainnya. Kalimat ini sulit sekali mengarahkan pikiran untuk mengkaryakan tindakan yang kongkrit. Pikiran perlu ekstra waktu dan mengira-ngira arah dari kalimat tersebut. Buatlah kalimat hidup anda lebih spesifik dengan menggunakan kata kunci kongkritkan kalimat tersebut ke arah tindakan yang khusus. Contoh untuk kalimat, “Aku ingin menjadi orang yang berguna untuk keluarga, bangsa dan negara”, kalimat ini dapat kita kongkritkan menjadi, “Aku ingin menjadi kepala desa di sebuah desa tempat aku dilahirkan”. Menjadi kepala desa tentu anda memiliki peluang yang lebar untuk menjadi orang yang berguna bagi keluarga anda, bangsa dan negara. Sekarang anda dapat gunakan pikiran anda untuk menganalisa kedua kalimat di atas, anda tentu akan menemukan hal yang mudah untuk anda lakukan ketika anda memilih kalimat kedua, “Aku ingin menjadi kepala desa di sebuah desa tempat aku dilahirkan”. Kalimat ini langsung mengarahkan anda untuk belajar bagaimana menjadi seorang kepala desa, dan tentu anda akan memilih sikap, informasi, nara sumber dan bahan-bahan lainnya yang mengarahkan anda untuk menjadi kepala desa. Spesifikan cara anda berpikir, arahkan pikiran anda ke bagian yang spesifik, sehingga memudahkan anda untuk membentuk pikiran berikutnya dalam merencanakan, hingga merealisasikan yang anda pikirkan. Metode menspesifikan pikiran dapat dilakukan dengan belajar mencari kekhususan dari sesuatu yang umum. Anda dapat berlatih dengan membuat pertanyaan kepada pikiran anda sendiri, apakah kalimat yang anda katakan ini dipahami dalam bentuk tindakan yang terarah? Apakah kalimat tersebut melahirkan rencana yang jelas? Apakah kalimat tersebut memastikan anda untuk memilih?

Pikiran yang spesifik perlu dikuatkan dengan ukuran-ukuran yang mungkin. Measurable bermakna dapat diukur atau dapat dikalkulasi secara ukuran yang pasti. Pikiran spesifik dan memiliki ukuran yang pasti membuat anda lebih terang dalam melangkah dan juga membuat anda lebih mengevaluasi pikiran anda. Saat anda ingin menjadi kepala desa di desa tempat anda dilahirkan, anda dapat menambahkan ukuran di kalimat ini menjadi, “Aku ingin menjadi kepala desa di desa kelahiran ku pada saat aku lulus kuliah sarjana nanti”. Ukuran dapat berupa waktu, angka/jumlah, bobot/volume, jenis kegiatan, lokasi suatu tempat, jarak dan lainnya. Anda dapat menanyakan kalimat berikut untuk memastikan pilihan kalimat pikiran anda memiliki ukuran atau tidak, “Seberapa besar yang ingin kucapai?”, “Berapa lama aku dapat capai?”,”Apa saja yang perlu ku siapkan untuk mencapainya?”, ”Bagaimana aku mencapainya? ”. Ukuran yang tepat membantu pikiran kita lebih fokus untuk memastikan pencapaian apa yang direncanakan pikiran.

Ukuran yang kita buat tentu bukan ukuran yang tidak pasti, tidak sesuai dengan kemampuan kita di masa depan, juga bukan ukuran yang asal buat tanpa pertimbangan situasi dan kondisi di masa depan. Ukuran harus memenuhi syarat untuk dapat dicapai atau achievable. Ukuran yang dapat dicapai tentu bukan yang dapat dicapai sekarang saja, namun jika kita memikirkan untuk masa depan, anda perlu membuat prediksi ukuran yang mungkin untuk dicapai di masa depan. Gunakanlah parameter yang tepat untuk melihat kemungkinan pencapaian ukuran yang anda harapkan. Beberapa parameter seperti kondisi lingkungan, perkembangan teknologi, peradaban yang ada, kebiasaan manusia pada umumnya, regulasi negara, kondisi rumah tangga, potensi anda saat ini, upaya anda saat ini, dan lainnya. Sebagai contoh kalimat pikiran di atas, “Aku ingin menjadi kepala desa di sebuah desa tempat aku dilahirkan setelah aku lulus kuliah tepatnya pada tahun 2020”. Kalimat ini menjadi kalimat yang kuat sekali mendorong anda untuk mengapai atau merealisasikannya. Ukuran dari kalimat ini telah disempurkan dengan menambahkan ukuran yang mungkin dicapai yaitu 2020. Kenapa tidak 2017, 2018? Tentu kita membuat angka terukur yang mungkin untuk dicapai dengan melakukan pertimbangan. Mungkin di tahun 2017, anda baru selesai kuliah belum ada pengalaman berorganisasi di desa anda, juga anda belum dikenal banyak oleh masyarakat anda, untuk itu anda perlu untuk menyesuaikan diri, mempromosikan diri dengan terlibat dengan kegiatan desa. Dengan pilihan ukuran yang mungkin dicapai menguatkan anda untuk lebih dekat dengan apa yang anda rencanakan.

Pikiran anda saat ini telah belajar agar spesifik, memiliki ukuran, ukuran yang dapat dicapai berikutnya yang juga tidak kalah penting adalah apakah nyata atau maya-kah  pikiran anda yang anda buat? Bentuk pikiran realistik atau nyata perlu dikembangkan dalam memastikan untuk memperbesar peluang kesuksesan cara kita berpikir. Ingat bahwa hidup ini tidak ada yang pasti, namun hidup ini hadir dengan segala macam pengetahuan dan ajaran yang fungsinya untuk memperbesar peluang kesuksesan anda. Kalimat di atas, “Aku ingin menjadi kepala desa di sebuah desa tempat aku dilahirkan setelah aku lulus kuliah tepatnya pada tahun 2020” perlu dikaji atas kenyataanya. Tanyakanlah dalam pikiran anda, “Apakah di tahun 2020 desa ku masih ada?”, Apakah pekerjaan sebagai kepala desa adalah pekerjaan yang memang ada di tahun 2020?”. Tanyakan kerealistikan atas bentuk pikiran anda, sehingga anda terhindari dari sesuatu yang maya atau yang tidak nyata di kehidupan anda. Kenyataan sangat dekat dengan kekiniann yang ada. Misal dahulu Wright brothers penemu pesawat terbang yang bermimpi ingin melayang di udara, mungkin sebagian orang yang mendengar mimpi tersebut mengatakan bahwa mimpi mereka tidak realistik atau maya. Bagi Wright mereka melihat bahwa dengan berkembang pesatnya mesin di abad revolusi mesin, membuat mereka yakin kerealistikan mimpi mereka dengan memadukan segala mesin yang ada untuk membuat sebuah benda melayang di udara. Steve Jobs dengan Applenya pun memiliki imajinasi yang realistik walau terkesan oleh banyak orang bahwa imajinasi Steve jauh dari realita. Namun steve piawai dalam memadukan segala teknologi yang berkembang untuk mewujudkan imajinasinya dalam membuat smartphone Iphone generasi pertama yang menghebohkan dunia. Realistik bukan melulu harus nyata saat ini, realistik dapat nyata di kemudian hari, namun dengan dukungan segala hal yang ada saat ini.

Pikiran yang spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realistik perlu untuk dituntaskan dengan agenda perencanaan yang sistematis. Untuk itu kita perlu menerapkan timely – ketepatan waktu pencapaian. Agendakan segala hal yang anda pikirkan dengan waktu yang tersusun dengan baik. Sebagai contoh dari kalimat di atas, “Aku ingin menjadi kepala desa di sebuah desa tempat aku dilahirkan setelah aku lulus kuliah tepatnya pada tahun 2020”, tahun saat ini adalah 2017, maka anda memiliki 3 tahun untuk mencapai kalimat pikiran tersebut. Untuk pencapainya tentu anda akan membuat agenda mundur dari tahun 2020, apa yang akan anda lakukan di tahun 2019, 2018 hingga di tahun ini. Anda juga dapat mendetailkan sampai ke satuan waktu terkecil, misal bulan, minggu, hingga hari atau jam. Agenda ini menguatkan bentuk pikiran anda untuk lebih disiplin dan tekun dalam pencapaian yang anda pikirkan. Susunlah agenda hidup anda, cermatlah agar anda benar-benar memanfaatkan waktu anda untuk hidup dan berkehidupan.

Pikiran layaknya magnet dalam kehidupan kita. Perhatikanlah jika anda sering berpikir yang baik tentu kehidupan anda akan menjadi baik, sebaliknya jika anda berpikiran tidak, tentu hidup anda cenderung menjadi tidak baik. Penulis menuliskan pikiran baik tidak sama dengan berpikir positif, kedua hal ini sangat berbeda. Berpikir baik tidak selalu positif, namun berpikir positif bukan pikiran yang baik selalu. Hm.... sedikit membingungkan ya?.. berpikir positif itu baik, namun sering kali berpikir positif itu melupakan realita yang ada, sebagai contoh ketika anda ditolak bekerja di sebuah perusahaan yang anda tuju, maka berpikir positif akan mengatakan penolakan ini sebagai hal yang baik untuk belajar ditolak agar anda tidak putus asa. Namun kadang kala pikiran positif ini lemah dalam mengkaji lebih dalam mengenai faktor-faktor lain yang menyumbang kegagalan anda. Pikiran positif lebih sering menekan perasaan anda untuk merasakan kekecewaan, dan sekutunya. Jika terus dilakukan, anda akan sulit melihat kenyataan diri anda, dan bahkan anda akan menjauh dari pribadi anda yang sesungguhnya sehingga dapat berdampak kepada ilusi diri atau sederhananya anda menjadi orang yang tidak tahu diri sendiri dan anda rentan untuk melakukan pengabaian atas diri anda sendiri.

Untuk itu perlu anda pahami berpikir positif itu baik namun adalah lebih baik anda berpikir yang baik yang melihat hidup kenyataan secara hampir utuh. Ketika anda mendapat kegagalan lihatlah kegagalan ini anda ikut menyumbang dengan porsi yang besar, pelajari kegagalan tersebut, gali segala faktor yang menyebabkan anda gagal, di saat itulah anda siap untuk tidak gagal dalam hal yang sama namun mungkin berhasil di kondisi yang sama atau gagal di kondisi yang berbeda.

Kenali sang pikiran yang senatiasa bersama anda. Beri ia waktu untuk dilatih, dikuatkan dan dikelola agar hidup anda lebih baik dan berkualitas. Semoga tulisan di buku saku ini memberikan manfaat untuk persahabatan anda dengan pikiran anda, semoga pikiran anda sudah anda temukan, dan berikutnya dapat anda arahkan sehingga menguatkan anda untuk berani hidup dalam penghidupan yang senantiasa menantang. Mohon maaf jika ada kata yang tidak berkenan dalam tulisan ini, mohon dibagikan jika ada hal baik dalam tulisan ini, semoga saya, anda, kita semua berbahagia selalu. Jika ada pesan dan kesan dapat disampaikan ke facebook:aryavamsa.frengky, atau frengky.goodwill@gmail.com atau wa 082180696939. Terima kasih.

Sederhana Itu Indah

Sederhana Itu Indah Oleh Aryavamsa Frengky, M.A. Bebaskan keruwetan anda dengan hidup sederhana Sederhana Itu Indah O...